SUKABUMIUPDATE.com - Seseorang kerapkali meminta maaf lantaran telah berbuat sesuatu yang salah dan dinilai membuat orang lain tersinggung serta tidak nyaman.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang tulus saat meminta maaf kepada orang yang dinilai telah dibuat kecewa olehnya.
Menurut psikologi, setidaknya ada 5 tanda-tanda orang yang tidak tulus saat mengucapkan permintaan maaf. Apa saja? Simak paparan berikut, dikutip dari hack spirit:
Baca Juga: 6 Kebiasaan Ini yang Meningkatkan Lonjakan Gula Darah, Bukan Hanya Makanan Manis!
1. Kurangnya Empati
Salah satu tanda bahaya besar dalam permintaan maaf palsu adalah kurangnya empati. Permintaan maaf yang tulus biasanya dipenuhi dengan empati, karena ketika orang meminta maaf akan memahami dan mengakui rasa sakit atau ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
Sebaliknya, permintaan maaf palsu mungkin terdengar dibuat-buat atau dipaksakan dan sering kali tidak memiliki unsur empati atau hanya sekedar basa-basi.
2. Sikap Defensif
Psikologi menjelaskan bahwa ketika seseorang benar-benar menyesal, mereka cenderung bertanggung jawab penuh atas tindakannya tanpa membuat alasan atau bersikap defensif.
Jadi berhati-hatilah dengan kata-kata “tetapi” dalam permintaan maaf, karena hal itu bisa sangat membuka rahasia bahwa mereka tidak tulus.
Baca Juga: Kadar Gula Darah Terkendali, 4 Makanan Manis yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes
3. Terlalu Sering Menggunakan Kalimat Pasif
Penggunaan kalimat pasif bisa menjadi tanda permintaan maaf palsu yang halus namun nyata.
Pasalnya, dalam kalimat pasif, orang atau sesuatu yang menyebabkan tindakan tersebut seringkali dihilangkan, sehingga memungkinkan pihak yang meminta maaf untuk secara halus mengalihkan kesalahan atau menghindari tanggung jawab penuh.
Orang sering kali menggunakan kalimat pasif ketika mereka mencoba menghindari tanggung jawab. Jadi, lain kali Anda mendengar permintaan maaf, perhatikan cara pengungkapannya.
4. Tidak Adanya Penyesalan yang Tulus
Jauh di lubuk hati, kita sering kali bisa merasakan ketika permintaan maaf tidak membawa penyesalan yang tulus. Itu bisa disebabkan oleh cara mereka mengatakannya, tatapan matanya, atau mungkin kurangnya kehangatan dalam suaranya.
Ketika seseorang benar-benar menyesali perbuatannya, maka Anda bisa merasakannya karena permintaan maaf yang tulus memiliki bobot tertentu ketika diucapkan.
Namun, dalam permintaan maaf palsu, unsur penyesalan ini biasanya hilang. Kata-katanya mungkin ada, tapi perasaannya tidak. Ini seperti mendengarkan pidato yang telah dilatih dengan baik dalam penyampaiannya mungkin tepat, tetapi emosinya tidak ada.
Baca Juga: 8 Tips Makan Malam yang Aman untuk Menjaga Kadar Gula Darah dan Contoh Menunya
5. Tidak Ada Perubahan Perilaku
Salah satu tanda paling jelas dari permintaan maaf palsu adalah ketika perilaku orang tersebut tidak berubah setelah dia meminta maaf.
Permintaan maaf tidak hanya mewakili pengakuan atas kesalahan, tetapi juga komitmen untuk berubah. Jika orang tersebut terus mengulangi perilaku yang sama seperti saat ia meminta maaf, ini merupakan indikasi jelas bahwa permintaan maafnya tidak tulus.
Permintaan maaf yang tulus datang dengan niat untuk berbuat lebih baik dan menghindari pengulangan kesalahan yang sama.