SUKABUMIUPDATE.com - Kelelahan pada anak berbakat menambah dimensi baru pada pengalaman kelelahan karena susunan neurologis mereka yang unik.
Beberapa penyebabnya yaitu perfeksionisme, perkembangan yang tidak sinkron, dan rangsangan yang berlebihan dapat mempengaruhi pengalaman kelelahan dengan cara meningkatkan intensitas atau durasi pada rasa lelah.
Kelelahan anak berbakat adalah kelelahan kronis yang bermula dari ketidaksesuaian antara individu dengan lingkungan pendidikannya saat ini.
Kelelahan anak berbakat sering kali dikaitkan dengan sistem pendidikan yang dianggap berulang-ulang, tidak bermanfaat, tanpa otonomi, tidak adil, atau tidak selaras dengan sistem pendidikan dan nilai-nilai mereka.
Baca Juga: Ingin Dicintai Karena Allah? Ini 8 Doa untuk Membuka Aura Wajah yang Bisa Dibaca!
Anak-anak berbakat juga mungkin mengalami kelelahan karena sumber stres unik dalam hidup mereka dan ekspektasi yang muncul karena bakat yang mereka miliki.
Bagaimana Mengenalinya Jika Anak Berbakat Mengalami Kelelahan
Meskipun tidak ada penilaian atau tes kelelahan bagi anak berbakat, namun ada beberapa indikator yang mungkin digunakan orang tua untuk menentukan apakah anak mereka menderita kelelahan.
Karena kelelahan bersifat kronis, salah satu tanda pertama bahwa seorang anak mungkin mengalami kelelahan adalah mereka terus menerus mengeluh meninggalkan aktivitas yang biasa mereka lakukan.
Stres yang normal di sekolah dan masa remaja berarti bahwa periode kecemasan, stres, atau penarikan diri akan terjadi. Namun, ketika frekuensi, durasi, dan intensitas periode stres mulai meningkat, mungkin inilah saatnya untuk melihat lebih dekat.
Baca Juga: Mengenal Burnout Serta 7 Cara Mengatasi Kelelahan Pada Anak Berbakat
Tidak ada kombinasi pasti dari tanda-tanda yang menunjukkan kelelahan karena gejalanya mungkin bersifat fisik, psikososial, atau perilaku.
Tanda-tanda Kelelahan “Burnout” pada Siswa Berbakat:
Dilansir dari laman davidsongifted.org, berikut beberapa tanda kelelahan yang dirasakan oleh anak berbakat yang perlu orang tua ketahui, diantaranya yaitu :
- Anak-anak merasa sinis terhadap pekerjaan, guru, teman sekelas, orang tua, dan seluruh pengalaman sekolah.
- Anak melepaskan diri dari topik dan minat favorit yang sebelumnya diminati.
- Mereka merasakan rasa takut setiap hari saat pergi ke sekolah, klub, atau aktivitas lainnya.
- Anak-anak menjadi lebih sering mengalami kecemasan atau serangan panik yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
- Mengalami perubahan dalam kebiasaan tidur dan makan.
- Anak-anak merasa kewalahan atau tidak berdaya karena kemunduran kecil.
- Lebih sering mengalami sakit kepala, masalah pencernaan, atau penyakit fisik lainnya.
- Menarik diri dari teman dan keluarga.
- Tidak termotivasi sampai tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, atau kewajiban sosial.
- Anak-anak merasakan rasa kesia-siaan, keputusasaan, atau pesimisme terhadap masa depannya
Baca Juga: Meal Plan for Gout: Rencana Menu Sehat Asam Urat dari Sarapan Hingga Makan Malam
Akan tetapi, setiap anak berbakat mungkin memiliki kombinasi gejala yang berbeda-beda atau mungkin juga gejala yang berbeda sama sekali.
Ketika anak berbakat mengalami kelelahan, kehilangan “cahaya di matanya” itu adalah salah satu tanda peringatan yang sering diperhatikan orang tua pada anak-anak mereka ketika mulai mengalami kelelahan.
Sumber : davidsongifted.org