SUKABUMIUPDATE.com - Kurang tidur, dan masalah pernapasan saat tidur ketika hamil dapat berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan janin Anda. Akan tetapi hal ini sering dialami oleh ibu hamil karena beberapa penyebab dan komplikasi.
Selain dapat berdampak pada janin, kurang tidur yang dialami ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya juga. Seperti pusing, hingga masuk angin.
Berikut beberapa penyakit yang berkaitan dengan kurang tidur pada ibu hamil
1. Pertambahan Berat Badan yang Berlebihan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk mungkin berhubungan dengan penambahan berat badan gestasional yang berlebihan selama kehamilan. Pertambahan berat badan lebih dari jumlah yang disarankan dikaitkan dengan:
Memiliki bayi besar yang dapat menyebabkan komplikasi persalinan
Peningkatan jumlah berat badan yang Anda pertahankan setelah kehamilan yang dapat menyebabkan obesitas
2. Diabetes Gestasional
Sebuah meta-analisis tahun 2017 yang diterbitkan dalam Sleep Medicine Reviews menemukan bahwa durasi tidur pendek selama kehamilan (kurang dari enam seperempat jam per malam) mungkin berhubungan dengan hiperglikemia dan peningkatan risiko diabetes gestasional.
Diabetes gestasional terjadi ketika wanita hamil tidak dapat memproduksi cukup insulin yaitu suatu hormon yang mengontrol gula darah ( glukosa ). Menderita diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko sebagai berikut :
Tekanan darah tinggi selama kehamilan
Memiliki bayi berukuran besar yang perlu dilahirkan melalui operasi caesar (C-section)
Baca Juga: Sering Menjadi Keluhan, 3 Penyebab Kurang Tidur yang Sering Dialami Ibu Hamil
3. Tekanan darah tinggi
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa gangguan tidur, terutama yang mempengaruhi pernapasan, sangat terkait dengan perkembangan hipertensi gestasional (tekanan darah tinggi selama kehamilan) dan preeklampsia.
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil terjadi ketika tekanan darah diukur lebih besar dari 140/90 milimeter merkuri (mmHg) berulang kali setelah usia kehamilan 20 minggu pada orang yang sebelumnya tidak menderita hipertensi. Jika tekanan darah tinggi disertai dengan adanya protein dalam urin, maka dapat terjadi preeklampsia (kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan kejang) pada wanita hamil. Hal ini biasanya terjadi pada keadaan mendengkur kronis.
Penelitian menunjukkan penderita preeklamsia memiliki kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan tidur gelombang lambat dan penurunan tidur REM (rapid eye motion). Selain itu, para wanita yang sedang hamil menjadi lebih sering tidur siang. Namun, preeklampsia juga dikaitkan dengan potensi cedera organ pada ibu hamil dan meningkatkan risiko kematian baik bagi ibu hamil maupun anak.
4. Apnea Tidur Obstruktif
Janin yang sedang berkembang membutuhkan pasokan nutrisi yang cukup, termasuk oksigen. Ketika pernapasan terganggu saat tidur, aliran darah ke plasenta akan terganggu, sehingga berpotensi menimbulkan konsekuensi yang signifikan. PlJeda saat bernafas (apnea), mungkin juga berhubungan dengan lonjakan tekanan darah. Dan Lonjakan ini dapat menyebabkan perubahan pada pembuluh darah serta meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan.
Hal ini dapat mengurangi volume darah yang dipompa oleh jantung, sehingga menurunkan curah jantung. Akibatnya, aliran darah ke janin melalui plasenta bisa terganggu. Telah dipahami dengan baik bahwa penurunan kecil saja pada kadar oksigen ibu dapat membahayakan janin. Ketika oksigen darah ibu turun, janin akan bereaksi dengan perlambatan irama jantung dan asidosis.
5. Pembatasan Pertumbuhan Janin dan Oksigen
Pembatasan pertumbuhan janin (FGR) adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan konsekuensi serius bagi perkembangan janin, termasuk lahir mati dan kelahiran prematur. Kekurangan oksigen merupakan salah satu faktor penyebabnya yang terkait dengan perkembangan plasenta yang buruk (kekurangan) dan kondisi kesehatan ibu seperti preeklampsia. Faktor lain yang dapat menyebabkan FGR termasuk stres, nutrisi, atau bahkan efek ketinggian terhadap oksigen yang tersedia. Kualitas dan posisi tidur ibu juga telah dikaitkan dengan FGR.
Bagi ibu hamil dengan OSA, continuous positive airway pressure (CPAP) dapat meningkatkan tekanan darah dan oksigen pada janin. Hal ini memungkinkan kehamilan untuk berkembang dalam kondisi yang lebih baik, sehingga menghasilkan berat badan lahir normal dan meningkatkan hasil pada bayi saat melahirkan.
Sumber: Very Well Health