SUKABUMIUPDATE.com - Mendisiplinkan balita bisa menjadi hal rumit dan tantangan tersendiri ketika anak-anak pada usia ini mulai mengeksplorasi kemandirian mereka dan mencoba menemukan identitas mereka.
Namun, mereka memiliki kemampuan berpikir dan berkomunikasi yang terbatas pada usia ini. Oleh karena itu, orang tua wajib mendidik balita tentang perilaku yang baik. Mendisiplinkan anak pada usia yang tepat dapat membentuk karakter Si Kecil.
Namun mendisiplinkan balita tidak berarti membatasinya pada serangkaian aturan dan memberikan hukuman. Orang tua perlu menyadari bahwa anak-anak pada dasarnya suka bertualang dan oleh karena itu Anda tidak boleh menghentikan mereka untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
Baca Juga: 10 Dampak Negatif Memukul Anak untuk Mendisiplinkannya, Hindari Yah Bund!
Disiplin seharusnya menjadi cara untuk mengarahkan dan melatih balita untuk menerapkan perilaku yang baik. Untuk mendisiplinkan anak, orang tua harus mencoba memberikan penguatan positif ketika balita melakukan perilaku yang tidak pantas.
Bagi kebanyakan orang tua, mendisiplinkan anak bukanlah pekerjaan mudah. Tentu saja membesarkan dan mendisiplinkan anak tidak pernah mudah, namun dengan usaha yang keras pasti Anda bisa berhasil.
Nah, berikut beberapa strategi berguna untuk mendisiplinkan balita yang nakal, dihimpun dari laman parenting.firstcry.
Baca Juga: 10 Kesalahan Orang Tua dalam Mendisiplinkan Anak, Yuk Hindari Bund!
1. Bersikaplah Konsisten
Sebagai orang tua, Anda harus tidak pernah gagal dalam pendekatan Anda saat mencoba mendisiplinkan anak Anda. Jika respons Anda terhadap suatu keadaan terus berubah, Anda mungkin akan membingungkan balita Anda dengan sinyal yang beragam.
Balita mungkin memerlukan pengingat dan pemeriksaan terus-menerus untuk menghentikan pola perilaku buruk mereka dan mengadopsi cara berperilaku yang lebih baik. Menetapkan rutinitas untuk balita Anda akan memberinya rasa aman yang diperlukan untuk berperilaku tenang dan pantas.
Ini berarti mengikuti jadwal yang konsisten untuk waktu makan, waktu bermain, tidur siang, dan waktu tidur. Persiapkan dia terlebih dahulu untuk setiap perubahan dalam rutinitas untuk mencegah kemungkinan terjadinya keributan atau amukan di kemudian hari.
Baca Juga: 10 Kesalahan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak, Jangan Mempermalukannya!
2. Identifikasi Pemicunya
Mengenali penyebab umum atau pola perilaku balita Anda mungkin akan sangat membantu dalam menanganinya secara efektif. Jika balita lapar atau mengantuk, ia akan gelisah. Dengan perencanaan yang matang sebelumnya, usahakan untuk menghindari semua potensi pemicu tersebut.
Misalnya, jangan merencanakan perjalanan ke pasar jika balita Anda mengantuk. Salah satu cara yang baik untuk mendisiplinkan anak adalah dengan tidak memprovokasi dia ketika suasana hatinya sedang tidak baik.
3. Mengembangkan Rasa Diri
Coba libatkan balita Anda dalam aktivitas yang bisa Anda lakukan bersama seperti membereskan mainannya, memasak makanannya, mandi, atau berpakaian. Hal ini dapat membangun rasa penting dalam dirinya karena dia pasti akan menikmati perhatian Anda. Daripada memberikan arahan kepada balita Anda, berikanlah tanggung jawab.
Misalnya, minta dia memutuskan apakah dia ingin mengenakan pakaian hitam atau merah untuk pesta ulang tahun. Memberikan pilihan kepada balita Anda mungkin menyampaikan pesan bahwa Anda menghargai perasaannya dan dia berhak menyampaikan pendapatnya dalam situasi tertentu.
Baca Juga: 9 Cara Terbaik Mendisiplinkan Anak Agar Menjadi Penurut dan Tidak Berontak
4. Pertimbangkan Perspektif Balita Anda
Anak-anak mungkin mengalami kesulitan mengungkapkan ketidaksenangan mereka dengan cara yang tepat. Mereka mungkin mengamuk untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka dalam situasi tertentu.
Contohnya, jika Anda mengambil bolanya sambil mengatakan waktu bermain telah usai namun dia ingin bermain lebih banyak dan Anda tetap menolaknya, maka dia mungkin akan menunjukkan kekesalannya dengan menangis sekeras-kerasnya.
Melihat berbagai hal dari sudut pandang balita Anda dapat membantu Anda mencegah kehancuran yang akan datang. Dalam situasi seperti ini, pahami sudut pandangnya dan temukan cara agar Anda dapat mempertahankan sudut pandangnya dan juga sudut pandang Anda.
5. Mengalihkan Perhatiannya
Balita biasanya memiliki rentang perhatian yang pendek. Anda dapat memanfaatkan rentang perhatian balita yang pendek untuk mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas menarik saat ia mengamuk. Mengarahkan balita Anda ke aktivitas produktif dapat membantunya melupakan amukannya.
6. Penguatan Rasa Positif
Usahakan untuk menghargai perilaku baik balita Anda yang mungkin mendorongnya untuk mengulanginya. Misalnya, pujilah tingkah lakunya yang baik di meja atau cara dia merapikan ruangan.
Ketika Anda mengapresiasinya, dia akan senang dan mengerti bahwa dia telah berbuat baik. Hal ini akan mendorongnya untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi.
7. Gunakan Bahasa yang Benar
Saat tidak menyetujui perilaku balita Anda yang tidak dapat diterima, ingatlah bahasa dan nada bicara Anda. Kehilangan kendali dan membentak balita Anda mungkin bukan ide yang baik. Hal ini hanya akan memperburuk perilaku buruknya.
Tentu saja, Anda mungkin marah, tetapi luangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum berbicara dengan anak Anda. Pendekatan terbaik adalah dengan menggunakan nada tegas untuk mengutuk tindakan tersebut tetapi tidak untuk anak tersebut. Jika Anda ingin mendisiplinkan anak Anda, Anda harus menjaga nada bicara Anda.
8. Mengekspresikan Kasih Sayang
Sentuhan orang tua memenuhi kebutuhan anak akan kasih sayang dan rangsangan fisik serta membuatnya merasa aman. Sentuhan pengasuhan dapat membantu memenuhi kebutuhan balita Anda akan kasih sayang dan rasa aman secara fisik.
Orang tua yang memilih pendekatan pengasuhan saat berinteraksi dengan balitanya akan mendorong keterikatan yang sehat dan perilaku yang baik. Ekspresikan cinta Anda secara bebas dengan memeluk, memeluk, mencium, atau sekadar menggendong balita Anda.
Sentuhan pengasuhan juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual balita Anda yang sehat secara keseluruhan.
9. Abaikan
Kadang-kadang mengabaikan perilaku balita yang tidak tepat dapat membantu meredakan situasi stres. Cobalah bersabar dan biarkan suasana hatinya yang buruk berlalu. Dia mungkin akhirnya merasa lelah berteriak ketika menyadari bahwa dia tidak mendapatkan perhatian yang dicari.
Nantinya, dia akan menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Anda. Terkadang, berdiam diri juga mendisiplinkan anak.
10. Mencontohkan Perilaku
Balita biasanya meniru orang dewasanya. Mereka mempelajari tanggapan mereka terhadap situasi setelah melihat reaksi orang tua mereka. Misalnya cara Anda memperlakukan orang lain, cara Anda mengelola stres, cara Anda mengatasi perasaan negatif, anak Anda diam-diam mengamati Anda dan akan berperilaku sama.
Berhati-hatilah dengan perilaku Anda dan cobalah memberikan contoh yang tepat untuk ditiru oleh anak Anda. Menjadi teladan yang konstruktif bagi balita Anda dapat menjadi cara terbaik untuk mendisiplinkan anak Anda dan menanamkan perilaku baik dalam dirinya.