SUKABUMIUPDATE.com - Pola asuh otoritatif mendorong keseimbangan antara kasih sayang, bimbingan, dan pengasuhan orang tua dengan disiplin dan terstruktur.
Orang tua yang otoritatif cenderung suportif, responsif, dan memperhatikan kebutuhan anak-anaknya. Mereka tetap tegas terhadap aturan namun terbuka untuk mendengarkan pendapat dan masukan dari anak-anaknya.
Gaya pengasuhan otoritatif dikaitkan dengan stabilitas emosional, keterampilan mengatasi masalah yang sehat, dan kepuasan hidup secara keseluruhan.
Contoh Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif dapat bermanfaat dalam berbagai skenario pengasuhan anak. Misalnya, orang tua menghadapi situasi sulit, seperti kekerasan, penggunaan narkoba, atau akademis, dengan tetap tenang dan memahami anak mereka.
Baca Juga: 8 Ciri Anak Depresi Karena Mengalami Tekanan Batin, Bunda Kenali Yuk!
Namun, mereka memberikan disiplin dan konsekuensi ketika anak-anak melanggar peraturan, serta memberikan anak-anak banyak kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
Dibawah ini merupakan contoh penerapan pola asuh otoritatif yang telah dilansir dari laman choosing therapy :
- Menangani Kekerasan Yang Dilakukan Anak-anak
Orang tua yang berwibawa melakukan pendekatan terhadap agresi atau kekerasan dengan mendorong anak untuk mengidentifikasi dan mengatur emosi mereka.
Orang tua memahami bahwa anak-anak mereka tidak sepenuhnya memahami perasaan yang sedang dialami, sehingga mereka menjelaskan mengapa agresi merupakan respons terhadap kemarahan yang tidak dapat diterima.
Baca Juga: 9 Ciri Anak Stres Karena Selalu Dimarahi Orang Tua, Sikapnya Beda!
Kemudian, orang tua menawarkan reaksi alternatif terhadap frustasi, seperti empati dan kasih sayang.
- Menegakkan Aturan Tegas
Pola asuh otoritatif berfokus pada penetapan batasan tegas mengenai perilaku anak. Orang tua dapat menetapkan aturan rumah tangga yang menyatakan bahwa anak-anak diperbolehkan menggunakan layar selama 20 menit setiap hari.
Ketika seorang anak menolak untuk mengikuti aturan ini, orang tua menjelaskan mengapa batasan tersebut diberlakukan, serta terbuka untuk mendengarkan perasaan anak mereka, dan menawarkan kegiatan alternatif. Namun, orang tua tetap berpegang pada aturan tersebut.
- Mendekati kinerja akademik
Orang tua yang berwibawa akan mengatasi kinerja akademik dengan mengidentifikasi kemungkinan penyebab nilai buruk. Misalnya, seorang anak berpotensi mengalami ketidakmampuan belajar.
Baca Juga: 7 Makanan Tinggi Purin yang Bisa Menyebabkan Asam Urat Naik
Dalam kasus seperti ini, orang tua dapat menghubungi sekolah atau profesional untuk mendiskusikan cara melakukan intervensi.
- Berurusan dengan penggunaan narkoba
Cara orang tua menangani konsumsi alkohol adalah contoh bagus lainnya dari pola asuh otoritatif.
Orang tua pertama-tama akan bertanya kepada anaknya tentang dugaan penggunaan alkohol dan membiarkan mereka jujur. Sehingga anak tersebut memiliki kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman mereka menghadapi tekanan teman sebaya dan perjuangan mereka untuk mengatakan “Tidak”.
Orang tua akan memberikan saran dan dukungan sebelum memilih hukuman yang adil atau memberikan peringatan kepada remaja tersebut tentang konsekuensi di masa depan.
Sumber : choosingtherapy.com