SUKABUMIUPDATE.com - Asam urat merupakan jenis radang sendi yang berkembang ketika tubuh memiliki kadar asam urat tinggi yang dikenal sebagai hiperurisemia. Penyakit ini sering kali menyerang jempol kaki, namun bisa juga menyerang sendi lain, termasuk ibu jari.
Jika mengalami nyeri seperti terbakar pada sendi ibu jari, maka Anda mungkin mengalami serangan asam urat atau disebut juga flare atau flare-up. Asam urat pada ibu jari jarang terjadi, namun dapat menyerang sendi carpometacarpal (CMC) dan ibu jari atau metacarpophalangeal (MCP).
Sendi CMC menghubungkan ibu jari ke pergelangan tangan dan berperan dalam fungsi normal ibu jari. Namun sendi MCP adalah sendi besar di tangan yaitu tempat bertemunya sendi ibu jari dengan tulang tangan. Dan ini terhubung ke sambungan CMC.
Baca Juga: Langkah-Langkah Mencegah Asam Urat Kambuh: 5 Tips Sehat yang Mudah Dilakukan!
Apa Penyebab Asam Urat di Ibu Jari?
Hiperurisemia menyebabkan asam urat. Biasanya, ginjal mengeluarkan asam urat melalui urin, namun terkadang, terlalu banyak yang harus disaring oleh ginjal. Sehingga kelebihan asam urat menumpuk di aliran darah. Dan beberapa asam urat dapat berpindah dari aliran darah ke persendian hingga membentuk kristal.
Jika ini terjadi, sistem kekebalan tubuh akan secara otomatis melihat kristal urat sebagai benda asing dan mengaktifkan respon peradangan. Gejala respon inflamasi pada sendi yang terkena meliputi pembengkakan, nyeri, kemerahan hingga rasa hangat.
Berikut ada faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko asam urat, dihimpun dari laman verywellhealth.
Baca Juga: Mencegah Daripada Mengobati: Penderita Asam Urat Harus Hindari Jenis Ikan Tinggi Purin
1. Gen dan Sejarah Keluarga
Risiko terkena asam urat lebih tinggi jika penyakit ini diturunkan dalam keluarga. Warisan hiperurisemia yang berarti kemungkinan terjadinya suatu kondisi akibat varian genetik diturunkan antara 45% dan 73%.
Sehingga, resiko terkena asam urat lebih tinggi jika Anda memiliki kerabat tingkat pertama orang tua atau saudara kandung yang mengidap penyakit tersebut.
2. Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan risiko kadar asam urat tinggi seperti diuretik (pil air), beta-blocker (digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi), siklosporin (imunosupresan), dan aspirin.
Baca Juga: 16 Jenis Ikan Laut dengan Purin Sedang yang Masih Aman Bagi Penderita Asam Urat
3. Kondisi Kesehatan yang Mendasari
Beberapa kondisi kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit ginjal, dan diabetes, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam aliran darah dan menyebabkan asam urat.
Orang dengan penyakit ginjal juga sangat beresiko karena ginjal memainkan peran penting dalam membuang asam urat dari tubuh, dan gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan kadar asam urat lebih tinggi.
4. Cedera Tangan
Jika sering mengalami serangan asam urat, sebaiknya hindari cedera pada jari tangan atau ibu jari. Cedera ibu jari bisa menyebabkan penumpukan asam urat di sendi ibu jari.
Baca Juga: 9 Kategori Ikan Laut Rendah Purin yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat
5. Diet
Pola makan tinggi purin dapat menyebabkan kadar asam urat tinggi. Purin adalah senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tubuh manusia dan juga terdapat pada daging merah, jeroan, dan makanan laut. Mereka juga dapat ditemukan dalam alkohol, terutama bir, dan minuman manis, termasuk minuman ringan.
6. Kelebihan berat badan
Penelitian juga menunjukkan bahwa kelebihan berat badan meningkatkan risiko asam urat, dan menurunkan berat badan dapat menurunkan resiko nya.
7. Usia dan Jenis Kelamin
Orang yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terkena asam urat, karena orang yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan biasanya memiliki kadar asam urat yang lebih rendah.
Baca Juga: 11 Ikan Laut Tinggi Purin: Ancaman Tersembunyi Bagi Penderita Asam Urat!
Namun setelah menopause, kadar asam urat biasanya cenderung akan meningkat dan mempengaruhi semua orang dengan cara yang hampir sama.
Orang yang dianggap berjenis kelamin laki-laki saat lahir akan menderita asam urat lebih awal (sebelum usia 50 tahun), sedangkan orang yang dianggap berjenis kelamin perempuan saat lahir cenderung menderita asam urat setelah menopause.