SUKABUMIUPDATE.COM - Time-out merupakan salah satu teknik disiplin yang menurut banyak orang tua dan ahli sangat berguna ketika anak-anak berperilaku tidak pantas.
Misalnya, Anda menyuruh balita Anda untuk tidak memukul saudaranya, namun anak Anda tidak menurutinya. Sebagai tanggapan, Anda dapat mendudukkan anak Anda di sudut yang tenang selama waktu tertentu untuk memikirkan kesalahan yang mereka lakukan.
Time-out direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP), dan digunakan oleh 85% orang tua. Namun masih banyak pendapat mengenai kapan waktu istirahat (time-out) adalah waktu yang tepat dan bagaimana cara melakukannya.
Usia yang Tepat untuk Time-Out
Para ahli menyarankan untuk tidak menggunakan metode disiplin time-out sampai anak Anda berusia sekitar 2 atau 3 tahun. Dan kedua usia ini adalah masa ketika anak-anak akan mulai mengenali sebab dan akibat serta memahami konsekuensinya.
Pada usia ini juga, mereka mulai lebih bisa mengendalikan diri serta cenderung berada di area time-out.
Untuk balita yang lebih muda, Anda tentu dapat menggunakan kursi makan bayi atau mengubah pemandangan agar mereka tidak melakukan sesuatu yang berbahaya, menyakiti anak lain, atau merusak harta benda.
Namun, dibandingkan anak-anak yang lebih besar, kemampuan mereka untuk menghubungkan perilaku mereka dengan konsekuensinya jauh lebih kecil, sehingga mereka cenderung tidak berpikir sebelum bertindak lagi setelah waktu istirahat.
Selain itu, Time-out juga efektif diterapkan pada usia sekitar 8 tahun dan menginduksi alami yang sesuai dengan perilaku yang tidak dapat diterima misalnya, mengambil ponsel anak Anda selama sehari jika mereka diam-diam menggunakan Snapchat saat melakukan pekerjaan rumah, dan ini adalah strategi disiplin yang baik untuk anak yang lebih besar.
Kapan Menggunakan Time Out
Orang tua dan pengasuh sering kali menggunakan waktu menyendiri sebagai cara untuk membantu anak menenangkan diri, mengatasi amukan, hingga untuk menghentikan pola perilaku buruk mereka.
Kapan pun Anda menggunakan metode time-out itu terserah Anda, tetapi salah satu kuncinya adalah menjelaskan kepada anak-anak bagaimana proses akan berjalan sebelumnya dan kemudian tetap berpegang pada rencana tersebut. Dengan demikian, anak akan tahu apa yang diharapkan.
Dengan beberapa latihan dan bila dilakukan dengan benar, waktu menyendiri bisa efektif dalam banyak situasi, seperti ketika Anda ingin anak Anda berhenti memukul, meludah secara sembarang, melempar barang, berteriak di dalam rumah, bahkan mencoret-coret dinding, atau memukul furniture.