SUKABUMIUPDATE.com - Peserta didik merupakan individu yang akan dipenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan sikap dan tingkah lakunya karena peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran. Dalam kehidupan manusia yang mempunyai kedudukan sebagai makhluk individu juga makhluk sosial, mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembinaan akhlak.
Lalu , bagaimana membina akhlak? Secara umum dimulai dari perencanaan (planning), organisir(organizing), dilaksanakan (actuating) dan dinilai (evaluating).
Kemajuan teknologi saat ini adalah hal yang sangat tidak bisa dihindari, seiring perkembangan zaman teknologi pun semakin canggih. Seperti kasus yang terjadi di SDN Masbagik Timur kelas 6 tahun pelajaran 2020/2021 yaitu sangat berpengaruh dalam penggunaan gadget terhadap perkembangan emosional dan akhlak peserta didik.
Di era globalisasi ini menguasai teknologi itu keharusan bagi manusia di zaman sekarang. Sangat penting Generasi muda saat ini merupakan generasi yang punya tantangan untuk berbuat dan menjadi lebih baik.
Baca Juga: Malas Pakai Sunscreen? 10 Kebiasaan Ini Bisa Membuat Wajah Terlihat Tua!
Salah satu penyebabnya adalah gadget. Gadget bukan barang mewah lagi melainkan sudah menjadi kebutuhan primer manusia dan hampir dimiliki setiap kalangan dewasa, remaja hingga anak sekolah dasar pun banyak menggunakannya.
Hal ini menyebabkan dampak positif maupun negatif. Positifnya komunikasi menjadi lebih mudah, tapi negatifnya lebih cenderung main game selain itu media sosial seperti YouTube Instagram Tik tok (apalagi siswa di bawah umur) hal itu menyebabkan perilaku peserta didik menyimpang karena mengaksesnya menjadi memburuk. Selain gadget bisa terjadinya kekerasan di sekolah (bullying, tawuran), melanggar tata tertib (menyontek, merusak fasilitas), bahasa kasar, dan kurangnya rasa hormat.
Nah, itulah pentingnya akhlak dalam kehidupan. Berikut panduan perilaku akhlak yang harus diperoleh peserta didik:
1.ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.Jujur
3.Amanah,
4.Disiplin
5.Santun
6.Toleransi
7.Tanggung jawab
8.Mandiri.
Baca Juga: 7 Dampak Negatif Keramas Setiap Hari, Rambut Jadi Gampang Kusut!
Tapi untuk melakukan hal tersebut kita juga perlu implementasi sebagai upaya mewujudkannya, yaitu sebagai berikut;
1.Pendidikan akhlak
Menjadi kepribadian muslim, dilihat dari unsur kepribadian menurut Ahmad Marimba adanya
spek kejasmanian = cara berbuat/cara bicara; Aspek kejiwaan = cara berpikir, sifat, minat; aspek kerohanian yang luhur = filsafat hidup dan kepercayaan.
2.Integrasi ilmu sains dan agama
Mata pelajaran PAI berurusan dengan Tuhannya selanjutnya akhirat dan sains berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia, hal tersebut punya keterkaitan satu dengan lainnya.
3.Pengembangan program pendidikan karakter
Pembinaan akhlak dengan kultum (kuliah 7 menit)
Baca Juga: 10 Sikap yang Membuat Orang Lain Merendahkan Harga Diri Kita
4 .Contextual teaching and learning ( CTL)
Konsep belajar membantu guru yang menghubungkan antara mapel yang diajarkan dengan sesuatu nyata siswa
Misalnya belajar wudhu
Lalu bagaimana upaya kita untuk mengimplementasikan akhlak yang baik bagi peserta didik. Dibawah ini kita akan membahas secara rinci:
1. Guru dan orang tua menjadi suri tauladan
2. Tradisi mengucapkan salam dan mencium tangan guru
3. Berbusana (pakaian yang sopan/sesuai peraturan )
4. Berdoa (sebelum pelajaran)
5. Melakukan sholat duha, sholat fardhu
6. Pemanfaatan teknologi (nilai positif= pembelajaran yang interaktif, game edukatif dan media sosial yang positif).
Baca Juga: 10 Ciri Orang Tidak Bahagia Karena Sulit Menolak Permintaan, Gak Enakan!
Terdapat korelasi teori yang menyatakan bahwa guru menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak yang baik, dan memberikan teladan kepada siswanya dengan akhlak yang baik sering disebut Uswatun hasanah (contoh yang baik).
Akhlak dalam kehidupan sangat penting. Apabila akhlak seseorang baik maka sejahtera dan damailah lahir batinnya, jika buruk akan rusak lahir batinnya. Oleh karena itu, akhlak merupakan salah satu kunci jatuh bangunnya peradaban suatu bangsa dan merupakan cerminan bagaimana kondisi suatu agama dan bangsa di masa depan.
Penulis: Tsalytsa Endjune El Layl, Salma Santika, Ariz Alshimembri, Riyani Setiawan (Mahasiswa PGSD Universita Muhammadiyah Sukabumi) - Dosen Pengampu: Elnawati M.Pd.