SUKABUMIUPDATE.com - Biasanya, anak-anak tidak memiliki banyak kekuatan atau kendali dalam hidup mereka.
Mereka perlu diberi tahu kapan harus makan, kapan harus tidur, bagaimana harus bertindak, apa yang pantas untuk dikenakan, apa yang pantas untuk dikatakan, dan apa yang harus mereka pelajari.
Akan tetapi, anak-anak tahu bagaimana cara memancing reaksi dan memanipulasi orang tua mereka. Bahkan terkadang mengatakan tidak adalah satu-satunya kendali yang dirasa mereka miliki hari itu.
Baca Juga: 6 Ciri Pasangan yang Gak Bahagia Hidup Bersama dan Ingin Berpisah, Ini Tandanya
Terkadang ada tujuan di balik perilaku buruk mereka, seperti untuk mendapatkan perhatian atau menginginkan sesuatu dari kedua orang tuanya. Di waktu lain, mereka mungkin hanya bertindak secara otomatis karena merasa kelelahan dan otak tidak mampu lagi mengatur emosi atau tindakannya.
Dan mereka dihadapkan pada berbagai pengalaman sepanjang hari yang mungkin tidak diketahui oleh orang tua.
Perlu diketahui, otak mereka belum berkembang sampai berusia sekitar 25 tahun, dan mereka mungkin tidak tahu bagaimana memproses pengalaman sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan anak dalam merespon secara relasional berbeda dengan orang dewasa, dan mereka cenderung merespon secara emosional dan impulsif.
Baca Juga: Jalan Kaki dan Jogging, Mana yang Lebih Baik Untuk Menurunkan Berat Badan?
Sebagai orangtua atau pengasuh, Anda mungkin merasa lelah ketika anak-anak menunjukkan sikap menantang dan susah diatur.
Tetapi jangan khawatir, mengutip dari laman mayoclinichealthsystem, berikut beberapa tips untuk mengelola perilaku menentang dan susah diatur pada anak:
1. Tetapkan Ekspektasi
Anak-anak berkembang dengan rutinitas dan menetapkan ekspektasi. Untuk itu, jelaskanlah contoh perilaku yang akan dan tidak akan ditoleransi.
Saat mengoreksi anak-anak, beritahu mereka apa yang orang tua inginkan untuk dilakukan daripada apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Misalnya, daripada mengatakan, "Berhenti mengunyah dengan mulut terbuka," cobalah mengatakan, "Silahkan mengunyah dengan mulut tertutup."
Baca Juga: 12 Olahraga yang Efektif Membakar Lemak Untuk Menurunkan Berat Badan
2. Bertindak, Jangan Bereaksi
Ketika anak-anak bertindak menantang, naluri untuk bereaksi adalah hal yang manusiawi. Ekspresi emosi juga bersifat manusiawi.
Untuk itu, tarik nafas dalam-dalam, perbaikin perilaku dengan tenang, dan jangan mencerminkan tingkat kemarahan mereka. Pertahankan juga ketenangan tersebut dan tentukan ekspektasi yang jelas.
Pertahankan juga konsistensi. Misalnya, jangan mengatakan ya pada sesuatu hanya karena ingin perilaku tersebut berakhir. Sebaliknya, validasi emosi mereka dan ikuti ekspektasi Anda.
3. Perlihatkan Reaksi Positif
Jika perilakunya hanya menjengkelkan namun tidak berbahaya atau ilegal, cobalah mengabaikannya.
Saat mereka melakukan sesuatu yang positif, pujilah. Terkadang anak-anak hanya menginginkan reaksi, jadi cobalah bereaksi terhadap perilaku yang positif, bukan ketika melakukan sesuatu negatif.
Baca Juga: 9 Sikap Agar Kamu Bisa Berdamai dengan Masa Lalu dan Hidup Bahagia
4. Fokus Pada Dua atau Tiga Perilaku Saja
Anak-anak mungkin merasa kewalahan atau tidak mampu jika orang tua mencoba memperbaiki setiap perilaku yang bersangkutan.
Pendekatan yang berfokus akan memberikan hasil yang lebih baik dan lebih cepat dalam memperbaiki perilaku.