SUKABUMIUPDATE.com - Sering bertengkar di depan anak sesungguhnya merupakan tindakan yang tidak seharusnya ditampakkan sama sekali.
Sebab, tanpa disadari rupanya bertengkar di depan anak bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya.
Maka dari itu, berikut beberapa dampak buruk bertengkar di depan anak yang wajib diketahui para orang tua.
1. Memicu Stres
Pertengkaran orang tua yang ditunjukkan kepada anak bisa menjadi sebab meningkatnya produksi hormone stres.
Tak ayal, anak akan terganggu konsentrasinya saat belajar dan cenderung mudah merasakan gejala fisik, seperti sakit perut atau sakit kepala.
2. Cemas dan Depresi
Akibat pertengkaran orang tua, anak akan liar dan negatif pikirannya. Karena dihantui rasa khawatir akan kejadian buruk dari kedua orang tuanya, seperti perceraian.
Karena itulah, anak rentan mengalami cemas dan bisa sampai depresi jika terus-terusan melihat orang tua bertengkar.
3. Gampang Marah-marah
Pertengkaran orang tua akan memicu masalah pada control emosi anak di dalam dirinya. Pasalnya, keseringan melihat kebiasaan marah-marah kedua orang tuanya saat bertengkar.
Hal ini memicu anak beranggapan bahwa marah-marah adalah cara penyelesaian masalah hidup, sebagaimana dicontohkan orang tua.
Baca Juga: 7 Ciri Anak Stres Karena Suka Dimarahi Orang Tua, Sikapnya Tak Biasa
4. Anak Jadi Nakal
Pertengkaran akan membawa kerenggangan di mana bisa berimbas pada kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya.
Lantaran orang tua sibuk mengurus konfliknya, anak kehilangan kasih sayang dan perhatian. Akibatnya, anak mencari perhatian dengan caranya sendiri di luar rumah, hal ini yang bisa memicu kenalakan dan keributan.
5. Hubungan Sosialnya Terhambat
Terkadang, anak akan merasa malu ketika pertengkaran orang tuanya santer diketahui banyak orang, apalagi teman sebayanya, baik di sekolah maupun teman tetangga.
Hal ini yang membuat anak minder bersosial dengan mereka oleh sebab cap buruk tentang kedua orang tuanya.
6. Hubungan Anak dan Orang Tua Merenggang
Apabila pertengakran berujung perpisahan, hubungan anak akan renggang dengan ayah atau ibu sendiri.
Misalnya, si anak ikut ibunya, tentu akan jarang bertemu dengan ayahnya. Begitu pun sebaliknya sebagai dampak buruk dari pertengkaran yang berujung perceraian.