SUKABUMIUPDATE.com - Tubuh Menghasilkan gas ketika bakteri alami di perut dan usus memecah makanan yang dimakan selama proses pencernaan. Begitu pula dengan diri sendiri juga membawa udara ke dalam tubuh ketika menelan makan, minum, tertawa, bernapas, atau berbicara.
Terkadang gas bisa menyebabkan kembung, yaitu saat perut membengkak dan terasa kenyang setelah makan atau akibat penumpukan gas. Perasaan kembung ini bisa ringan serta tidak menyenangkan. Hal ini juga dapat membuat perut membesar untuk sementara waktu.
Sehingga, penting untuk diketahui bahwa janin tidak merasakan sakit atau tekanan gas seperti yang Anda rasakan. Si Kecil aman dan nyaman terapung di dalam cairan pelindung kantung ketuban. Gerakan dan suara yang dihasilkan gas saat melewati usus mungkin menyenangkan serta menenangkannya.
Baca Juga: 9 Kategori Ikan Laut Rendah Purin yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat
Meski begitu, kembung dan ketidaknyamanan lambung lainnya selama kehamilan seperti mulas atau sembelit mungkin tidak nyaman bagi Anda, namun tidak membahayakan bayi yang ada didalam perut.
Penyebab Kembung Saat Kehamilan
Saat hamil, Anda mungkin menyadari bahwa buang angin lebih banyak dari biasanya dan terasa nyeri. Peningkatan gas serta kembung saat hamil bisa dipicu oleh berbagai penyebab, termasuk perubahan kadar hormon dan makanan yang dikonsumsi.
Mengutip dari laman parents.com, berikut beberapa penyebab perut kembung saat kehamilan:
1. Progesteron
Selama kehamilan, jumlah hormon progesteron dalam tubuh lebih banyak dan ekstra sehingga menjadi alasan utama mengapa Anda mungkin mengalami lebih banyak gas serta kembung saat hamil.
Salah satu fungsi progesteron dalam tubuh adalah mengendurkan otot polos saluran pencernaan. Ketika otot-otot ini rileks, hal ini dapat menyebabkan makanan bergerak lebih lambat melalui sistem pencernaan.
Saat pencernaan melambat, maka akan lebih banyak gas menumpuk di usus. Karena fungsi dari gas membantu tubuh untuk memanfaatkan secara optimal, tapi juga bisa menyebabkan lebih banyak bersendawa, buang angin, dan kembung.
Baca Juga: 11 Ciri Orang yang Memiliki Luka Batin, Apakah Kamu Salah Satunya?
2. Pola Makan Anda
Makanan yang dimakan dan minuman yang Anda minum juga mempengaruhi produksi gas. Jenis makanan yang bisa meningkatkan gas antara lain makanan pedas, gorengan, olahan, makanan berminyak, produk susu, biji-bijian, minuman berkarbonasi, serta banyak buah dan sayuran.
Banyak makanan penghasil gas yang sangat menyehatkan, seperti kacang-kacangan, brokoli. Anda bisa mulai dengan menghilangkan makanan penghasil gas kurang bergizi seperti bawang bombay, keripik kentang, dan soda, sebelum mengurangi asupan buah-buahan, sayuran, produk susu, dan biji-bijian.
Namun, perlu diingat bahwa mengubah pola makan terlalu cepat juga bisa menyebabkan gas. Maka dari itu, lakukan hal ini secara perlahan.
3. Makanan Umum Penyebab Gas
Jika gejala yang dialami menyebabkan ketidaknyamanan, pertimbangkan untuk membatasi makanan berikut untuk mengurangi kembung dan gas:
- Apel
- Kacang polong
- Brokoli
- Kubis
- Kol bunga
- Keju
- Es krim
- Kacang-kacangan
- Bawang
- Buah plum
- Kismis
4. Bagian Tengah yang Meluas
Saat rahim tumbuh, hal itu akan memberi tekanan pada usus dan membuat sistem pencernaan dapat memperlambatnya. Penyempitan juga bisa mempersulit pengendalian pelepasan gas, yang berarti Anda buang angin secara tidak terduga atau lebih sering.
Baca Juga: Meski Turunkan Gula Darah, Ini 6 Efek Samping Kayu Manis Bagi Kesehatan
5. Sembelit
Kesulitan buang air besar atau sembelit, juga bisa menyebabkan kembung dan nyeri. Kotoran yang berada di usus membuat gas lebih sulit melewati dan keluar dari tubuh.
6. Vitamin Prenatal
Vitamin prenatal membantu memastikan ibu dan bayi mendapatkan semua dan cukup vitamin serta mineral yang dibutuhkan untuk kehamilan agar bisa sehat.
Meskipun demikian, beberapa vitamin dan mineral (terutama suplemen zat besi) ternyata berkontribusi terhadap sembelit, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gas.
7. Stres dan Kecemasan
Saat gugup, para ibu mungkin bernapas lebih cepat dan menghirup lebih banyak udara, yang dimana hal ini dapat menyebabkan gas. Kecemasan saat hamil atau kapan saja juga bisa menyebabkan gejala gastrointestinal.