SUKABUMIUPDATE.com - Apapun jenis disiplin utama yang Anda gunakan, tidak akan berhasil jika tidak konsisten menerapkannya. Karena Konsistensi adalah salah satu kunci penting dalam mengatasi masalah perilaku anak. Namun, menetapkan batasan secara konsisten, memberikan konsekuensi yang efektif, dan menegakkan aturan sepanjang hari setiap hari bisa jadi sulit.
Periksa apa yang menghalangi Anda untuk bersikap konsisten dan ambil langkah-langkah untuk meningkatkan konsistensi disiplin Anda seperti berikut ini :
1. Tetapkan Aturan Rumah
Tetapkan peraturan rumah sehingga Anda dapat secara konsisten merespons perilaku yang tidak dapat diterima. Daftar peraturan tertulis dapat memastikan bahwa anak-anak memahami dengan jelas apa yang diharapkan dari mereka. Jika Anda membuat pengecualian terhadap peraturan, umumkan terlebih dahulu.
2. Menyediakan Struktur
Anak-anak akan melakukan yang terbaik jika mereka memiliki struktur dan akan lebih mudah untuk mendisiplinkan secara konsisten. Gabungkan kebiasaan sehat sebagai bagian dari rutinitas harian mereka dan anak-anak akan menyadari apa yang Anda harapkan dari mereka.
Tetapkan jadwal yang menyisihkan waktu tertentu untuk melakukan tugas tertentu. Anak-anak yang lebih kecil membutuhkan konsistensi dengan waktu tidur siang dan waktu makan. Anak-anak yang lebih besar mendapat manfaat dari jadwal untuk mengingatkan mereka kapan harus mengerjakan pekerjaan rumah, menyelesaikan pekerjaan rumah, dan mengurus tanggung jawab lainnya.
3. Kembangkan Rencana
Lebih mudah untuk bersikap konsisten ketika Anda memiliki rencana yang jelas tentang konsekuensi negatif apa yang akan Anda gunakan untuk mengatasi perilaku buruk. Bersiaplah dengan konsekuensi logis, waktu istirahat, atau pengabaian aktif tergantung pada perilakunya. Selain itu, pertimbangkan penguatan positif untuk perilaku yang baik, seperti sistem penghargaan atau sistem token economy .
4. Bekerja Sama Dengan Pengasuh Lain
Jika memungkinkan, tetapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten bagi pengasuh dan lingkungan. Jika guru, penyedia tempat penitipan anak, dan keluarga besar turut serta, hal ini dapat membantu mengubah perilaku dengan cepat. Untuk anak-anak yang orang tuanya bercerai, sebaiknya kedua rumah tangga menggunakan aturan dan konsekuensi yang sama. Bicaralah dengan pengasuh lain tentang mengembangkan rencana perilaku untuk mengatasi masalah tertentu.
5. Perhatikan Suasana Hati Anda
Temperamen orang tua merupakan faktor besar dalam disiplin. Saat Anda merasa lelah atau stres, kemungkinan besar Anda akan menerapkan disiplin yang sedikit berbeda. Meskipun beberapa orang tua mungkin kurang sabar terhadap suatu perilaku, namun orang tua lainnya mungkin merasa terlalu lelah untuk mengatasinya. Perhatikan baik-baik suasana hati Anda dan lakukan upaya ekstra untuk merespons masalah perilaku secara konsisten, apapun perasaan Anda.
6. Tindak lanjuti dengan Konsekuensi
Ancaman yang berulang-ulang tentu dapat membuat disiplin menjadi tidak konsisten. Jika Anda berulang kali mengulangi instruksi atau memberikan ancaman tanpa menindaklanjutinya, kemungkinan besar anak Anda telah belajar untuk mengabaikan Anda.
Sehingga, penting bagi orang tua untuk bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan agar hal tersebut dapat dibangun dengan kredibel. Jika seorang anak mengetahui bahwa Anda serius, dia akan mendengarkan untuk pertama kalinya. Tindak lanjuti dengan konsekuensi dan jangan hanya memberikan ancaman karena itu hanya akan melatih anak untuk tidak mendengarkan Anda.
7. Pilih Pertarungan Anda dengan Bijaksana
Jika Anda ingin konsisten, Anda harus memilih pertarungan dengan bijak. Jika Anda mempunyai terlalu banyak peraturan atau terlalu banyak konsekuensi, mustahil untuk menjaga semuanya tetap lurus.
Jika Anda mempunyai anak dengan banyak masalah perilaku, pilihlah untuk mengatasi perilaku yang paling bermasalah terlebih dahulu. Cobalah untuk tidak mengejarnya dalam setiap hal kecil dan Anda akan terhindar dari perebutan kekuasaan yang dapat menyebabkan disiplin yang tidak konsisten.
8. Tahan Dorongan untuk Menyerah
Ketidakkonsistenan dapat berasal dari sikap menyerah ketika anak-anak merengek, memohon, atau berjanji untuk menjadi baik. Jika Anda telah mengambil hak istimewa, jangan mengembalikannya sampai waktu yang ditentukan telah tercapai.
9. Harapan Perubahan Membutuhkan Waktu
Perubahan perilaku tidak akan terjadi dalam semalam, jadi jangan menyerah pada teknik disiplin Anda terlalu dini hanya karena belum berhasil. Butuh waktu bagi seorang anak untuk menyadari bahwa setiap kali dia berperilaku buruk, Anda akan menindaklanjutinya dengan konsekuensinya. Seringkali, anak-anak akan menekan keberuntungannya dengan harapan Anda akan lupa atau menyerah.
10. Fokus pada Jangka Panjang
Salah satu dari empat kesalahan disiplin terbesar yang sering dilakukan orang tua adalah tidak melihat jauh ke depan. Meskipun menyerah atau membiarkan masalah perilaku berlalu begitu saja mungkin membuat hidup Anda sedikit lebih mudah saat ini, namun dalam jangka panjang, hal itu akan memperburuk keadaan.