SUKABUMIUPDATE.com - Semua anak terkadang berbuat salah, melanggar aturan, dan menguji kesabaran orang tuanya. Dan itu merupakan bagian dari menjadi seorang anak dan mempelajari perilaku yang benar. Peran orang tua disini adalah untuk menetapkan batasan dan memberikan kedisiplinan yang efektif untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan serta memperkuat perilaku yang baik.
Semua orang tua mengetahui hal ini, namun pekerjaan tersebut seringkali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Faktanya, hampir setiap orang tua akan mengakui bahwa mencari cara terbaik untuk bereaksi terhadap perilaku buruk bisa jadi sangat menantang, terutama di saat-saat yang panas.
Ketika orang dewasa merespons dengan tenang, membantu, dan konsisten dengan fokus mengajar anak-anak mereka untuk berbuat lebih baik, mereka akan belajar membuat pilihan yang lebih baik di masa depan, kata Caroline Fulton, PsyD, psikolog anak dan remaja di Northwestern Medicine Central DuPage Hospital di Winfield, Illinois. Namun, tidak semua intervensi yang diciptakan orang dewasa sama, dan beberapa intervensi mungkin lebih merugikan daripada membawa bermanfaat. Yakni, orang tua cenderung menggunakan konsekuensi atau hukuman.
Baca Juga: 10 Prinsip Pola Asuh yang Baik, Harus Diterapkan pada Anak Salah Satunya Jangan Memanjakan
Akan tetapi, hukuman biasanya memicu perilaku yang lebih negatif dan dapat merusak harga diri anak serta hubungan orang tua-anak. Namun, konsekuensinya adalah mengubah disiplin menjadi kesempatan belajar dan membantu anak-anak memahami kesalahan yang mereka lakukan.
1. Strategi Disiplin
Disiplin yang efektif disesuaikan dengan perilaku buruk dan tahap perkembangan anak Anda. Menggunakan konsekuensi bertujuan untuk mengajar, bukan menghukum. Berikut lima strategi disiplin yang efektif untuk dicoba.
2. Tetapkan Harapan yang Jelas
Mendefinisikan ekspektasi dengan jelas dapat membantu mempersiapkan anak Anda untuk sukses dimasa depan. Bagi orang dewasa, mungkin tampak jelas perilaku apa yang dapat diterima, namun anak-anak belum tentu tahu sampai mereka diberitahu secara eksplisit dan dapat mempraktekkannya.
Selain itu, bicarakan dengan anak Anda tentang konsekuensinya jika mereka berperilaku buruk sebelum hal itu terjadi.
3. Konsekuensi Logis
Konsekuensi logis diciptakan oleh orang dewasa dan berhubungan langsung dengan perilaku buruk anak. Jika seorang anak menyalahgunakan hak istimewa handphonenya, maka handphonenya akan diambil. Jika mereka tidak menyimpan sepeda atau perlengkapan olahraga lainnya saat diminta, maka barang tersebut mungkin akan disita dalam jangka waktu tertentu oleh orang dewasa agar anak belajar bertanggung jawab atas barang miliknya.
4. Konsekuensi Alami
Konsekuensi alami merupakan bentuk konsekuensi lain yang efektif. Hal ini menuntut orang tua untuk membiarkan akibat dari tindakan anak terjadi. Konsekuensi alami adalah akibat langsung dari perilaku anak dan dapat membantu mereka mengembangkan motivasi intrinsik untuk memperbaiki perilaku. Orang dewasa mungkin membiarkan anak-anak menghadapi konsekuensi alami dari pilihan mereka ketika hal itu aman untuk dilakukan dan ketika seorang anak kemungkinan besar akan mendapat pelajaran hidup yang penting.
Misalnya, Jika mereka tidak belajar untuk menghadapi ujian, maka mereka mungkin tidak dapat mengerjakannya dengan baik.
5. Time Out (Waktu habis)
Time-out adalah taktik yang efektif untuk digunakan pada anak-anak yang lebih kecil, khususnya balita hingga anak prasekolah. Ini bukan tentang membuat anak merasa buruk, melainkan kesempatan untuk berhenti, menenangkan diri, merenung, dan mencoba lagi. Sebutkan perilaku yang tidak dapat diterima. Biarkan mereka tahu bahwa waktu istirahat adalah kesempatan untuk memulai kembali.
Time-out juga tidak perlu dilakukan sendirian, melainkan pilihlah tempat di mana anak merasa nyaman, tenang, dan aman. Misalnya, Anda meminta anak untuk duduk selama jangka waktu tertentu sebelum mendiskusikan apa yang terjadi dan apa harapan Anda untuk kejadian berikutnya. Namun, mereka juga bisa berbaring, pergi ke kamar tidur, atau berjalan-jalan.
6. Konsistensi dan Fleksibilitas
Konsistensi sangat penting agar disiplin menjadi efektif. Anak-anak siap untuk menguji batasan dan benar-benar menemukan kenyamanan dalam batasan yang ditetapkan. Jika Anda terus-menerus memindahkannya atau tidak konsisten, mereka tidak akan tahu mana yang bisa diterima dan mana yang tidak. Namun jika Anda tetap berpegang pada agenda dan menerapkan konsekuensi yang sudah tetapkan, maka anak Anda akan merasa aman mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan, serta kemungkinan besar akan memenuhi harapan Anda. Dari sini, anak-anak akan belajar disiplin, kesabaran, dan kesadaran diri ketika peraturannya konsisten.
Sumber: Very Well Family