SUKABUMIUPDATE.com - Menanamkan etika atau tata krama pada anak-anak adalah upaya yang menantang namun bermanfaat. Orang tua mungkin berpikir bahwa mereka yang berperilaku baik merupakan bawaan dari lahir, bukan karena dibesarkan. Mungkin juga buah hati secara alami akan mengambil tindakan dengan memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
Meskipun beberapa anak ada yang berperilaku baik secara lebih alami. Tapi, untuk para orang tua penting mengajarkan dan memperkuat keterampilan tata krama ini kepada anak-anak.
Anak yang berperilaku baik akan menonjol karena semua alasan yang benar. Dari mengucapkan "tolong" dan "terima kasih", memberi hormat serta bersikap sopan, hingga menggunakan tata krama yang baik.
Baca Juga: 7 Sikap Sederhana yang Membuat Kamu Bisa Dikagumi Banyak Orang
Hal ini pasti akan membuat si kecil diperhatikan oleh guru dan orang tua lainnya sampai bisa membangun kepercayaan diri, kemandirian, dan harga diri mereka.
Namun, pembelajaran sopan santun bisa jadi sedikit rumit. Ketika sulit meyakinkan seorang anak untuk mengikuti dasar etika saat teman-temannya di sekolah atau di dunia maya mungkin tidak melakukan sikap tersebut.
Menurut, Siggie Cohen, PhD, terapis anak dan keluarga di Los Angeles, California. Adapun pendekatan ideal yang bisa dilakukan orang tua, yaitu dengan menggabungkan instruksi langsung, seperti mencontohkan perilaku yang ingin Anda lihat, memperkuat ekspektasi dengan pujian dan konsekuensi, sesuai kebutuhan.
Baca Juga: 10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Pikiran Tidak Tenang
Tata Krama Apa yang Harus Saya Ajarkan pada Anak Saya?
Untuk mengajarkan sopan santun kepada anak, yang diperlukan orang tua adalah menentukan mana yang ingin diberikan. Setiap keluarga memiliki standar tersendiri mengenai perilaku untuk membuat anak-anak menghargai mereka.
Namun, ada beberapa perilaku baik tertentu yang disetujui oleh sebagian orang tua. Hal ini termasuk menampilkan kesopanan dan rasa hormat yang sama.
Tata krama utama di sini yang bisa diberikan kepada anak-anak di antaranya mengucapkan “tolong”, “terimakasih” ,“maaf”, dan “sama-sama”, menyapa orang dengan sapaan ramah, menggunakan tata krama meja yang sopan, bertanya sebelum menyentuh orang atau benda lain yang bukan milik sendiri, menjaga barang-barang tetap rapi, bersabar dan menunggu giliran, mengakui kesalahan, hingga berpikiran inklusif serta berempati.
Baca Juga: 10 Ciri Anak Sering Stres Karena Selalu Dimarahi Orang Tua
Begitupun menggunakan suara hati, menjaga ketenangan saat kesal, dan menegosiasikan konflik secara adil adalah komponen lain dari perilaku sopan.
Beberapa keluarga tentu saja ingin anak-anak mereka menyapa orang dewasa dengan menggunakan nama lengkap atau menjabat tangan sebagai salam. Menatap mata orang lain sambil berbicara adalah ekspektasi umum lainnya. Karena semua itu merupakan tata krama dalam sopan santun.
Begitupun ketika di rumah, melepaskan sepatu saat masuk dan menggantung mantel juga penting dalam tata krama. Apalagi sebagai tuan rumah tentu saja harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap sikap. Karena itu merupakan bagian penting dari memiliki sopan santun.
Baca Juga: 10 Tips Membahagiakan Diri Sendiri Saat Hidup Banyak Masalah
Orang tua bisa melakukan tata krama ini kepada anak untuk saling memperhatikan temannya. Buatlah si kecil mengamati apakah temannya sedang bersenang-senang saat bermain. Lalu beritahu sikap seperti apa yang harus diberikan ketika ingin bermain bersama atau menginginkan mainan sang teman.
Karena para orang tua mungkin mengharapkan mereka berbagi mainan, membiarkan temannya memilih permainan yang mereka mainkan, dan menawarkan minuman kepada temannya dengan cara yang sopan.
Sumber: verywellfamily.com