SUKABUMIUPDATE.com - Dampak dari body shaming dapat sangat merugikan, baik secara fisik maupun psikologis.
Body shaming dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri, gangguan makan, depresi, kecemasan, dan berbagai masalah kesehatan mental lainnya.
Dampak Body Shaming
Bahkan supermodel dan balerina prima pun memiliki rasa tidak aman dan ketidaksempurnaan, tetapi kita tetap cenderung menganggap mereka sebagai representasi kecantikan yang utama.
Jika tidak memenuhi standar kecantikan di media sosial, Anda mungkin merasa tidak mampu dan tidak berharga. Kemudian, jika Anda mengalami body shaming oleh orang lain dan menganggap serius komentar negatif mereka, hal itu dapat menyebabkan perilaku tidak sehat dan masalah kesehatan mental.
Baca Juga: 10 Cara Mempertahankan Harga Diri Agar Tidak Direndahkan Orang
Berikut beberapa dampak buruk body shaming yang bisa dialami para korban, sebagaimana dirangkum dari helpguide.org:
1. Gangguan Makan
Memiliki citra tubuh yang negatif merupakan salah satu faktor utama timbulnya gangguan makan atau gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, atau makan berlebihan.
Korban body shaming mungkin memulai diet yang melibatkan pembatasan makan dalam upaya mengubah bentuk atau ukuran tubuh Anda. Namun, diet karena dihinda secara fisik semacam itu dapat berubah menjadi perilaku yang merugikan seperti melewatkan makan, berpuasa, muntah setelah makan, berolahraga berlebihan, atau menggunakan obat pencahar secara berlebihan.
Seiring berjalannya waktu, Anda akhirnya menghilangkan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dan otak untuk kesehatan yang optimal.
Komentar yang mempermalukan tubuh para korban body shaming seperti "Apakah berat badanmu turun? Kamu terlihat jauh lebih baik,", dapat memicu dan menciptakan kebiasaan makan yang lebih tidak teratur dalam upaya mempertahankan atau menurunkan berat badan lebih banyak lagi.
2. Gangguan Dismorfik Tubuh (BDD)
Mengalami body shaming dapat mengganggu citra diri Anda dan membuat Anda merasa sangat minder. Hal ini dapat meningkat menjadi gangguan dismorfik tubuh, di mana Anda menjadi terobsesi dengan kekurangan penampilan yang dapat menciptakan perilaku penghindaran yang berulang.
Kehidupan sehari-hari Anda mungkin dipenuhi dengan kekhawatiran tentang kekurangan kecil, atau kekurangan yang tidak terlihat oleh orang lain.
Korban body shaming mungkin terus-menerus melihat diri di cermin atau menghindari cermin sama sekali, menyembunyikan bagian tubuh yang tidak Anda sukai, mengutak-atik kulit Anda, atau sering bertanya kepada orang lain apakah Anda terlihat baik-baik saja.
Jika korban body shaming terus-menerus merasa malu dengan tubuh Anda, hal itu juga dapat mengganggu prestasi di sekolah dan mengganggu hubungan dengan teman sebaya, guru, dan anggota keluarga. Ketakutan akan penilaian orang lain dapat menyebabkan Anda membatasi atau menghindari aktivitas sosial.
Gejala BDD yang parah dapat menyebabkan korban body shaming putus sekolah karena tidak mampu mengatasi tingkat stres yang terus-menerus. Anda bahkan dapat mengalami depresi atau pikiran serta perilaku bunuh diri .
3. Olahraga Berlebihan
Aktif secara fisik biasanya merupakan salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan dan kesejahteraan Anda.
Namun, jika hal tersebut menjadi kecanduan dan Anda melakukan olahraga secara kompulsif, hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan terus-menerus, cedera, dan kerentanan terhadap penyakit atau memicu kecemasan, depresi, atau mudah tersinggung.
Jika korban body shaming berolahraga secara kompulsif, Anda mungkin juga mulai menarik diri dari situasi sosial karena olahraga menjadi fokus utama Anda.
Olahraga berlebihan dapat berkembang menjadi sindrom yang disebut Kekurangan Energi Relatif dalam Olahraga (RED-S) yang terjadi ketika asupan kalori Anda tidak cukup untuk jumlah energi yang Anda keluarkan untuk mempertahankan fungsi tubuh yang sehat.
Baca Juga: Bioskop Cibadak Dibuka Agustus 2024! Intip Cerita Film Layar Tancap di Sukabumi
4. Kecemasan dan Depresi Akibat Body Shaming
Mempermalukan tubuh dapat memicu atau memperburuk gejala kecemasan dan depresi yang sudah ada. Jika Anda dipermalukan di depan umum atau di media sosial, Anda mungkin mencoba menghindari pergi ke sekolah atau situasi lain di mana rasa malu ini mungkin terjadi.
Korban body shaming juga mungkin menarik diri dari orang lain dan merasa terisolasi dan sendirian. Sebab, mendengar komentar kritis tentang penampilan juga bisa memalukan, meningkatkan rasa tidak aman, dan merusak harga diri Anda.
Akibatnya, korban body shaming mungkin terlibat dalam pembicaraan negatif dengan diri sendiri saat Anda memendam perasaan tidak berharga ini.
Korban body shaming juga mungkin mengatakan kepada diri sendiri hal-hal seperti "Saya orang jahat" atau "Saya sama sekali tidak berharga." Hal ini dapat meningkat menjadi kesepian yang ekstrem, depresi, kecemasan, dan citra tubuh yang buruk.
5. Masalah Kesehatan Fisik Akibat Body Shaming
Penghinaan terhadap orang gemuk, khususnya, marak terjadi di masyarakat kita karena obesitas dikaitkan dengan kemalasan, ketidaktertarikan, dan kurangnya kemauan untuk menurunkan berat badan.
Sebuah penelitian menyebutkan, lebih dari 70% remaja melaporkan pernah dirundung tentang berat badan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat membahayakan kesehatan fisik maupun psikologis Anda.
Alih-alih menjadi faktor pendorong untuk menurunkan berat badan, mempermalukan orang gemuk justru memiliki efek sebaliknya. Stres dikaitkan dengan berkurangnya aktivitas fisik dan konsumsi kalori lebih banyak.
Menjadi sasaran bias dan diskriminasi berat badan juga dapat memengaruhi metabolisme, menyebabkan pertambahan berat badan lebih lanjut, dan meningkatkan kemungkinan korban body shaming justru menjadi gemuk.
Dampak body shaming pada akhirnya dapat meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan fisik lainnya.
Sumber: www.helpguide.org