SUKABUMIUPDATE.com - Stres pada anak-anak dapat terwujud sebagai perubahan dalam perilaku mereka yang biasa.
Setiap usia/tahap mungkin menunjukkan tanda stres secara berbeda.
Ciri Anak Stres
Meski begitu, ada perubahan yang umum terjadi ketika anak stres. Melansir kidsmindsmatter.com, ciri umum anak stres meliputi:
- Anak yang stres menjadi murung atau mudah tersinggung
- Anak cenderung menarik diri dari aktivitas yang pernah mereka nikmati
- Karena merasa stres, anak lebih sering terlihat khawatir
- Anak yang stres suka mengeluh tentang sekolah
- Anak lebih sering menangis karena stres
- Anak menunjukkan reaksi ketakutan
- Anak menjadi terlalu bergantung
- Pola makan dan tidur anak berubah
Baca Juga: 4 Resep Air Jeruk untuk Menurunkan Berat Badan, Cara Membuatnya Simpel!
Ciri Stres pada Anak Usia 4-7 Tahun
Kelompok usia yang mengalami stres ini mungkin menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Misalnya, anak-anak yang telah berhasil dilatih menggunakan toilet (toilet training) mungkin mengompol lagi.
Anak-anak stres juga mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan orang dewasa.
Anak yang stres mungkin mengalami amukan dan kecemasan akan perpisahan. Bahkan karena stres, pertengkaran tentang makan dan waktu tidur mungkin terjadi lagi.
Baca Juga: Simpel! Ini Cara Membuat Air Lemon untuk Menurunkan Berat Badan
Balita dan anak usia sekolah sering menunjukkan stres emosional mereka dengan cara fisik.
Keluhan perut yang sakit adalah reaksi umum pada anak stres. Pasalnya, saat stres, tubuh memproduksi zat kimia yang memiliki efek fisik, yakni lonjakan hormon seperti adrenalin dan kortisol.
Usus juga memiliki sistem saraf sendiri yang disebut sistem saraf enterik. Saraf-saraf ini bereaksi terhadap hormon stres dan neurotransmitter yang sama seperti otak.
Baca Juga: Air Rebusan Simpel, Cara Membuat Seduhan Kayu Manis untuk Mengendalikan Gula Darah
Hormon-hormon tersebut dapat membuat perut terasa aneh atau sakit. Selain itu, stres menurunkan ambang rasa sakit.
Sistem saraf yang hipersensitif mengirimkan sinyal ke tulang belakang dan menyampaikan sinyal rasa sakit ke otak saat seorang anak stres.
Sumber: kidsmindsmatter.com