SUKABUMIUPDATE.com - Kebanyakan orang tua membentak anak-anak mereka pada suatu waktu. Namun, bagi sebagian orang tua, membentak menjadi kebiasaan buruk.
Sebuah penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa berteriak adalah salah satu dari delapan strategi disiplin yang dapat memperburuk masalah perilaku. Hal ini dapat menyebabkan spiral ke bawah dan berteriak mengarah pada perilaku buruk yang menyebabkan lebih banyak teriakan.
Berteriak kehilangan efektivitasnya seiring berjalannya waktu. Sehingga seorang anak yang sering dimarahi akan mulai mengabaikan Anda.
Masalah lain dengan berteriak atau membentak adalah tidak mengajarkan anak bagaimana mengatur perilakunya. Jika seorang anak dimarahi karena memukul saudaranya, mereka tidak akan belajar cara menyelesaikan masalah dengan damai. Maka dari itu, begini cara mendisiplin tanpa membentak yang dapat diterapkan pada anak.
1. Tetapkan Aturan yang Jelas
Anda akan cenderung tidak berteriak jika sudah menetapkan peraturan rumah yang jelas. Dan ini akan membantu jika daftar peraturan rumah tangga dipajang dengan jelas di rumah Anda. Ketika aturan dilanggar, tindak lanjuti dengan konsekuensi langsung.
Tahan keinginan untuk membentak, mengomel. Jika Anda melakukannya, kata-kata yang Anda lontarkan kemungkinan besar tidak akan mengajarkan anak untuk berbuat lebih baik di lain waktu.
2. Jelaskan Konsekuensi Jika Melanggar Peraturan
Jelaskan terlebih dahulu konsekuensi negatif dari pelanggaran peraturan kepada anak Anda. Gunakan waktu istirahat, ambil hak istimewa , atau konsekuensi logis untuk membantu anak Anda belajar dari kesalahan perilaku.
Misalnya, Anda bisa mengatakan: "Jika tidak mengerjakan tugas sebelum makan malam, tidak akan ada TV di malam hari." Dari sana, terserah pada anak Anda untuk membuat pilihan yang baik. Karena keputusan ada di tangan mereka, kecil kemungkinan Anda akan meneriaki mereka karena melakukan tugas mereka.
Pertimbangkan juga konsekuensi mana yang mungkin paling efektif. Ingatlah bahwa konsekuensi yang berhasil bagi satu anak belum tentu berhasil bagi anak lainnya.
Baca Juga: Tetapkan Aturan yang Sehat, Ini 7 Tips untuk Mendisiplinkan Anak yang Depresi
3. Berikan Penguatan Positif
Beri Motivasi pada anak Anda untuk mengikuti aturan dengan menggunakan penguatan positif. Jika ada konsekuensi negatif karena melanggar aturan, pastikan Anda juga menawarkan konsekuensi positif karena mengikuti aturan. Pujilah anak Anda karena mengikuti aturan.
4. Periksa Alasan Anda Berteriak
Jika terlanjur membentak anak Anda, cobalah mencari tahu mengapa Anda bereaksi seperti itu. Jika Anda berteriak karena marah, pelajari strategi untuk menenangkan diri. Ini akan membantu Anda menjadi teladan dalam strategi pengelolaan amarah yang sehat.
5. Berikan Peringatan Jika Tidak Mendengarkan
Daripada membentak, beri anak Anda peringatan ketika dia tidak mendengarkan. Jika Anda menggunakan frasa "ketika...lalu", hal ini akan membuat mereka mengetahui hasil yang mungkin terjadi setelah mereka menindaklanjutinya. Katakan sesuatu seperti, "Saat kamu mengambil mainanmu, kamu akan bisa bermain balok setelah makan malam."
Berteriak seringkali berujung pada perebutan kekuasaan. Semakin sering Anda meneriaki seorang anak untuk melakukan sesuatu, kemungkinan besar dia akan semakin menantang.
6. Hindari Mengomel Berulang Kali
Hindari mengomel atau mengulangi peringatan berulang kali. Sebaliknya, tindak lanjuti dengan konsekuensi untuk menunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan. Disiplin yang konsisten adalah kunci untuk membuat anak Anda mengubah perilakunya dan menjadi lebih patuh.
Sumber: Very Well Family