SUKABUMIUPDATE.com - Didunia ini tidak ada orang tua yang ingin anaknya menjadi penyendiri di sekolah maupun di lingkungan rumahnya. Bahkan dicap sebagai anak aneh yang duduk di pojok dan tidak berbicara dengan siapa pun.
Di dunia yang serba cepat seperti sekarang ini, keterampilan sosial sangat penting untuk bertahan hidup. Mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang baru adalah kunci kepuasan profesional dan pribadi.
Keterampilan ini tidak muncul secara alami, melainkan keluar dari pelatihan, pengkondisian, faktor lingkungan, dan pengalaman hidup. Jika anak Anda seorang introvert dan tidak suka berbicara dengan orang baru, Anda perlu membantunya bergaul dengan anak-anak lain.
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk mengajarkan anaknya berteman baik dan bersosialisasi, dihimpun dari laman parenting.firstcry.
1. Melatih Emosional Anak
Duduklah bersama anak Anda dan ajukan pertanyaan seperti “bagaimana perasaanmu?”, dan “mengapa kamu merasa begitu?” Akan mendorongnya untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, daripada mendekatinya melalui diam atau tindakan kekerasan.
Mengekspresikan perasaan Anda kepada orang terdekat membantu seseorang memisahkan diri dari perasaannya. Mampu mengenali kemarahan atau frustrasi Anda sebagai perasaan sementara yang Anda alami dan tidak termakan olehnya akan membuat Anda mengambil keputusan yang lebih matang dan menghindari reaksi mendadak yang mungkin akan Anda sesali di kemudian hari. .
Di sisi lain, mengabaikan atau mengabaikan emosi anak Anda, terutama emosi negatif seperti “bersikap konyol” atau sekadar menuntut agar mereka “mengatasinya”, “diam”, atau “berperilaku” akan menyebabkan lebih banyak masalah dalam pengendalian diri.
Ini adalah arah pemikiran yang harus diilhami pada anak Anda yang akan memungkinkan mereka menjadi manusia yang berevolusi seiring bertambahnya usia.
2. Hindari Lingkungan Rumah Keras
Anak-anak perlu disiplin. Namun cara Anda mendisiplinkan anak harus mempunyai alasan yang kuat di baliknya. Terkadang, seorang anak bisa saja dipaksa melakukan sesuatu oleh orang tuanya.
Anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini, yaitu tunduk pada aturan-aturan yang ketat dan membelenggu tanpa diberikan penjelasan mengenai 'mengapa' aturan-aturan ini diterapkan, akan merasa lebih sulit untuk mengembangkan pedoman moral internal karena mereka tidak dianjurkan untuk mempertanyakan apa pun.
3. Menumbuhkan Kesopanan
Saat berbicara dengan si kecil, berikan dia perhatian penuh. Tanggapi pertanyaannya seperti yang Anda lakukan terhadap orang dewasa.
Ketika anak-anak dilibatkan dengan cara ini, mereka akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan bahkan belajar mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespons dengan tepat ketika terlibat dalam percakapan dengan teman-temannya.
Hal ini melatih mereka untuk menghindari kesalahan dalam percakapan seperti memonopoli dialog atau mengajukan terlalu banyak pertanyaan yang tidak senonoh. Karena mereka menunjukkan keterampilan percakapan yang lebih baik, mereka disukai oleh teman-temannya.
4. Ajarkan Empati
Cobalah untuk berempati dengan seseorang ketika Anda melihatnya dalam kesusahan. Empati pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk membayangkan dirinya berada pada posisi orang lain. Itu adalah bawaan dalam makhluk sosial yang hidup seperti manusia. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak dianjurkan atau tidak bisa diajarkan.
Empati adalah kunci untuk membentuk hubungan emosional yang kuat dengan orang lain dan mampu mengadakan percakapan yang bermakna. Jangan segan-segan membicarakan perasaan orang lain dengan anak Anda. Tanyakan padanya bagaimana perasaannya terhadap suatu hal (misalnya dimarahi, mainannya diambil darinya) dan bagaimana orang lain juga akan merasakan hal yang sama!
5. Kenali Ekspresi Wajah
Sebagai orang dewasa, kita mungkin menganggap remeh kemampuan kita mengenali ekspresi wajah orang lain. Namun, ini merupakan alat penting dalam rangkaian keterampilan sosial kita dan anak-anak kelas dasar dapat ditingkatkan dalam bidang ini hanya dengan membicarakan subjek tersebut dengan mereka.
Jika Anda ingin bekerja lebih keras, Anda dapat melibatkan anak Anda dalam permainan seperti menebak ekspresi karakter dalam kartun atau film saat Anda menontonnya. Permainan mudah lainnya adalah permainan berpura-pura di mana Anda atau anak Anda membuat wajah dan orang lain harus menebak emosi apa yang ada di baliknya.
6. Pecahkan Kekakuan Anak
Anak yang mahir secara sosial adalah anak yang dapat berinteraksi dengan kelompok baru yang terdiri dari anak-anak yang berusia sama dan diterima oleh mereka. Kiat praktis tentang cara berteman untuk anak-anak ini akan berguna dalam situasi seperti itu.
Saat bergabung dengan kelompok anak-anak lain yang sudah terlibat dalam aktivitas bermain apapun, ajarkan anak Anda untuk mengukur aktivitas tersebut dan cari tahu bagaimana ia dapat menyesuaikan diri tanpa mengganggu mereka.
Ajari anak Anda bahwa ia tidak boleh mengganggu anak lain. Katakan padanya bahwa dia tidak boleh memaksakan diri pada anak-anak lain, jika anak-anak lain tampaknya tidak mau membiarkannya masuk, mundurlah.
7. Berperan dalam Kehidupan Sosial Mereka
Hal ini terutama berlaku untuk anak kecil. Menetapkan tanggal bermain dengan teman-teman di kelas adalah cara yang bagus untuk memperkuat hubungan. Guru kelas dapat membantu Anda berhubungan dengan orang tua teman anak Anda di sekolah.
Meskipun peran Anda bukan untuk terus-menerus memantau segala sesuatu yang dilakukan selama bermain, Anda tetap harus mengetahui apa yang dilakukan anak Anda dan mencegah bertengkar atau aktivitas yang tidak disarankan.
8. Rencanakan Tanggal Bermain
Ini merupakan ide yang baik untuk merencanakan kegiatan saat mengadakan bermain. Ini mungkin kegiatan perencanaan sangat membantu jika salah satu anak yang terlibat pada dasarnya pemalu dan lambat untuk keluar dari zona nyamannya.
9. Biarkan Mereka Memecahkan Masalah
Saat sedang bermain-main atau di lingkungan kelas, wajar jika terjadi konflik. Biarkan anak menyelesaikan konfliknya sendiri. Kejadian-kejadian ini merupakan pengalaman luar biasa untuk masa depan. Hanya ikut campur jika konflik meningkat dan bantu mereka menemukan solusi daripada memisahkan mereka secara langsung.
10. Pantau Jika Ada Penindasan
Meskipun disarankan untuk membiarkan anak-anak menyelesaikan konfliknya sendiri, Anda harus selalu turun tangan jika konfliknya meningkat menjadi penindasan. Mengikuti perkembangan dan kejadian sehari-hari di kelas anak Anda akan memberitahu Anda jika anak Anda menghadapi penindasan.