SUKABUMIUPDATE.com - Mendengar komentar negatif tentang penampilan dapat memengaruhi citra tubuh dan membuat Anda merasa cemas dan rendah diri.
Namun, ada cara untuk mengatasi rasa malu karena gemuk atau komentar kritis lainnya, dan mencapai penerimaan terhadap tubuh Anda.
Melansir helpguide.org, mempermalukan tubuh melibatkan penghinaan terhadap seseorang dengan memberikan komentar yang tidak pantas atau negatif tentang ukuran atau bentuk tubuh mereka.
Selain "mempermalukan tubuh karena gemuk,", korban body shaming mungkin juga mendengar komentar negatif jika mengalami kekurangan berat badan atau merujuk pada bagian tubuh tertentu.
Kritik body shaming semacam ini dapat ditujukan kepada orang lain atau diri Anda sendiri. Korban body shaming mungkin merasa tidak puas dengan berat badan atau penampilan tubuh sehingga berujung menghakimi diri sendiri dengan keras. Anda bahkan mungkin terlibat dalam pembicaraan negatif dengan diri sendiri, seperti "Saya merasa sangat gemuk hari ini" atau "Saya harus berhenti makan banyak."
Baca Juga: Bioskop Cibadak Dibuka Agustus 2024! Intip Cerita Film Layar Tancap di Sukabumi
Tindakan perilaku body shaming dapat dilakukan secara langsung atau jarak jauh melalui internet dan media sosial dan dapat dilakukan oleh orang tua, saudara kandung, teman, atau orang yang tidak dekat sekalipun.
Bahkan dalam cara bercanda, komentar tentang apa yang Anda makan atau berapa banyak makanan yang Anda konsumsi merupakan bentuk penghinaan terhadap tubuh. Memberikan saran tentang diet atau memuji penurunan berat badan juga dianggap sebagai penghinaan terhadap tubuh, baik disengaja maupun tidak.
Sering kali, teman dan anggota keluarga Anda tidak ingin menyakiti perasaan Anda, tetapi komentar mereka tetap bisa bersifat kritis. Mereka mungkin tidak menyadari efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan seperti "Apakah berat badan Anda turun?" atau "Apakah Anda benar-benar perlu makan semua itu?".
Meskipun tidak ada yang kebal terhadap tekanan masyarakat untuk berpenampilan tertentu, seharusnya komentar tentang tubuh tidak diperlukan dalam konteks apa pun.
Soal body shaming, apakah penghinaan terhadap tubuh dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain, ada cara untuk mengatasi masalah tersebut, membangun sikap positif terhadap tubuh, dan belajar memandang diri sendiri dengan cara yang lebih baik dan realistis.
Baca Juga: Masalah Serius Akibat Obesitas yang Tidak Boleh Diabaikan, Ada Resiko Kanker!
Budaya “selfie” saat ini menekankan kecantikan luar dan kita terus-menerus dibombardir dengan gambar-gambar selebriti glamor di majalah, iklan, acara TV, dan jenis media lainnya.
Apa yang Anda lihat setiap hari di TikTok, Facebook, dan Instagram tentu saja dapat membuat Anda merasa iri terhadap orang lain atau memfokuskan pikiran pada penampilan fisik dan kekurangan yang Anda rasakan.
Seseorang mungkin kesulitan memenuhi standar "kecantikan" di media sosial sehingga mengalami perasaan serta penilaian negatif terhadap diri sendiri. Hal ini dapat menjadi destruktif jika mengurangi harga diri dan citra tubuh Anda.
Keterpaku pada penampilan Anda dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan mustahil untuk dicapai. Bahkan ketika Anda tahu bahwa citra ideal tersebut telah diubah atau disempurnakan secara digital, Anda dapat dengan mudah terjebak dalam perbandingan yang tidak menguntungkan antara diri sendiri—atau orang lain.
Baca Juga: Bagaimana Kopi Memengaruhi Diabetes? Ketahui Pengaruhnya Terhadap Kadar Gula Darah!
Mengatasi body shaming memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk aspek pribadi, sosial, dan masyarakat. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi insecure akibat jadi korban body shaming:
1. Membangun Kepercayaan Diri
Belajar untuk menerima dan mencintai tubuh sendiri dengan segala keunikannya. Kemudian, fokus pada bagaimana tubuh merasa dan fungsi daripada bagaimana tampilannya.
Jangan membandingkan diri dengan orang lain, terutama di media sosial menjadi cara utama untuk mengatasi rasa insecure yang dialami korban body shaming.
2. Edukasi dan Kesadaran
Mengadakan program penyuluhan di sekolah, tempat kerja, dan komunitas tentang dampak negatif body shaming. Meningkatkan literasi media agar masyarakat lebih kritis terhadap standar kecantikan yang sering kali tidak realistis.
3. Lingkungan Positif
Kelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung dan menghargai diri Anda apa adanya. Bergabung dengan komunitas atau kelompok yang mempromosikan penerimaan diri dan keragaman tubuh bisa membantu mengatasi insecure akibat body shaming.
4. Menghadapi Pelaku Body Shaming
Jika merasa aman, hadapi pelaku dengan bijak dan beri tahu mereka dampak dari kata-kata atau tindakan mereka. Jika body shaming terjadi di lingkungan sekolah atau kerja, laporkan kepada pihak yang berwenang.
5. Mengurangi Eksposur ke Media Sosial
Kurangi waktu yang dihabiskan di media sosial untuk menghindari paparan standar kecantikan yang tidak realistis.
Ikuti akun-akun yang mempromosikan penerimaan diri dan keragaman tubuh bisa membantu mengatasi insecure akibat body shaming.
6. Dukungan Profesional
Jika body shaming telah berdampak serius pada kesehatan mental, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor profesional.
7. Advokasi dan Kampanye Publik
Terlibat dalam kampanye yang mempromosikan body positivity dan melawan body shaming. Jika memiliki platform atau pengaruh, gunakan untuk menyebarkan pesan positif tentang tubuh dan penerimaan diri bisa membantu mengatasi insecure akibat body shaming.
Dengan kombinasi pendekatan positif, siapapun bisa menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan menghargai keragaman bentuk tubuh, serta mengurangi dampak negatif dari body shaming.
Sumber: helpguide.org