SUKABUMIUPDATE.com - Amukan balita bisa menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai orang tua. Alasan utamanya adalah karena anak-anak kita masih belajar bagaimana mengatur emosi dan mengkomunikasikan perasaan mereka secara efektif, oleh karena itu bagi kita, amukan mereka terlihat sangat tidak rasional.
Meskipun amukan ini membuat frustasi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita bisa merespons secara positif dan rasional, daripada bereaksi dengan cepat dan negatif.
Jika Anda kesulitan mengatasi emosi besar si kecil, cobalah untuk tetap memperhatikan 5 pengingat berikut saat balita Anda mengamuk berikutnya:
1. Ingat, perilaku anak Anda bukanlah cerminan Anda atau pola asuh yang Anda terapkan.
2. Fokus pada pengembangan kemampuan untuk menemukan jeda selama momen-momen menantang ini akan membantu Anda membuka jendela waktu untuk merasionalisasi perilaku anak. Ini akan membantu Anda merespons anak secara positif alih-alih bereaksi dengan cara negatif.
3. Meskipun menggiurkan, simpan momen ceramah dan pengajaran untuk nanti saja, mencoba mengajar anak Anda pada puncak ledakan emosinya hanya akan menambah bahan bakar ke dalam api. Dan ini akan memperkeruh keadaan dan membuat perasaannya semakin hancur.
4. Kehadiran Anda yang menenangkan akan membantu mengurangi respons stres anak Anda. Mungkin memerlukan waktu beberapa detik, beberapa menit, atau lebih lama, namun pada akhirnya kehadiran Anda yang menenangkan akan membantu anak Anda mencapai tingkat ketenangan itu sendiri.
5. Cobalah untuk memvalidasi perasaan anak Anda. Hal ini mungkin sulit dilakukan, namun jika Anda dapat memisahkan perasaan dan perilaku mereka, Anda mengatakan tidak terhadap cacian, tendangan, dan teriakan, sambil membiarkan perasaan frustasi, kewalahan, atau kesal mereka.
Dengan mengalihkan fokus pada diri kita sendiri dan berusaha mengatur diri kita sendiri, maka kita akan berada pada posisi yang lebih baik untuk membantu anak kita mengatur emosinya. Secara tradisional, kita mengasosiasikan tantrum balita dengan perilaku anak yang 'nakal', padahal sebenarnya hal ini tidak terjadi.
Tentu saja, anak kita dapat mendobrak batas-batas kita dan menguji kesabaran kita, namun cobalah untuk tetap mengingat bahwa ketika mereka melakukan hal ini, sebenarnya kita diberikan kesempatan untuk mengajar anak kita, untuk membekali mereka dengan alat untuk membantu mereka berbuat lebih baik di masa depan.
Momen-momen ini tentu bisa membuat kita frustasi dan memicu emosi, dan kita tidak akan bisa tetap tenang sepanjang waktu, dan kita hanyalah manusia biasa. Namun dengan tetap sadar akan hal-hal di atas, kita tentu bisa melangkah maju dan mengurangi rasa frustasi yang kita rasakan saat balita kita tantrum.