SUKABUMIUPDATE.com - Setiap orang terkadang marah. Faktanya, kemarahan merupakan emosi yang normal dan sehat jika diungkapkan dengan tepat. Namun beberapa anak sering kali marah dan kesulitan menikmati hidup. Mereka berkelahi saat bermain game dan berdebat saat melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi emosi akan mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Jika anak Anda mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kemarahan dengan tepat atau kesulitan mengelola emosi yang kuat ini, mereka mungkin memerlukan bantuan dari ahli kesehatan mental. Perawatan akan membantu memberi mereka keterampilan yang mereka butuhkan untuk merasa lebih baik.
Mengapa Anak-anak Bisa Sangat Marah?
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anak merasa marah atau mengungkapkan kemarahannya dengan cara yang menantang. Perasaan yang belum sepenuhnya terselesaikan, seperti rasa sedih akibat perceraian atau kehilangan orang yang dicintai, dapat menjadi akar masalahnya. Riwayat trauma atau pengalaman penindasan juga bisa menyebabkan kemarahan.
Masalah kesehatan mental juga mungkin terkait dengan ledakan kemarahan. Anak-anak dengan depresi, kecemasan, gangguan menentang oposisi, atau gangguan defisit perhatian/hiperaktif kesulitan mengatur emosinya.
Tidak selalu ada masalah kesehatan lingkungan atau mental yang jelas di balik perilaku marah seorang anak. Beberapa anak memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap frustasi dibandingkan anak lainnya.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ajarkan 5 Cara Berikut untuk Mengendalikan Kemarahan pada Anak
Tanda-tanda Anak Anda Membutuhkan Bantuan
Beberapa anak sepertinya dilahirkan dengan sifat yang pendek. Mereka mungkin menjadi tidak sabar, tidak toleran, atau agresif ketika tidak bahagia. Berurusan dengan perilaku yang tidak terduga dapat menimbulkan stres bagi seluruh keluarga.
Meskipun merupakan hal yang wajar bagi balita untuk melampiaskan amarahnya dan anak-anak prasekolah terkadang melontarkan amarah secara agresif, namun penting untuk mewaspadai perilaku yang berbeda dari perilaku masa kanak-kanak pada umumnya. Tanda-tanda peringatan ini mungkin menunjukkan bahwa Anda harus mencari bantuan profesional untuk anak Anda.
1. Kesulitan Dengan Hubungan
Memukul saudara kandung atau memanggil nama seseorang sesekali adalah hal yang normal pada anak kecil. Namun, ketika ledakan kemarahan anak-anak menghalangi mereka untuk mempertahankan persahabatan, atau mengganggu perkembangan hubungan yang sehat dengan anggota keluarga, inilah saatnya untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Gangguan Kehidupan Keluarga
Anda tidak harus berjalan di atas kulit telur di rumah Anda sendiri. Jika aktivitas sehari-hari terganggu karena perilaku anak yang sedang marah-marah, hal ini tidak sehat bagi siapa pun di keluarga. Melewatkan jalan-jalan atau mengalah pada anak Anda untuk menghindari kehancuran adalah solusi sementara yang akan menimbulkan masalah jangka panjang. Jika Anda melewatkan aktivitas yang menyenangkan, atau waktu berduaan dengan anak lain sering terganggu, maka perilaku anak Anda perlu ditangani.
3. Agresi
Agresi harus menjadi pilihan terakhir. Namun bagi anak-anak yang memiliki masalah dengan rasa marah, melampiaskan kemarahan seringkali menjadi garis pertahanan pertama. Ketika anak-anak kesulitan memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, atau meminta bantuan, mereka mungkin menggunakan agresi sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Terkadang, mengajarkan keterampilan baru dapat membantu mereka belajar bahwa perilaku agresif tidak diperlukan.
4. Perilaku Belum Dewasa
Meskipun normal bagi anak berusia 2 tahun untuk menjatuhkan diri ke lantai dan menendang kakinya saat sedang marah, namun hal tersebut tidak normal bagi anak berusia 8 tahun.
Kehancuran akan berkurang frekuensi dan intensitasnya seiring dengan bertambahnya usia anak. Jika amarah anak Anda tampak semakin parah, itu adalah tanda peringatan bahwa ia kesulitan mengatur emosinya.
5. Sering Frustasi
Ketika anak-anak tumbuh dewasa, mereka harus mengembangkan kemampuan yang meningkat untuk menoleransi aktivitas yang membuat frustasi. Jika anak usia 7 tahun melempar mainan lain saat mainannya terjatuh, atau anak usia 9 tahun meremas kertasnya setiap kali membuat kesalahan pada pekerjaan rumahnya, mereka mungkin memerlukan bantuan untuk membangun toleransi terhadap frustasi.
Sumber: Very Well Family