SUKABUMIUPDATE.com - Bukan rahasia lagi kalau anak kecil mempunyai emosi yang besar, dan bukan hal aneh jika orang tua melihat mereka mengalami kekacauan, meskipun keadaannya tampak baik-baik saja beberapa saat yang lalu.
Ternyata ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tantrum atau perilaku emosional pada anak-anak. Namun salah satu penyebab utamanya adalah stimulasi berlebihan.
Kelebihan sensorik atau stimulasi berlebihan dapat dengan mudah membuat anak lelah sampai mereka mungkin mencapai titik puncaknya. Meski krisis ini dapat terjadi secara tiba-tiba, tapi biasanya ada beberapa tanda utama yang menandakan rangsangan berlebihan akan segera terjadi.
Baca Juga: 9 Cara Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Obat yang Bisa Dilakukan Sendiri Dirumah
Apa itu Stimulasi Berlebihan?
Stimulasi berlebihan adalah respon tubuh terhadap aktivitas atau rangsangan secara berlebih. Seperti diketahui kalau kita semua berinteraksi dengan rangsangan lingkungan sepanjang waktu, namun setiap orang memiliki kapasitas dan keterbatasan berbeda.
Pada seorang bayi kecil mungkin lebih mudah terstimulasi secara berlebihan dibandingkan anak yang lebih besar. Sementara beberapa anak memiliki ambang batas lebih rendah pada usia berapa pun.
Walaupun setiap anak-anak dapat merasakan rangsangan berlebihan biasa saja, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan karena ada autisme, kecemasan, atau diagnosis lain sehingga lebih rentan mengalaminya.
Baca Juga: Bebas dari Tinggi Purin! 8 Makanan yang Membantu Menurunkan Asam Urat dalam Darah
Kata Kerri Milyko, PhD, BCBA-D, LBA (NV), analis perilaku bersertifikat dan Direktur Pemrograman Klinis di CentralReach, “Seorang anak mungkin bisa berada di taman yang sibuk di tengah sore musim panas pada satu kesempatan, tapi mungkin mendapat rangsangan berlebihan dari semua rangsangan lingkungan jika mereka stres, tidak mendapatkan tidur malam yang nyenyak, atau melewatkan sarapan.”
Itu berarti menandakan bahwa ada banyak faktor berperan dalam menstimulasi secara berlebihan. Pada dasarnya, ada banyak variabel yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menoleransi rangsangan eksternal.
Mengapa Stimulasi Berlebihan Terjadi?
Stimulasi berlebihan dapat terjadi ketika tingkat rangsangan sensorik melebihi kapasitas diri anak pada usianya. Apalagi setiap anak-anak memiliki batas rangsangan masing-masing, sehingga kemampuan menerima rangsangan sensorik dapat berubah secara teratur.
Baca Juga: 8 Cara Efektif Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Obat, Bisa Dilakukan di Rumah
Angka ini mungkin lebih tinggi jika seorang anak cukup istirahat dan baru saja mengkonsumsi makanan atau kudapan seimbang. Sementara itu mungkin lebih rendah jika mereka perlu tidur siang atau belum makan terlalu lama.
Segala jenis rangsangan sensorik di sekitarnya, baik visual, pendengaran, sentuhan, atau jenis lainnya, berpotensi menjadi penyebab stimulasi berlebihan bagi seorang anak. Terkadang, hal ini merupakan kombinasi dari berbagai jenis informasi yang diterima anak.
Stimulasi berlebihan ini dapat terjadi dalam situasi rutin di rumah dengan volume TV dan musik yang keras, serta dalam kasus-kasus khusus seperti kerumunan orang di sebuah pesta dan acara luar ruangan anak.
Baca Juga: Begini Cara Buat Teh Jahe Untuk Obati Asam Urat, Simpel Banget!
Individu yang mengalami neurodivergent, seperti penderita gangguan spektrum autisme (ASD), gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (ADHD), individu dengan disabilitas intelektual dan perkembangan (GAKY) mungkin memiliki ambang batas stimulus lebih rendah.
Misalnya, label kaos, lampu neon, dengungan alat elektronik, atau tekstur makanan tertentu merupakan pemicu sensorik umum pada individu autis yang dimana hal ini dapat menyebabkan rangsangan berlebihan.