SUKABUMIUPDATE.com - Ketika balita Anda bertingkah, respons yang tenang dan konsisten dari Anda akan mengajarkan mereka untuk bereaksi lebih tenang terhadap frustasi dalam hidup, kata Karen DeBord, PhD, spesialis perkembangan anak di North Carolina State University di Raleigh.
Ingatlah bahwa disiplin dan hukuman bukanlah hal yang sama. Menurut AAP, disiplin mengajarkan anak Anda bagaimana berperilaku melalui penguatan positif, ekspektasi yang jelas, dan kesabaran. Bagaimanapun juga, mempelajari bagaimana berperilaku membutuhkan waktu dan latihan. Namun, hukuman merupakan konsekuensi negatif. Meskipun benar bahwa hukuman dapat menjadi salah satu aspek disiplin yang baik, hukuman harus digunakan sebagai upaya terakhir.
Berikut cara efektif untuk menangani perilaku agresif yang umum terjadi pada anak.
1. Tanggapi segera
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua atau pengasuh harus segera menangani perilaku agresif jika Anda menunggu sampai nanti, anak Anda mungkin akan melupakan apa yang telah mereka lakukan. Maka dari itu, Pastikan anak Anda memahami peraturan serta alasan di baliknya
2. Jangan gunakan ancaman
Mengandalkan ancaman untuk mengendalikan perilaku anak tidak akan mengajarkan mereka mengapa perilakunya tidak pantas. Penelitian telah menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang berbasis rasa takut, seperti mengancam anak dengan konsekuensi seperti mengambil mainan atau pergi menyendiri dapat menyebabkan masalah kesehatan mental di masa depan, termasuk kecemasan, depresi, dan penyalahgunaan alkohol.
3. Jangan mengandalkan waktu istirahat
Mungkin Anda tergoda untuk menggunakan waktu menyendiri sebagai konsekuensi ketika balita Anda bersikap agresif, namun penggunaan waktu istirahat yang berlebihan akan membuat waktu istirahat menjadi tidak efektif.
Menurut AAP, waktu istirahat bisa menjadi cara yang bagus untuk membantu anak menenangkan diri , namun sebaiknya digunakan sebagai upaya terakhir.
4. Jangan biarkan anak mendapatkan apa yang diinginkannya
Perilaku agresif balita tidak boleh memberikan hasil yang diinginkannya, seperti mendapatkan mainan yang menarik. Jika tidak, mereka akan belajar bahwa bertindak buruk akan memberikan apa yang mereka inginkan.
5. Menghibur korban
Jika agresi ditujukan pada orang lain, selalu hibur anak yang terluka terlebih dahulu, kata Eileen Kennedy-Moore, PhD penulis buku What About Me? 12 Cara Mendapatkan Perhatian Orang Tua (Tanpa Memukul Adikmu). Itu karena Anda tidak ingin rasa sakit hati menjadi cara terbaik untuk mendapatkan perhatian Anda.
6. Namun tetap kenali perasaan Anak Anda
Menurut Dr. Kennedy-Moore, mengenali perasaan penyerang juga dapat membantu mereka menjadi tenang. Ketika anak-anak stres dan tidak memiliki keterampilan yang tepat untuk mengatur diri sendiri, mereka dapat bertindak agresif.
Untuk membantu anak Anda belajar bagaimana menenangkan diri, cobalah mengatakan sesuatu yang membenarkan perasaannya tetapi tidak menyetujui perilaku agresifnya.
7. Puji Anak Anda
Ingatlah untuk memuji anak Anda atas perilaku sosialnya yang baik. Setelah berkumpul secara baik-baik, Anda bisa berkata, "Kamu bermain sangat baik dengan temanmh hari ini. Aku benar-benar bahagia saat kamu berbagi mainan dengan begitu mudah dan rela."
8. Pantau tindakan mereka dengan teman sebaya
Jika anak Anda sedang mengalami fase perilaku agresif, perhatikan baik-baik saat berinteraksi dengan teman sebayanya. Cobalah untuk melakukan intervensi ketika perilaku buruk akan terjadi. Katakan tidak dengan tegas, dan jauhkan anak dari situasi tersebut untuk membantunya menenangkan diri jika diperlukan.
9. Jangan agresif dalam menanggapi
Jangan pernah menghukum perilaku agresif anak Anda dengan lebih agresif seperti memukul. Dan jangan pernah memukul atau menggigit mereka untuk menunjukkan "seperti apa rasanya". Penelitian mendasar telah dengan jelas menunjukkan bahwa pesan yang diterima seorang anak dari hukuman fisik adalah bahwa memukul seseorang boleh-boleh saja asalkan dia lebih kecil dari Anda dan itu adalah kebalikan dari apa yang Anda coba ajarkan kepada anak Anda.