SUKABUMIUPDATE.com - Saat berbicara dengan pasangan Anda, ingatlah bahwa masalahnya bukan hanya topik spesifiknya. Di balik topik tersebut terdapat kecintaan orang tua terhadap anaknya.
Ketika salah satu orang tua merasa yakin bahwa satu pendekatan lebih baik daripada pendekatan lain dalam mendisiplinkan anak, maka semua emosi ini akan muncul. Serangan terhadap gaya disiplin salah satu orang tua bisa berakhir seperti serangan terhadap rasa cinta mereka terhadap anak.
Tentu saja, perbedaan pendapat mengenai strategi disiplin untuk anak tidaklah sehat bagi orang tua atau anak. Namun apa yang bisa Anda lakukan jika berada di tengah perselisihan?
1. Terima Perbedaan Anda
Penting bagi Anda untuk menerima bahwa Anda dan pasangan akan berbeda pendapat mengenai masalah pengasuhan anak pada suatu saat kecuali salah satu orang tua tidak mengutarakan pendapatnya, yang juga harus Anda sampaikan. Karena ada banyak cara berbeda untuk membesarkan anak.
Disiplin merupakanproses seumur hidup bagi orang tua dan anak. Kebutuhan seorang anak berkembang dan bervariasi seiring bertambahnya usia. Demikian pula, Anda dan pasangan kemungkinan besar akan berubah seiring dengan pembelajaran yang Anda peroleh dari pengalaman mengasuh anak.
2. Temukan Tempat Serupa
Setelah mengidentifikasi perbedaan-perbedaan Anda, maka selanjutnya carilah kesamaannya. Anda dan pasangan kemungkinan besar memiliki tujuan yang sama untuk anak Anda. Kemungkinan besar juga Anda berdua berinvestasi dalam memastikan anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Duduklah bersama untuk menyusun rencana yang Anda berdua sepakati untuk diikuti. Anda tidak perlu menyetujui setiap aspek, tetapi harus setuju bahwa Anda dapat mengikuti rencana tersebut di depan anak-anak. Jadi kemungkinan besar Anda berdua perlu melakukan sedikit kompromi.
3. Tetapkan Aturan Rumah Tangga
Bekerja sama sebagai tim untuk menetapkan peraturan rumah tangga. Buatlah daftar aturan sederhana yang penting bagi Anda berdua. Biasanya, sekitar 10 aturan sudah cukup. Pastikan juga menyertakan aturan umum tentang rasa hormat, tugas rumah, dan pekerjaan rumah.
Kemudian, buatlah garis besar daftar kemungkinan konsekuensi yang dapat Anda sepakati jika aturan dilanggar. Mungkin ada konsekuensi yang berbeda untuk setiap anak. Diskusikan juga imbalan yang akan diperoleh anak Anda jika mereka mengikuti aturan, misalnya mendapat uang saku untuk melakukan pekerjaan rumah.
Baca Juga: Bantu Kelola Kecemasan, Ini 4 Manfaat Mendisiplinkan Anak yang Patut Diketahui
4. Hadirkan Front Persatuan
Setujui untuk menghadirkan front persatuan kepada anak-anak. Bagikan peraturan dengan anak-anak dan sepakati bahwa Anda akan menepati konsekuensinya. Keamanan yang akan diberikan oleh kesatuan front persatuan kepada anak-anak Anda lebih penting daripada strategi disiplin apa yang akan Anda gunakan.
Penting untuk memberikan teladan perilaku yang pantas di depan anak-anak Anda. Misalnya, jika anak melihat Anda berkelahi, kemungkinan besar mereka akan menyelesaikan konflik dengan cara yang sama.
5. Tinjau Kembali Rencana Anda Setiap Minggu
Luangkan waktu setiap minggu untuk berbicara dengan pasangan Anda tentang strategi mengasuh anak. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan melakukan perubahan rencana sesuai kebutuhan. Pastikan untuk mempresentasikan perubahan tersebut kepada anak-anak Anda sebelumnya.
Seiring bertambahnya usia anak, kebutuhan mereka akan berubah, dan strategi disiplin Anda juga perlu berubah. Jika satu strategi disiplin tidak berhasil, bekerjalah sebagai tim untuk mengembangkan rencana lain. Ada banyak cara berbeda untuk mengatasi masalah perilaku, dan penting bagi Anda untuk bersikap fleksibel dalam pendekatan Anda.
Sumber: Very Well Family