SUKABUMIUPDATE.com - Jika Anda belum pernah merasa nyaman menghukum anak Anda, maka disiplin positif patut dicoba. Dengan menggunakan teknik disiplin positif seperti pengalihan, pujian, dan pengabaian selektif, Anda sering kali dapat menghentikan perilaku buruk sejak awal tanpa menggunakan ancaman, suap, bentakan, atau hukuman fisik.
Para pendukungnya mengklaim bahwa metode disiplin ini dapat membantu memperkuat ikatan dan meningkatkan kepercayaan antara orang tua dan anak. Ketika Anda merespons provokasi dengan lima contoh disiplin positif yang terbukti benar dan bukannya marah, Anda juga sekaligus mengajari seorang anak bahwa merespons momen-momen yang membuat frustasi tanpa konflik adalah mungkin.
1. Pengalihan Perhatian
Si kecil memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga tidak terlalu sulit untuk mengalihkannya ke aktivitas lain saat ia bertingkah. Jika balita Anda bermain dengan benda yang berbahaya, berikan mainan lain yang akan menarik perhatiannya. Jika tidak berhasil, bawa mereka ke ruangan lain atau pergi ke luar untuk mengalihkan perhatian mereka.
2. Penguatan Positif
Manfaatkan setiap kesempatan untuk memuji perilaku baik. Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak dipuji atas sesuatu yang mereka lakukan dengan benar, apakah itu mengikuti aturan atau berbagi mainan, mereka akan cenderung berperilaku seperti yang diharapkan lagi.
Saat menggunakan penguatan positif, akan lebih efektif untuk memuji tindakan spesifik dari perilaku baik daripada karakter atau kepribadian anak.
Baca Juga: Fokus Pada Jangka Panjang, Ini 10 Tips Menerapkan Disiplin Pada Anak Tetap Konsisten
3. Time-Out
Time-out dapat menjadi konsekuensi yang efektif, namun sulit untuk dilakukan dengan benar. Penelitian menunjukkan bahwa 85% orang tua melakukan hal-hal ketika mencoba menggunakan teknik disiplin ini yang terbukti menjadi bumerang, seperti berbicara dengan anak-anak atau membiarkan mereka bermain dengan mainan saat waktu istirahat.
4. Gunakan Pengingat Satu Kata
Daripada mengajukan tuntutan yang rumit kepada anak Anda, cobalah ucapkan satu kata yang berdampak untuk menyampaikan pesan Anda pada saat itu. Jangan ingatkan anak Anda untuk menggunakan sopan santun saat meminta sesuatu dan jelaskan panjang lebar mengapa itu penting.
5. Pengabaian Selektif
Jika masalahnya kecil, menutup mata terhadap perilaku tersebut bisa menjadi solusi yang baik. Dengan pengabaian selektif, Anda tidak merespons perilaku mencari perhatian, seperti saat anak Anda dengan sengaja menumpahkan susu ke lantai atau menyela berulang kali saat Anda sedang mengobrol dengan orang dewasa lain. Ketika seorang anak gagal mendapatkan reaksi dari Anda, positif atau negatif, kecil kemungkinannya mereka akan melakukan hal yang sama lagi.
Tentu saja, gunakan pengabaian selektif dengan bijaksana. Anda harus segera menghentikan tindakan yang berbahaya, merusak, atau menyakitkan, dan mempertimbangkan konsekuensinya seperti waktu istirahat jika perilaku tersebut terus berlanjut.
Namun, membiarkan perilaku yang menjengkelkan, namun tidak pantas dihukum, akan mengurangi frekuensi Anda mengirimkan pesan kepada seorang anak bahwa perilaku tersebut "jahat". Prinsip utama disiplin positif adalah tidak ada anak yang nakal, yang ada hanya perilaku buruk.
Sumber: Very Well Family