SUKABUMIUPDATE.com - Mereka mengatakan hubungan paling berarti yang bisa dimiliki seseorang dalam hidupnya adalah hubungan baik antara orangtua dengan anak mereka. Bagi banyak orang, ikatan orang tua-anak tidak bisa dipatahkan.
Ini adalah koneksi yang tiada duanya, dan koneksi yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalam ujian dan melampaui waktu. Namun segala sesuatunya tidak selalu berjalan sesuai rencana, karena terkadang kepercayaan rusak dan perasaan terluka satu sama lain.
Jadi, apa yang dapat Anda lakukan untuk memastikan hubungan Anda tidak ternodai? Bagaimana Anda bisa memperkuat ikatan orang tua-anak Anda ? Cara terbaik untuk menjaga hubungan yang langgeng, kuat, dan sehat adalah dengan menghindari delapan aktivitas dan perilaku berikut.
1. Berbagi di Media Sosial secara berlebihan
Para peneliti di University of Washington dan University of Michigan mensurvei orang tua dan anak-anak mereka pada tahun 2016 dan menemukan bahwa banyak anak tidak hanya khawatir karena orang tua mereka berbagi secara berlebihan secara online tetapi juga merasa malu dan frustasi.
Mengenai data pribadi, anak-anak yang disurvei berpendapat bahwa orang tua mereka seharusnya menanyakan apakah boleh memposting. Hal ini merupakan keseimbangan yang masih banyak orang tua pikirkan. Studi Pew Research pada bulan Juli 2020 menemukan bahwa 8 dari 10 orang tua memposting tentang anak-anak mereka di media sosial.
Baca Juga: Dapat Menurunkan Rasa Percaya Diri, Ini 5 Dampak Pola Asuh Helikopter Pada Anak
Baca Juga: Peringati Hari Bumi, Pemuda Pabuaran Sukabumi Tebar 15.000 Bibit Ikan di Sungai Cikaso
2. Menerapkan pengasuhan Bajak Salju
Menghilangkan semua hambatan yang menghalangi anak Anda dengan selalu membantu mengerjakan proyek sekolah atau melakukan intervensi ketika mereka mendapat nilai buruk tidak akan membantu mereka mencapai kesuksesan. Karena anak-anak perlu belajar untuk bergerak maju. Dan otak mereka perlu melakukan pemrosesan internal terhadap situasi tersebut.
Namun, dengan memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka bila diperlukan. Karena menekankan bahwa melakukan pekerjaan untuk mereka justru akan menghambat, bukan membantu.
3. Terlalu Sering Menyelamatkan
Membiarkan anak-anak gagal akan menghambat perkembangan mereka. Dengan memberikan bantuan setiap kali seorang anak mengalami kegagalan, mereka tidak perlu menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukan berarti kita tidak boleh mengajari mereka, tetapi mereka tidak boleh mengharapkan orang tua untuk memuluskan segala sesuatunya.
4. Menerapkan Pengasuhan Helikopter
Mengawasi setiap aspek kehidupan anak akan membuat mereka tidak mungkin mandiri, mengambil keputusan sendiri, dan berfungsi sendiri. Sebuah studi tahun 2016 dari Florida State University menemukan bahwa pola asuh helikopter berdampak negatif pada kesehatan mental orang dewasa muda, termasuk efek tidak langsung pada kecemasan, depresi, dan kepuasan hidup.
5. Pola Asuh yang Ekstrim
Gaya pengasuhan yang diktator menyebabkan ketegangan yang luar biasa pada hubungan, begitu juga dengan gaya pengasuhan yang terlalu longgar, karena anak-anak tidak diberi struktur yang mereka perlukan,” kata Leigh Kolodny-Kraft, konselor obat-obatan klinis dan alkohol serta pendiri dan direktur The Kraft Group, yang menawarkan terapi individu dan kelompok.
Namun, gaya pengasuhan yang seimbang adalah ketika orang tua mendorong anak-anak untuk menyuarakan perasaan mereka dan menghormati mereka sambil membantu merumuskan solusi mereka sendiri.
6. Memberi Mereka Kemenangan Dengan Mudah
Ketika anak-anak masih kecil, kita membiarkan mereka memenangkan permainan sesekali, namun mereka tidak boleh menang sepanjang waktu. Tidak semua orang pantas mendapatkan trofi hanya karena penampilannya. Ketika kita membiarkan anak-anak kita gagal, maka kita mengajari mereka tentang ketahanan.
7. Mengukur Dengan Standar yang Tidak Adil
Hindari sentimen apapun seperti, Mengapa kamu tidak bisa menjadi lebih seperti kakak atau adikmu? Membandingkan anak Anda dengan saudara kandungnya akan menciptakan ketegangan di antara mereka. Akan tetapi, ajari anak Anda untuk menghargai dirinya sendiri sebagai individu.
8. Mengharapkan Mereka Untuk Memenuhi Impian Anda
Jangan bergantung pada anak-anak untuk mencapai impian Anda. Jika Anda berharap menjadi pelempar bintang atau penari, maka jangan berharap anak Anda menginginkan hal yang sama dalam hidupnya. Karena mereka punya impian sendiri yang harus dihargai.
Sumber : parents.com