SUKABUMIUPDATE.com - Pengendalian impuls dapat menjadi sebuah tantangan dan sesuai dengan perkembangannya bagi banyak anak, terutama anak kecil. Namun, ini adalah keterampilan penting yang dapat dipupuk dan ditingkatkan pada usia berapa pun.
Hal itu penting karena kurangnya pengendalian impuls adalah akar dari banyak masalah perilaku. Namun, tanpa intervensi yang efektif, perilaku impulsif dapat menjadi normal, menjadi kebiasaan, dan memburuk seiring berjalannya waktu.
Misalnya, anak usia 5 tahun yang impulsif mungkin akan mengamuk ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, sedangkan anak usia 14 tahun yang impulsif mungkin akan membagikan konten yang tidak pantas di media sosial atau terlibat dalam perilaku berisiko seperti minum alkohol tanpa memikirkan potensinya.
Namun, Anda dapat membantu anak Anda belajar meningkatkan pengendalian impulsnya seiring pertumbuhannya. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa intervensi untuk meningkatkan pengendalian impuls (dan elemen lain dari fungsi eksekutif) bisa sangat membantu dalam memperkuat keterampilan ini.
Penelitian menunjukkan bahwa kontrol impuls yang buruk dikaitkan dengan gangguan pengambilan keputusan dan perkembangan kondisi kesehatan mental. Jadi, semakin besar kendali impuls yang dimiliki anak Anda, semakin kecil kemungkinan mereka melakukan atau mengatakan sesuatu yang dapat merugikan orang lain dan diri mereka sendiri dan semakin besar kemungkinan mereka memiliki kesehatan mental yang positif.
Baca Juga: Dorong Putera Daerah Maju Pilkada Sukabumi 2024, Haji Ucok: Banyak yang Mampu
Baca Juga: Ajarkan Strategi Mengatasinya, Ini 5 Cara Mengajari Anak Tentang Perasaannya
1. Pertimbangkan Apakah Anak Anda menderita ADHD
Gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) berdampak pada sekitar 11% anak-anak. Kontrol impuls, masalah perhatian, kesulitan mengingat, dan kesulitan mengikuti arahan adalah gejala umum ADHD. Anak-anak dengan ADHD mungkin memerlukan dukungan ekstra untuk mengembangkan keterampilan ini.
2. Ajari Anak Anda Memberi Label pada Perasaan
Anak-anak yang tidak memahami atau mengetahui cara mengomunikasikan emosinya secara efektif cenderung bersikap impulsif. Seorang anak yang tidak bisa berkata, "Aku marah" mungkin akan memukul untuk menunjukkan bahwa ia sedang kesal. Atau seorang anak yang tidak dapat mengucapkan, "Saya merasa sedih," mungkin menjatuhkan diri ke lantai dan berteriak.
Maka dari itu, ajari anak Anda untuk mengenali perasaannya sehingga mereka dapat memberitahu Anda bukannya menunjukkan kepada Anda bagaimana perasaannya.
3. Minta Anak Anda Mengulangi Petunjuknya
Terkadang, anak-anak berperilaku impulsif karena tidak mendengarkan arahan, terutama pada anak-anak penderita ADHD. Bantu mereka tetap pada jalurnya dengan memastikan mereka benar-benar mendengarkan. Jika tidak, sebelum Anda menyelesaikan instruksi, mereka mungkin langsung bertindak tanpa mengetahui apa yang Anda katakan.
Ajari anak Anda untuk mendengarkan arahan dengan memintanya mengulangi instruksi Anda sebelum mengambil tindakan.
4. Ajarkan Keterampilan Manajemen Kemarahan
Toleransi frustasi yang rendah dapat menyebabkan ledakan impulsif. Mengajarkan keterampilan manajemen amarah pada anak Anda dapat membantunya mengatasi emosi dengan cara yang sehat.
5. Tetapkan Aturan Rumah Tangga
Buat aturan yang jelas dan jelaskan alasan di balik aturan Anda. Memberi anak Anda struktur dan harapan dapat membantu meningkatkan pengendalian impuls karena mereka tahu perilaku apa yang diinginkan dari mereka. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak cenderung berkembang dengan rutinitas dan struktur yang diberikan oleh aturan keluarga.
Sumber : verywellfamily.com