SUKABUMIUPDATE.com - Kepekaan emosional merupakan ungkapan yang menggambarkan bagaimana seseorang menyikapi lingkungannya. Meskipun konsep ini tidak didefinisikan dengan jelas, dan juga bukan sesuatu untuk mendapat didiagnosis pada seseorang.
Akan tetapi beberapa peneliti menggambarkannya sebagai "reaktivitas emosional yang meningkat" atau "kecenderungan untuk bereaksi secara emosional". Istilah lain yang umum digunakan untuk kepekaan emosional adalah " sangat sensitif ".
Hal ini umumnya berlaku pada orang yang merasakan emosi lebih intens atau memiliki reaksi emosional lebih besar terhadap berbagai hal, termasuk anak-anak.
Kebanyakan anak terlahir sensitif secara emosional, namun seiring bertambahnya usia mereka mempelajari berbagai strategi untuk mengelola emosi. Meskipun demikian, beberapa anak-anak mungkin masih memiliki sensitivitas yang lebih tinggi.
Baca Juga: 10 Cara Alami Menyembuhkan Asam Urat dengan Cepat Tanpa Obat
Sebagai orang tua atau pengasuh mungkin harus mulai menyadari kesensitifannya ketik anak-anak sudah memasuki usia 5 atau 6 tahun.
Membantu Anak yang Sangat Sensitif
Emosi yang besar dapat membuat hidup lebih sulit bagi anak-anak, kecuali mereka belajar mengatur emosi. Meskipun hal ini secara alami dipelajari dari waktu ke waktu, tapi ada beberapa cara dilakukan untuk membantu si kecil menumbuhkan kesadaran emosional dan menerapkan keterampilan mengatasi masalah secara sehat.
Melansir dari laman parents.com, berikut cara membantu menangani emosi anak yang sensitif agar menjadi lebih baik:
1. Validasi Perasaan Mereka
Saat anak menangis setelah mendapat goresan pada siku walau tidak melukai kulitnya, naluri pertama seorang ibu mungkin menyuruhnya untuk tenang atau meyakinkannya bahwa cederanya tidak parah.
Namun para ahli mengatakan bahwa menyangkal perasaannya hanya akan memperburuk keadaan, terutama jika anak mendengar kemarahan atau frustrasi dalam suara orang tuanya. Jadi, katakan saja bahwa ia terluka tetapi tidak mengalami luka sama sekali dan pahami saja rasa sakit yang dialami sang anak.
Baca Juga: 4 Cara Cerdas Meredakan dan Mengatasi Amukan Anak Tanpa Perlu Emosi
2. Bantulah Definisikan Perasaannya
Anak-anak harus mengenali serta mendefinisikan perasaan mereka dan orang tua harus bisa membantu dengan mengajari tentang emosi. Katakan, “Kamu terlihat sedih sekarang,” atau “Aku tahu kamu sedang marah.”. Tunjukkan juga emosi Anda dengan mengatakan, “Aku sedih karena kita tidak bisa mengunjungi Nenek hari ini,” atau “Aku terkejut anak-anak itu bersikap begitu jahat.”
3. Beritahu Mereka Dengan Informasi Jelas
Anak kecil senang jika diberi tahu, jadi gunakanlah hal itu untuk keuntungan Anda. Misal, anak takut disuntik bisa bicarakan dengan mereka sebelum pemeriksaan. Jelaskan apa manfaat dan bagaimana suntikan mencegah penyakit tertentu.
4. Tetapkan Ekspektasi yang Nyata
Cara lain untuk membantu anak merasa memegang kendali yaitu tetapkan ekspektasi realistis sebelum mencoba sesuatu yang baru. Misalnya, jika dia sangat sensitif sedang mencoba teka-teki yang terdiri dari 300 keping dan orang tua sudah memperkirakan teka-teki itu akan berakhir dengan kehancuran, maka persiapkanlah mereka untuk menerima kekalahan terlebih dahulu.
Baca Juga: Jangan Salahkan Anak, Ini 6 Didikan Orang Tua yang Membuatnya Durhaka
5. Ajari Keterampilan Mengatasi Masalah
Keterampilan mengatasi masalah dan dapat membantu anak untuk menyelesaikan sama dengan membuat mereka tahu caranya supaya bisa mengelola emosi dengan baik. Sehingga anak-anak tidak mudah sensitif.
6. Pisahkan Perasaan dan Perilaku
Anak-anak juga harus belajar bagaimana mengekspresikan emosi dengan cara yang pantas secara sosial. Berteriak di tengah toko kelontong, merengek, atau mengamuk di sekolah, misalnya, bukanlah perilaku yang dapat diterima.
Mereka harus tahu mana perilaku dan perasaan. Melakukan tindakan buruk bukanlah bentuk dari ungkapan perasaan, tetapi hanya ingin mencari perhatian. Maka beritahu anak-anak cara berperilaku dengan baik serta bagaimana mengungkapkan perasaan akan suatu hal.
7. Temukan Solusi Bersama
Terkadang, tidak ada solusi untuk perasaan yang besar. Namun bila perlu, setelah memvalidasi emosi anak dan membiarkannya tenang, orang tua dapat memberdayakan mereka untuk bertukar pikiran tentang cara-cara agar merasa lebih baik.