Waspada Overstimulasi, Kenali Mengapa Stimulasi Berlebihan Dapat Terjadi Pada Anak

Senin 03 Juni 2024, 11:15 WIB
Ilustrasi kelebihan sensorik pada anak yang perlu diketahui oleh para orang tua (Sumber : Pexels.com/@cottonbrostudio)

Ilustrasi kelebihan sensorik pada anak yang perlu diketahui oleh para orang tua (Sumber : Pexels.com/@cottonbrostudio)

SUKABUMIUPDATE.com - Bukan rahasia lagi kalau anak kecil mempunyai emosi yang besar, dan bukan hal aneh jika orang tua melihat mereka mengalami kekacauan, meskipun keadaannya tampak baik-baik saja beberapa saat yang lalu.

Ternyata ada banyak faktor yang bisa menyebabkan tantrum atau perilaku emosional pada anak-anak. Namun salah satu penyebab utamanya adalah stimulasi berlebihan.

Kelebihan sensorik atau stimulasi berlebihan dapat dengan mudah membuat anak lelah sampai mereka mungkin mencapai titik puncaknya. Meski krisis ini dapat terjadi secara tiba-tiba, tapi biasanya ada beberapa tanda utama yang menandakan rangsangan berlebihan akan segera terjadi.

Baca Juga: 9 Cara Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Obat yang Bisa Dilakukan Sendiri Dirumah

Apa itu Stimulasi Berlebihan?

Stimulasi berlebihan adalah respon tubuh terhadap aktivitas atau rangsangan secara berlebih. Seperti diketahui kalau kita semua berinteraksi dengan rangsangan lingkungan sepanjang waktu, namun setiap orang memiliki kapasitas dan keterbatasan berbeda.

Pada seorang bayi kecil mungkin lebih mudah terstimulasi secara berlebihan dibandingkan anak yang lebih besar. Sementara beberapa anak memiliki ambang batas lebih rendah pada usia berapa pun.

Walaupun setiap anak-anak dapat merasakan rangsangan berlebihan biasa saja, tetapi sebagian dari mereka mendapatkan karena ada autisme, kecemasan, atau diagnosis lain sehingga lebih rentan mengalaminya.

Baca Juga: Bebas dari Tinggi Purin! 8 Makanan yang Membantu Menurunkan Asam Urat dalam Darah

Kata Kerri Milyko, PhD, BCBA-D, LBA (NV), analis perilaku bersertifikat dan Direktur Pemrograman Klinis di CentralReach, “Seorang anak mungkin bisa berada di taman yang sibuk di tengah sore musim panas pada satu kesempatan, tapi mungkin mendapat rangsangan berlebihan dari semua rangsangan lingkungan jika mereka stres, tidak mendapatkan tidur malam yang nyenyak, atau melewatkan sarapan.”

Itu berarti menandakan bahwa ada banyak faktor berperan dalam menstimulasi secara berlebihan. Pada dasarnya, ada banyak variabel yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menoleransi rangsangan eksternal.

Mengapa Stimulasi Berlebihan Terjadi?

Stimulasi berlebihan dapat terjadi ketika tingkat rangsangan sensorik melebihi kapasitas diri anak pada usianya. Apalagi setiap anak-anak memiliki batas rangsangan masing-masing, sehingga kemampuan menerima rangsangan sensorik dapat berubah secara teratur.

Baca Juga: 8 Cara Efektif Menyembuhkan Asam Urat Tanpa Obat, Bisa Dilakukan di Rumah

Angka ini mungkin lebih tinggi jika seorang anak cukup istirahat dan baru saja mengkonsumsi makanan atau kudapan seimbang. Sementara itu mungkin lebih rendah jika mereka perlu tidur siang atau belum makan terlalu lama.

Segala jenis rangsangan sensorik di sekitarnya, baik visual, pendengaran, sentuhan, atau jenis lainnya, berpotensi menjadi penyebab stimulasi berlebihan bagi seorang anak. Terkadang, hal ini merupakan kombinasi dari berbagai jenis informasi yang diterima anak.

Stimulasi berlebihan ini dapat terjadi dalam situasi rutin di rumah dengan volume TV dan musik yang keras, serta dalam kasus-kasus khusus seperti kerumunan orang di sebuah pesta dan acara luar ruangan anak.

Baca Juga: Begini Cara Buat Teh Jahe Untuk Obati Asam Urat, Simpel Banget!

Individu yang mengalami neurodivergent, seperti penderita gangguan spektrum autisme (ASD), gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (ADHD), individu dengan disabilitas intelektual dan perkembangan (GAKY) mungkin memiliki ambang batas stimulus lebih rendah.

Misalnya, label kaos, lampu neon, dengungan alat elektronik, atau tekstur makanan tertentu merupakan pemicu sensorik umum pada individu autis yang dimana hal ini dapat menyebabkan rangsangan berlebihan.

AYO! main games di Sukabumi Update Games
Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Life04 Juli 2024, 10:30 WIB

15 Kegiatan Bersama Pasangan Untuk Bisa Mengembalikan Cinta yang Hilang

Ketika menjalin hubungan pasti yang dipikirkan oleh pasangan adalah bagaimana cara untuk mempertahankan cinta serta kebahagiaan di dalamnya. Akan tetapi, pada perjalanannya pasti ada hambatan serta rintangan.
Ilustrasi Liburan menjadi salah satu kegiatan untuk mengembalikan cinta dalam hubungan pada pasangan (Sumber : freepik.com/@marymarkevich)
Gadget04 Juli 2024, 10:07 WIB

Ada Samsung dan Apple, Daftar 35 HP yang Tidak Bisa Lagi Menggunakan WhatsApp

Langkah ini bertujuan meningkatkan kinerja dan keamanan aplikasi.
(Foto Ilustrasi) WhatsApp mengumumkan perubahan signifikan dalam persyaratan sistem minimum penggunaannya. | Foto: Pixabay
Life04 Juli 2024, 10:00 WIB

10 Ciri Orang yang Memiliki Mental Kuat, Tak Pernah Goyah di Tengah Cobaan

Orang yang memiliki mental kuat sangat yakin pada diri sendiri dan kemampuan mereka untuk mengatasi rintangan apa pun yang datang.
Ilustrasi - Orang yang memiliki mental kuat sangat yakin pada diri sendiri dan kemampuan mereka untuk mengatasi rintangan apa pun yang datang. | (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi04 Juli 2024, 09:46 WIB

Bersanding dengan Kampus Besar Se-Indonesia, PSM UMMI Sukabumi Jadi Finalis LPSMN 2024

Syarif Firdaus mengatakan LPSMN merupakan lomba yang dilaksanakan 2 tahun sekali oleh Badan Pusat Talenta Infonesia di bawah naungan Pusat Prestasi Nasional.
PSM Simfoni UMMI masuk sebagai finalis bersama 29 perguruan tinggi se-Indonesia. | Foto: UMMI
Nasional04 Juli 2024, 09:43 WIB

Tim PKM Mahasiswa Asal Sukabumi Ciptakan Alat Deteksi Dini Kanker Kandung Kemih

Alat Deteksi Dini Kanker Kandung Kemih Berbasis Quantum Dots dengan Fluorescence Resonance Energy Transfer Terintegrasi Application Programming Interface Klasifikasi Fuzzy Logic ini diciptakan oleh tim PKM UB yang diketuai oleh mahasiswa asal Sukabumi.
Alat Deteksi Dini Kanker Kandung Kemih Berbasis Quantum Dots dengan Fluorescence Resonance Energy Transfer Terintegrasi Application Programming Interface Klasifikasi Fuzzy Logic (Sumber : Istimewa)
Inspirasi04 Juli 2024, 09:26 WIB

Lewat Program Diskumindag, Pemkot Sukabumi Gelar Pelatihan Ekonomi Kreatif

Pelatihan ini diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman untuk peserta.
Diskumindag Kota Sukabumi pada Rabu, 3 Juli 2024, mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi pelaku ekonomi kreatif. | Foto: Website Pemkot Sukabumi
Sehat04 Juli 2024, 09:00 WIB

8 Manfaat Blewah untuk Kesehatan, Mencegah Dehidrasi Hingga Mengatur Tekanan Darah

Blewah dengan segudang manfaat kesehatannya, terbukti menjadi tambahan bergizi untuk diet seseorang.
Ilustrasi - Blewah dengan segudang manfaat kesehatannya, terbukti menjadi tambahan bergizi untuk diet seseorang. (Sumber : Pixabay.com/@colibri5).
Food & Travel04 Juli 2024, 08:30 WIB

Kadar Purin Tinggi! 10 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Urat

Ketahui apa saja daftar makanan yang harus dihindari penderita asam urat (terutama karena kandungan purinnya tinggi) untuk mengelola kondisi kesehatan dan mengurangi risiko serangan asam urat.
Ilustrasi. Kandungan purin daging merah yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat. (Sumber : Freepik/@stockking)
Sehat04 Juli 2024, 08:00 WIB

Atur Porsi Makan, 15 Tips Terbaik Menurunkan Berat Badan dengan Cara yang Sehat

Pastikan mendapatkan tidur yang cukup, sekitar 7-9 jam per malam agar berat badan bisa turun dengan cara yang sehat.
Ilustrasi. Kombinasikan latihan kardio dengan latihan kekuatan untuk membakar kalori dan membangun otot sehingga bisa menurunkan berat badan dengan sehat. (Sumber : Pexels/JessicaMonte)
Food & Travel04 Juli 2024, 07:00 WIB

Camilan untuk Menurunkan Berat Badan, Apakah Ngemil Itu Sehat?

Diet untuk menurunkan berat badan tidak harus berarti mengabaikan camilan lezat. Lantas, Apakah Ngemil Itu Sehat?
Ilustrasi. Camilan untuk Menurunkan Berat Badan, Apakah Ngemil Itu Sehat? (Sumber : Pexels/shvetsproduction)