SUKABUMIUPDATE.com - Amukan pada anak memiliki beberapa jenis dari merengek hingga menangis dengan berteriak, menendang, memukul, dan menahan napas. Biasanya sifat seperti ini terjadi pada anak laki-laki dan perempuan ketika memasuki usia antara 1 hingga 3 tahun.
Tidak heran, amukan yang dialami anak-anak bisa membuat frustasi setiap orang tua. Namun alih-alih memandangnya sebagai bencana, lebih baik perlakukan kemarahan si kecil menjadi peluang untuk mendapatkan pendidikan.
Beberapa anak mungkin sering mengamuk atau mengalami tantrum, dan sebagian lagi jarang. Sebenarnya, amukan merupakan salah satu bagian normal dari perkembangan anak sekaligus cara mereka menunjukkan perasaan kesal maupun frustasi.
Baca Juga: 6 Kesalahan Orang Tua Saat Mendidik yang Membuat Anak Hidup Miskin di Masa Depan
Semua orang tua tentu pernah mengalami masa-masa sulit itu selama mengasuh sang buah hati. Sudah pasti bahwa amukan merupakan cara yang tidak dewasa untuk mengungkapkan perasaan.
Namun, orang tua atau para ibu tidak perlu merasa resah ataupun khawatir apabila si kecil sedang berada di fase sering mengamuk. Karena ada beberapa tips yang dapat membantu untuk menyalurkan perasaan anak dengan cara positif ketika mengamuk.
Dilansir dari laman mayoclinichealthsystem.com, berikut tips untuk mengatasi amukan pada anak:
Baca Juga: Begini Cara Buat Teh Jahe Untuk Obati Asam Urat, Simpel Banget!
1. Dorong Anak Untuk Membicarakan Perasaannya
Berikan anak pengetahuan tentang kosakata untuk mengungkapkan perasaannya yang emosional dengan memberi nama. Seperti contoh, orang tua bisa berkata “Aku tahu kamu menginginkan sereal itu. Aku paham kamu sedang marah.” Karena daripada berteriak, lebih baik anak mengucapkan kata saja seperti ‘'Aku marah.'
2. Tetap Tenang
Jika orang tua tidak memberikan sesuatu yang diinginkan ketika anak sedang mengamuk, kemungkinan besar kemarahannya akan terus berlanjut. Coba alihkan perhatian si kecil ke aktivitas lain, atau tinggalkan ruangan sampai mereka mendapatkan kembali kendali dari emosinya.
3. Jaga Keselamatan Anak Dengan Tidak Memberikan Terlalu Banyak Perhatian
Ketika anak sudah tenang, orang tua mungkin bisa berkata, "amukan kamu tidak akan menarik perhatian Bunda. Jika kamu ingin memberitahukan sesuatu, maka kamu harus menggunakan kata-kata."
Hal ini dilakukan ayah atau ibu untuk menjaga keselamatan si kecil dengan tidak memberinya banyak perhatian ketika mengamuk. Sebab, amukan seorang anak merupakan bentuk untuk diperhatikan agar keinginannya bisa dikabulkan. Padahal orang tua melarang karena itu tidak baik atau belum waktunya dia tahu.
Baca Juga: Memahami Bagaimana Kristal Asam Urat Terbentuk dan 3 Cara Mengobatinya
4. Usahakan Rutinitas Harian Anak Tetap Teratur
Anak-anak mungkin lebih sering mengamuk ketika sedang lapar atau lelah. Setelah selesai, mereka akan kembali seperti biasa dengan penuh kasih sayang. Untuk melakukan ini para orang tua perlu mengetahui perasaannya, membantu anak-anak memproses situasi, dan menawarkan cinta tanpa syarat.
Coba katakan, "Kamu sangat marah. Sepertinya kamu merasa lelah" dan "Aku di sini, dan aku selalu mencintaimu, bahkan saat kamu berteriak dan kesal."
Selain itu perhatikan, rutinitas apa yang bisa dilakukan untuk mengalihkan anak agar tidak mengamuk. Karena jika hal ini dilakukan dengan teratur bisa membantu si kecil mengontrol perasaannya agar tidak menggunakan amukan kalau menginginkan sesuatu.
Ketika pengendalian diri pada anak meningkat, maka amukannya juga akan berkurang. Kebanyakan anak-anak mulai mengalami sedikit penurunan tantrum pada usia 3 1/2 tahun. Jika Anda khawatir tentang amukan mereka yang selalu muncul, bisa coba untuk dibicarakan dengan penyedia layanan kesehatan.