SUKABUMIUPDATE.com - Pola asuh helikopter merujuk pada gaya pengasuhan dari orang tua yang terlalu protektif dan sangat terlibat. Bagaikan helikopter yang melayang, begitu pula para orang tua ini. Mereka biasanya melibatkan diri mereka sendiri dalam semua aspek kehidupan anak-anak mereka, dan terkadang hal ini dapat merugikan anak-anak.
Istilah orang tua helikopter pertama kali diciptakan dalam sebuah buku pada tahun 1969 berjudul "Antara Orang Tua & Remaja". Remaja yang disebutkan dalam buku tersebut melaporkan bahwa ibunya selalu mengawasinya seperti helikopter. Sejak saat itu, banyak pengelola perguruan tinggi menggunakan istilah ini untuk merujuk pada orang tua yang terus berusaha mengawasi anak-anak mereka dari jarak jauh setelah mereka lulus perguruan tinggi, dan istilah ini menyebar ke seluruh orang tua yang terlalu protektif.
Merupakan perasaan yang wajar jika ingin melindungi anak-anak Anda. Dapat dimengerti juga jika Anda menginginkan anak-anak sukses dan tumbuh menjadi orang dewasa yang cakap. Namun terkadang, orang tua tergoda untuk memberikan terlalu banyak tekanan dan perlindungan pada anak mereka, entah karena cinta atau hal lain.
Baca Juga: 3 Komponen Utama Pendekatan Pola Asuh yang Lembut Agar Anak Mandiri, Yuk Terapkan!
Berikut alasan orang tua menerapkan pola asuh helikopter
1. Memberi Anak Masa Kecil yang Bahagia
Salah satu alasan utama pola asuh helikopter adalah keinginan sederhana untuk memberi anak-anak masa kecil yang berbeda dari apa yang dialami orang tua. Jika Anda memiliki masa kecil yang sulit, mungkin dengan orang tua yang tidak hadir atau tidak mendukung, Anda mungkin ingin melakukan koreksi ketika kelak memiliki anak sendiri.
2. Tekanan Sosial untuk Sukses
Analisis perilaku bersertifikat Holly Blanc Moses, MS, BCBA, LCMHC, LPA, ADHD-CCSP, ASDCS, dari Crossvine Clinical Group, mencatat bahwa beberapa orang akhirnya menerapkan gaya pengasuhan ini karena mereka merasakan tekanan untuk sukses sebagai orang tua dan untuk anak-anak sukses dimasa depan. Semua orang tua ingin anak mereka aman, bahagia, dan dicintai, katanya. Karena tekanan untuk sukses, orang tua mungkin menaruh terlalu banyak ekspektasi pada anak mereka.
3. Ingin Membantu Anak Mereka
Keinginan untuk merasa dibutuhkan dapat menyebabkan kesulitan membiarkan anak bergerak menuju kemandirian. Ada juga beberapa orang tua yang sangat khawatir jika anak mereka terluka baik secara emosional maupun fisik. Karena itu, mereka mungkin cenderung mengawasi anak-anak mereka dengan cermat.
Beberapa orang tua percaya bahwa tidak pernah mengalami kegagalan atau kekecewaan lebih baik daripada benar-benar mengalami pengalaman hidup dan merasa kecewa.
Meskipun pola asuh helikopter tidak selalu buruk, terutama jika tidak dilakukan secara ekstrim, namun para ahli mengingatkan bahwa menerapkan gaya pengasuhan seperti ini bisa berpotensi menimbulkan masalah bagi anak Anda dalam jangka panjang.
Sumber: Very Well Family