SUKABUMIUPDATE.com - Tidak ada seorangpun yang ingin anaknya mencuri, dan wajar jika Anda merasa khawatir dan khawatir jika mengetahui anak Anda mencuri.
Entah anak prasekolah Anda menyelundupkan permen dari toko kelontong, anak Anda yang berusia 7 tahun membawa pulang mainan dari rumah temannya, atau anak Anda yang berusia 14 tahun mengambil cat kuku dari toko obat, hal ini tentu akan sangat menjengkelkan jika anak Anda mencuri.
Dan Anda mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengekang perilaku tersebut.
Hal yang paling penting adalah mengatasi pencurian dengan cara yang mengajarkan anak-anak bahwa tindakan tersebut salah dan memotivasi mereka untuk tidak melakukannya lagi.
Mengapa Anak-Anak Mencuri
Kita semua cenderung ingin tahu dan menginginkan apa yang tidak bisa kita miliki. Dapat dimengerti jika kita merealisasikan pencurian, namun hal ini tidak sesederhana menjadi buruk atau salah. Faktanya, Sudah menjadi sifat manusia untuk memeriksa barang-barang terlarang. Kita semua siap untuk melakukannya."
Ada banyak kompleksitas dan emosi mendasar yang dapat mempengaruhi keputusan seorang anak untuk mencuri. Mewaspadai dan mengatasi keadaan ini, sekaligus memberikan konsekuensi atas perilaku buruk, dapat membantu mencegah godaan untuk mencuri di masa depan.
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan usia anak, kedewasaan, apa yang dicuri, dan konteksnya. Mengetahui alasan mereka mengambil barang tersebut dan motivasi mereka akan membantu Anda menyusun rencana yang lebih efektif untuk menangani perilaku tersebut. Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa anak-anak mencuri.
1. Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman
Merupakan hal yang lumrah bagi balita dan anak prasekolah untuk mengambil barang milik orang lain. Pada usia ini, mereka kurang memahami dengan jelas bagaimana mencuri berdampak pada orang lain dan bagaimana hal itu bisa membahayakan. Mereka juga mungkin mengambil sesuatu dari toko hanya karena mereka tidak memahami cara kerja kepemilikan atau perekonomian.
Jadi, mulai berbicara dengan anak Anda tentang empati dan mengapa mencuri itu salah agar mereka bisa belajar menghargai milik orang lain. Jelaskan juga bahwa kita perlu membeli barang untuk memilikinya dan membawanya pulang.
2. Kontrol Impuls yang Buruk
Anak kecil seringkali kesulitan mengendalikan impuls. Mereka mungkin hanya mempunyai dorongan untuk menyentuh dan kemudian mengambil sesuatu tanpa berpikir tentang kepemilikan atau mengingat bahwa sesuatu itu mungkin terlarang.
Dalam situasi ini, mereka mungkin dengan cepat memasukkan benda yang mereka inginkan ke dalam sakunya tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Ajari anak Anda pengendalian impuls dan tentang mengambil tanggung jawab untuk mencegah pencurian.
3. Tekanan Teman Sebaya
Tekanan teman sebaya menjadi lebih umum dan kuat sejak usia 6 atau 7 tahun. Para remaja mungkin mencuri karena mereka menganggapnya keren dan semua orang melakukannya. Atau mungkin hal itu terasa mengasyikkan bagi mereka, tanpa benar-benar memikirkan konsekuensinya. Mereka dapat ditekan oleh teman-temannya untuk mengambil barang dari toko atau mencuri uang dari tas yang tidak dijaga di ruang ganti.
4. Kesehatan mental
Gangguan perilaku atau masalah kesehatan mental juga dapat menyebabkan masalah perilaku seperti mencuri. Seorang anak yang sedang bergumul dengan masalah emosional atau keluarga, seperti menghadapi kematian atau perceraian orang tuanya, mungkin mulai bertindak dengan mencuri.
Seorang anak yang sedang menghadapi depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya mungkin menggunakan mencuri sebagai cara untuk mengatasinya. Anak-anak yang merasa sendirian mungkin mencuri perhatian atau berteriak minta tolong.