SUKABUMIUPDATE.com - Pola asuh yang lembut adalah pendekatan berbasis bukti untuk membesarkan anak-anak yang bahagia dan percaya diri. Gaya pengasuhan ini terdiri dari empat elemen utama yaitu empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan yang berfokus pada pengembangan kualitas yang Anda inginkan dalam diri anak dengan bersikap penuh kasih sayang dan menegakkan batasan yang konsisten. Tidak seperti metode pengasuhan yang lebih lunak, pengasuhan yang lembut mendorong disiplin sesuai usia yang mengajarkan pelajaran hidup yang berharga.
Berbeda dengan pola asuh yang terlalu kaku atau longgar, pola asuh yang lembut hanya memiliki sedikit kekurangan dan jarang memberikan dampak negatif pada kesehatan mental anak. Sebaliknya, elemen pengasuhan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang menumbuhkan sifat-sifat positif yang dapat membantu anak-anak berkembang secara sosial sekaligus menetapkan pedoman yang tepat untuk mendorong perilaku positif.
Mereka yang mempraktikkan pola asuh yang lembut akan mendorong kerja sama sebagai sebuah keluarga untuk mengajarkan anak-anak mereka bagaimana mengekspresikan perasaan namun dengan cara yang dapat diterima secara sosial dan sesuai usia. Pola asuh yang lembut juga dipandang sebagai metode yang bermanfaat untuk membesarkan anak-anak yang bahagia, mandiri, dan percaya diri.
Baca Juga: 10 Prinsip Pola Asuh yang Baik, Harus Diterapkan pada Anak Salah Satunya Jangan Memanjakan
Manfaat Pola Asuh yang Lembut
1. Menumbuhkan Sifat Positif
Pola asuh yang lembut berfokus pada keadaan kognitif anak untuk menetapkan pedoman dan batasan tertentu yang sesuai dengan usia dan juga bermanfaat bagi tumbuh kembangnya. Karena pendekatan dalam mengasuh anak ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sifat-sifat positif pada anak-anak, maka orang tua yang lembut akan mencontohkan perilaku mereka di sekitar anak-anak mereka berdasarkan apa yang diharapkan dari anak-anak.
2. Mengurangi Risiko Kecemasan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dorongan lembut juga dapat mengurangi risiko kecemasan. Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa pola asuh yang lembut dapat mendorong respons yang diatur dalam konteks sosial pada balita pemalu. Meskipun orang tua yang lemah lembut mendisiplinkan anak-anaknya, namun tujuannya adalah untuk mendidik anak, bukan menghukum anak atas perilakunya.
Tindakan-tindakan ini dapat membantu anak-anak lebih memahami bagaimana mereka seharusnya berperilaku dan tidak memaparkan mereka pada cara-cara berbicara dan bertindak yang kurang menyenangkan.
Ketika kita menunjukkan kelembutan, terutama pada masa-masa stres, berarti kita mencontohkan toleransi terhadap frustasi, dan kita mencontohkan fleksibilitas. Tetap tenang, bersikap lemah lembut, dan tegas akan menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan positif.
Sumber: Very Well Family