SUKABUMIUPDATE.com - Istilah “disiplin positif” mungkin terdengar agak menipu. Lagi pula, apakah hukuman itu benar-benar berdampak positif? Dan bukankah disiplin harus menyakitkan untuk memberi pelajaran pada anak Anda?
Namun, sebelum Anda mengambil kesimpulan apapun, pertimbangkan bahwa disiplin positif mungkin merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan pelajaran hidup yang berharga kepada anak-anak Anda.
Meskipun hal ini tetap melibatkan pemberian konsekuensi negatif kepada anak-anak atas perilaku buruknya, tetapi hal ini juga melibatkan pengambilan langkah-langkah untuk mencegah masalah perilaku sebelum terjadi.
1. Bangun Hubungan Positif
Disiplin positif menggunakan pendekatan otoritatif, yang mempertimbangkan perasaan anak. Anak-anak didorong untuk mengungkapkan perasaannya serta mendiskusikan kesalahan, ide, dan masalahnya secara terbuka. Orang tua kemudian bekerja sama dengan anak dalam menyelesaikan masalah sambil memberikan contoh komunikasi yang penuh rasa hormat.
Habiskan waktu berkualitas bersama anak Anda setiap hari untuk membangun hubungan yang sehat.
2. Gunakan Dorongan Secara Bebas
Disiplin positif berfokus pada dorongan daripada pujian. Daripada memuji anak atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik, fokuslah pada upaya anak Anda meskipun hasilnya tidak berhasil.
Dorongan dapat membantu anak-anak mengenali potensi penuh mereka. Hal ini juga mengajarkan mereka untuk menjadi lebih mandiri, karena mereka akan mulai melihat apa yang mampu mereka lakukan sendiri. Disiplin positif juga didasarkan pada keyakinan bahwa semua anak perlu merasakan rasa memiliki yang mendalam.
Baca Juga: Fokus Pada Jangka Panjang, Ini 10 Tips Menerapkan Disiplin Pada Anak Tetap Konsisten
3. Selesaikan Masalah Bersama
Pengasuh didorong untuk mengadakan pertemuan untuk memecahkan masalah yang muncul. Hal ini mengajarkan anak-anak keterampilan pemecahan masalah yang diperlukan sambil memberi mereka kesempatan untuk berbagi pendapat. Saling menghormati adalah bagian penting dari proses ini.
Ketika anak Anda menunjukkan masalah perilaku, duduklah bersama dan bicarakan hal tersebut. Katakan sesuatu seperti, "Kamu belum mengerjakan tugasmu selama dua malam minggu ini. Apa yang bisa kita lakukan?"
4. Fokus pada Pengajaran
Mengajar adalah langkah penting dalam proses tersebut. Berikan anak Anda pedoman yang jelas dan jelaskan harapan Anda sebelumnya.
Saat Anda memberikan tugas, luangkan waktu untuk mengajari anak Anda cara menyedot debu karpet atau cara merapikan tempat tidur dengan benar. Maka hal ini akan menghilangkan kesalahpahaman mengenai pekerjaan.
5. Gunakan Disiplin Daripada Hukuman
Disiplin positif membuat perbedaan kontras antara disiplin dan hukuman. Konsekuensi tidak dimaksudkan sebagai hukuman, namun harus memberikan pelajaran hidup yang mempersiapkan anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Dalam disiplin positif, seperti time-out tidak dianggap sebagai hukuman. Sebaliknya, ini harus disebut sebagai waktu menyendiri yang positif dan harus dilakukan di tempat yang menyenangkan dan nyaman.
Time-out yang positif dirancang untuk mengajari anak-anak beristirahat ketika mereka perlu menenangkan diri. Pada akhirnya, mereka dapat belajar mengambil waktu istirahat sendiri tanpa harus dikirim ke sana sebagai konsekuensinya.
Gunakan strategi penguatan positif yang mendorong perilaku baik. Program hadiah, bagan stiker, dan sistem token ekonomi dapat membantu mencegah perilaku buruk.
Sumber: Very Well Family