SUKABUMIUPDATE.com - Penggunaan media sosial adalah salah satu wadah yang memiliki banyak sekali topik, terutama terkait kesehatan yang sering didiskusikan oleh dokter anak dengan orang tua.
Namun, tidak semua orang bisa melindungi anak dari segala jenis bentuk kekerasan virtual di dalam media sosial. Hal ini dikarenakan tidak semua anak memberitahu kita mengenai apa yang tengah diaksesnya.
Terkadang orang tua baru mengetahui anak telah menonton atau mengetahui kekerasan virtual, ketika tidak sengaja melihat si kecil meniru apa yang dilihat dari media sosial, TV, film, hingga video game.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Sepele yang Membuat Penderita Asam Urat Sulit Tidur di Malam Hari
Tentu saja hal tersebut akan menjadi kekhawatiran yang besar. Karena sebagian besar orang tua takut kalau yang ditiru sang anak bisa merugikannya suatu hari nanti, atau menjadi sifat yang sulit dikendalikan.
Namun, tidak perlu khawatir karena ada beberapa langkah yang bisa membantu orang tua untuk meminimalisir dampak buruk dari konten kekerasan terhadap anak, saat ini dan di masa depan.
Berikut 5 langkah praktis yang bisa dilakukan orang tua untuk melindungi anak dari dampak kekerasan virtual, merangkum dari laman healthychildren:
Baca Juga: 10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang
1. Batasi Apa Yang Ditonton dan Dimainkan Oleh Anak Yang Masih Sangat Kecil
Jika Anda memiliki anak di bawah usia 6 tahun, cobalah untuk mengecualikan konten kekerasan dari “media” mereka. Anak-anak semuda ini tidak bisa membedakan fantasi dari kenyataan. Bagi mereka, bahkan kekerasan yang terkesan kartun pun tampak nyata.
2. Gunakan Kontrol Orang Tua dan Rating Media
Berbagai teknologi menjanjikan untuk memberi orang tua kendali atas kebiasaan menonton dan bermain anak-anak. Tentu saja kehadiran teknologi itu membantu kita untuk mempelajari cara menggunakannya agar bisa mengawasi anak.
Namun, tidak ada program yang dapat menggantikan keterlibatan pribadi dalam pilihan anak-anak. Si kecil harus selalu meminta izin orang tuanya sebelum mereka menonton atau bermain video game di perangkat apa pun.
Pelajari lebih lanjut juga tentang rating konten TV dan rating film yang akan dilihat atau digunakan anak. Hal ini bisa membantu orang tua untuk memilih dengan bijak tontonan keluarga.
Baca Juga: 6 Dampak Buruk Sering Memarahi Anak yang Sering Disepelekan Orang Tua
3. Menonton atau Bermain Dengan Anak-Anak
Perhatian orang tua memiliki kekuatan yang luar biasa. Jelaskan bahwa Anda tertarik dengan hal-hal yang mereka suka tonton dan mainkan. Duduklah bersama sang anak sebentar untuk mengukur tingkat kekerasan virtual di acara, film, game, atau aplikasi favoritnya.
Ini akan memberi Anda dasar pengetahuan yang dapat membantu menetapkan batasan dan ekspektasi realistis di kemudian hari kepada anak, terutama saat dewasa nanti.
4. Diskusikan Apa yang Orang Tua Lihat
Saat menikmati berbagai hiburan bersama anak Anda, luangkan waktu untuk membicarakannya dengan mereka. Tanyakan juga bagaimana perasaan sang buah hati terhadap adegan kekerasan atau agresif yang ada di depan matanya. Tunjukkan ketertarikan pada kesan dan pendapat anak-anak tanpa berdebat dengannya.
Percakapan ini akan membandingkan apa yang dilihat anak Anda dengan nilai-nilai keluarga seperti rasa hormat, toleransi, kebaikan, dan saling pengertian. Mereka juga memberi Anda kesempatan untuk menyebutkan contoh-contoh di mana kekerasan dihargai atau diagungkan dan menawarkan sudut pandang yang berbeda.
5. Buat Rencana Media Keluarga
American Academy of Pediatrics (AAP) menawarkan alat yang mudah digunakan untuk membantu orang tua dan pengasuh mengelola penggunaan media keluarga. Anda akan menemukan daftar prioritas media yang dapat dipilih, tip praktis untuk menjamin kesuksesan, dan kemampuan mencetak dalam membagikan rencana antara orang tua dengan pengasuh, keluarga, sampai teman.
Baca Juga: 9 Tips Mengkonsumsi Makanan Purin untuk Penderita Asam Urat
Orang tua bahkan dapat menyimpan rencana dan mengeditnya ketika ada perubahan kebutuhan keluarga Anda dan anak seiring waktu.
sumber: healthychildren.org