SUKABUMIUPDATE.com - Masa remaja merupakan masa transisi yang akan selalu dipenuhi dengan berbagai perubahan dan tantangan, terutama bagi anak itu sendiri. Mereka akan mulai mencari jati diri serta kemandiriannya. Tidak heran hal ini kemudian menjadi salah satu penyebab muncul konflik dengan orang tua.
Sehingga tidak diragukan lagi, anak-anak menginjak remaja akan selalu menguji batas kemampuan dan kesabaran orang tuanya. Meski demikian, mereka tetaplah seorang anak yang akan selalu membutuhkan kedua orang tua.
Begitupun dengan orang tua juga pasti mengetahui bahwa remaja tetaplah “remaja” dan bukan anak kecil lagi yang akan mudah diatur sedemikian rupa. Akan tetapi, inilah waktunya untuk menyesuaikan keterampilan mengasuh agar bisa mengimbangi mereka.
Baca Juga: 5 Kunci Sukses Mencegah Asam Urat Agar Tidak Kembali Kambuh di Masa Depan
Kunci untuk bisa mengimbangi anak remaja adalah orang tua harus mengetahui apa yang layak dilakukan untuk mereka atau mana yang justru akan jadi bumerang. Itu artinya, ayah maupun ibu jangan sampai melakukan kesalahan ketika mengubah pola asuh mengikuti usia buah hati.
Melansir dari laman webmd.com, berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua dalam mendidik remaja:
1. Ekspektasi Berlebihan
Banyak orang tua yang menganggap membesarkan anak remaja sebagai sebuah cobaan berat. Bahkan, mereka mempercayai bahwa hanya bisa menyaksikan tanpa daya ketika anak-anak manis itu akan berubah menjadi monster dengan sikap tingkah laku tidak dapat diprediksi.
Justru adanya ekspektasi negatif sebenarnya dapat mendorong perilaku yang paling orang tua takuti ketika anak beranjak remaja. Sebuah penelitian di Universitas Wake Forest menunjukkan bahwa remaja yang orang tuanya mengharapkan mereka untuk terlibat dalam perilaku berisiko melaporkan tingkat perilaku tersebut lebih tinggi satu tahun kemudian.
Jadi, sebagai orang tua fokuslah pada minat dan hobi anak meski tidak memahaminya. Karena dengan sikap mendukung seperti itu dapat membuka jalur komunikasi jauh lebih baik, berhubungan kembali dengan anak yang disayangi, dan mempelajari sesuatu baru dari mereka.
2. Terlalu Banyak Membaca Buku Parenting
Alih-alih memercayai naluri, banyak orang tua yang beralih ke pakar dari luar untuk meminta nasihat tentang cara membesarkan remaja. Buku parenting menjadi masalah ketika orang tua menggunakannya untuk menggantikan keterampilan bawaan mereka.
Maka dari itu, gunakanlah buku untuk mendapatkan perspektif tentang perilaku yang membingungkan, lalu letakkan buku tersebut dan percayalah bahwa ayah atau ibu telah mempelajari apa yang perlu dipelajari mengenai anak remaja. Tidak lupa perjelas secara detail mengenai harapan dan keinginan terbaik bagi Anda dan keluarga.
Baca Juga: 12 Cara Alami Menyembuhkan Kolesterol dengan Cepat Tanpa Obat
3. Melindungi Anak Dari Rasa Sakit
Banyak orang tua tidak ingin masa pertumbuhan anaknya melibatkan rasa sakit, kekecewaan, atau kegagalan Namun melindungi anak-anak dari kenyataan hidup akan menghilangkan kesempatan belajar yang berharga sebelum mereka bisa mandiri.
Padahal orang tua bisa bebaskan anak untuk melakukan yang diinginkan dengan catatan tetap berada di sana untuk mendapatkan bimbingan dan kenyamanan, karena Anda tetaplah orang tuanya.
Namun orang tua bisa menantang diri sendiri untuk mundur secara perlahan agar bisa menguji kemandirian mereka, dan beritahu anak-anak bahwa Anda akan selalu ada untuknya.
4. Mengabaikan Hal Besar
Jika mencurigai anak-anak menggunakan tembakau dalam bentuk apapun, alkohol, atau obat-obatan terlarang lainnya, maka jangan sekalipun berpaling. Meski hanya rokok, vaping, alkohol, atau ganja, orang tua harus tetap mengambil tindakan sedini mungkin sebelum terjadi masalah lebih besar. Walaupun hal tersebut mengingatkan Anda pada masa muda.
Perhatikan perubahan yang tidak dapat dijelaskan dari perilaku, penampilan, prestasi akademis, atau kegiatan lainnya anak remaja. Karena perlu diingat, bahwa bukan hanya obat-obatan terlarang saja yang disalahgunakan saat ini, tetapi juga obat dari resep, obat batuk dan produk rumah tangga sekalipun juga ikut terlibat.
Baca Juga: 4 Cara Cerdas Meredakan dan Mengatasi Amukan Anak Tanpa Perlu Emosi
5. Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Disiplin
Beberapa orang tua yang merasa kehilangan kendali atas perilaku remajanya di masa lalu akan mengambil tindakan keras setiap kali anak mereka melanggar batas. Karena ada ketakutan hal tersebut bisa terulang lagi sehingga menciptakan banyak disiplin.
Namun sebagian lagi memilih menghindari semua konflik karena takut anak remajanya akan menjauh.
Akan tetapi, terlalu sedikit disiplin yang diterapkan juga tidak membantu. Karena remaja membutuhkan struktur dan aturan secara jelas untuk dijalani saat mereka mulai menjelajahi dunia luar.