SUKABUMIUPDATE.com - Insomnia yang terjadi selama kehamilan juga disebut dengan insomnia perinatal, dan hal ini sangat umum terjadi. Ibu hamil sering kali kesulitan untuk tertidur, dan lebih sering terbangun di malam hari, serta lebih sering tertidur di siang hari. Mereka juga cenderung mendapatkan lebih sedikit jam tidur dengan gerakan mata cepat (REM), yaitu tahap tidur yang melibatkan memori dan pembelajaran.
Tak ayal, dari mulai perubahan perilaku, fisik hingga stres psikologis mengenai tantangan menjadi orang tua, ada banyak alasan mengapa Anda mungkin mengalami kesulitan untuk beristirahat saat hamil. Meskipun siapa pun dapat mengalami insomnia, namun faktor-faktor tertentu seperti obesitas, merokok, kecemasan, asma, dan stres dapat membuat Anda lebih berisiko.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Awas! 4 Komplikasi Kesehatan Akibat Insomnia Pada Ibu Hamil
Selama trimester pertama, sekitar 13% ibu hamil mengalami kesulitan tidur. Pada tahap awal kehamilan, penyebab umum insomnia antara lain:
- Perubahan hormonal, seperti peningkatan progesteron dan estrogen
- Mual dan muntah
- Sering buang air kecil
Gejala insomnia cenderung meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Pada akhir trimester ketiga, hampir 74% ibu hamil mengalami masalah tidur. Pada tahap akhir kehamilan, insomnia sering kali disebabkan oleh:
- Sakit punggung
- Perubahan posisi
- Peningkatan gerakan janin
- Kram kaki
- Sesak napas
Penyebab umum gangguan tidur lainnya pada calon orang tua meliputi:
1. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
Gerd Kadang-kadang disebut sebagai refluks asam, kelainan ini menyebabkan makanan dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan (saluran makanan). Hal ini menyebabkan gejala seperti mulas, suara serak, nyeri dada, dan mual. Banyak penderita GERD juga mengalami kesulitan tidur.
GERD sering terjadi selama kehamilan karena perubahan hormonal, pertumbuhan janin yang menekan perut, perubahan pola makan, dan penurunan tonus otot pada otot yang mencegah keluarnya asam dari lambung. Antasida dapat membantu meringankan gejala GERD di malam hari dan meningkatkan kualitas tidur.
2. Sindrom kaki gelisah (RLS)
Gangguan tidur ini melibatkan dorongan yang tidak terkendali untuk menggerakkan kaki akibat merangkak, merayap, atau sensasi lain pada kaki. RLS mempengaruhi 27%–30% orang hamil. Cobalah mandi air hangat, pijat, berolahraga ringan, dan mengoleskan air hangat ke area yang terkena dapat membantu meringankan gejala RLS. Selain itu, konsumsi suplementasi zat besi jika diperlukan, juga merupakan pengobatan andalan.
3. Gangguan kesehatan mental
Orang dengan kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan depresi mayor (MDD), gangguan mood lainnya, dan gangguan kecemasan umum (GAD), lebih berisiko mengalami insomnia selama kehamilan.
4. Sering Mimpi Buruk
Sekitar setengah dari orang hamil melaporkan sering mengalami mimpi buruk yang mengganggu. Mimpi buruk sangat umum terjadi pada trimester ketiga dan sesaat sebelum melahirkan.
Sumber: Very Well Health