SUKABUMIUPDATE.com - Sleep paralysis adalah fenomena tidur yang mungkin sudah pernah Anda dengar atau bahkan alami sendiri. Hal ini sering kali terasa menakutkan dan membingungkan bagi yang mengalaminya.
Sebagaimana mengutip dari situs kementerian kesehatan, Sleep paralysis terjadi ketika seseorang terbangun secara sebagian, tetapi tubuhnya masih dalam keadaan kelumpuhan sementara yang membuatnya tidak dapat bergerak atau berbicara.
Kondisi ini biasanya terjadi saat memasuki atau keluar dari fase tidur REM (Rapid Eye Movement), fase dimana aktivitas otak meningkat dan mimpi terjadi.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan seseorang mengalami sleep paralysis:
Baca Juga: 7 Cara Mengendalikan Gula Darah Dengan Diet Diabetes, Ini Saran Ahli Gizi!
1. Kurang Tidur dan Gangguan Pola Tidur
Kurang tidur dan gangguan pola tidur tidak teratur merupakan penyebab utama dari sleep paralysis. Saat seseorang tidak tidur cukup atau tidur dalam pola yang tidak konsisten, siklus tidur mereka bisa terganggu. Ini mempengaruhi kemampuan otak untuk mengatur transisi dari satu fase tidur ke fase lainnya, termasuk fase REM di mana sleep paralysis sering terjadi.
2. Gangguan Mental seperti Stres dan Depresi
Kondisi mental seperti stres, kecemasan, dan depresi dapat berkontribusi pada terjadinya sleep paralysis. Stres kronis dan tekanan mental yang tinggi dapat mengganggu kualitas tidur seseorang, menyebabkan terjadinya gangguan dalam siklus tidur yang normal. Selain itu, gangguan ini juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan fase tidur REM secara efisien.
Baca Juga: Kadar Gula Darah Terkendali, 4 Makanan Manis yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes
3. Posisi Tidur yang Tidak Tepat
Posisi tidur tertentu, terutama tidur dalam posisi terlentang, dapat meningkatkan risiko terjadinya sleep paralysis. Tidur dalam posisi ini dapat mengganggu aliran udara dan pernapasan, serta mempengaruhi sistem otot dan persendian. Gangguan ini kemudian dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk beralih dari fase tidur REM kembali ke fase sadar tanpa masalah.
4. Gangguan Tidur lainnya seperti Narkolepsi
Gangguan tidur seperti narkolepsi, sindrom kaki gelisah, atau bahkan sleep apnea juga dapat menjadi pemicu sleep paralysis. Gangguan-gangguan ini mempengaruhi pola tidur seseorang secara keseluruhan, menyebabkan perubahan yang signifikan dalam cara tubuh mengalami fase-fase tidur. Hal ini dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kelumpuhan sementara saat tidur atau bangun.
Baca Juga: 8 Makanan Lebaran yang Sebaiknya Tidak Dimakan Penderita Gula Darah Tinggi
5. Kepekaan Genetik dan Faktor Lingkungan
Ada juga bukti bahwa kepekaan genetik tertentu dapat mempengaruhi seberapa sering seseorang mengalami sleep paralysis. Faktor lingkungan seperti suhu ruangan, kebisingan, atau pencahayaan yang tidak tepat juga dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang dan menyebabkan terjadinya gangguan tidur ini.
Dengan memahami faktor-faktor ini, penting bagi individu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur mereka dan mengelola stres serta gangguan tidur lainnya.
Konsultasi dengan dokter atau spesialis tidur juga dapat membantu dalam menangani sleep paralysis secara lebih efektif, terutama jika gangguan ini terjadi secara berulang atau mempengaruhi keseharian seseorang secara signifikan.