SUKABUMIUPDATE.com - Cuka sari apel adalah sejenis jus fermentasi yang terbuat dari apel dan ragi yang dihancurkan. Pembuatan cuka sari apel menyebabkan pembentukan asam asetat. Dan asam asetat ini yang diduga menjadi penyebab banyaknya potensi manfaat dari cuka sari apel.
Cuka sari apel umumnya digunakan dalam masakan, tetapi juga secara tradisional digunakan untuk tujuan pengobatan. Dan juga dipercaya memiliki kemampuan antioksidan, antivirus, dan antimikroba. Cuka sari apel juga telah diteliti perannya dalam menurunkan gula darah, mengobati jerawat dan kondisi kulit lainnya, serta meningkatkan kesehatan jantung. Namun, hanya sebagian dari manfaat cuka sari apel yang didukung oleh ilmu pengetahuan, sementara sebagian lainnya masih belum terbukti.
Cuka sari apel dapat dikonsumsi sebagai minuman, ditambahkan ke saus salad dan bumbu perendam, atau digunakan secara topikal. Selain itu, cuka sari apel juga dipercaya dapat mendukung kesehatan manusia dalam berbagai cara. Berikut adalah apa yang dikatakan penelitian tentang beberapa potensi manfaat cuka sari apel.
Baca Juga: Membantu Mengatur Gula Darah, 7 Manfaat Cuka Sari Apel untuk Kesehatan
1. Menurunkan Gula Darah
Asam asetat yang terkandung dalam cuka sari apel disinyalir dapat membantu menurunkan gula darah. Sebuah tinjauan penelitian pada tahun 2017 menunjukkan bahwa mengkonsumsi cuka bersama dengan makanan dapat menurunkan kadar gula dan insulin dalam darah, yaitu dua faktor yang sering meningkat pada penderita diabetes tipe 2. Para peneliti dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa cuka, termasuk cuka sari apel, berpotensi digunakan bersamaan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup untuk mengatur gula darah.
2. Jerawat dan Kondisi Kulit Lainnya
Beberapa orang percaya bahwa cuka sari apel dapat memperbaiki jerawat dan kondisi kulit lainnya, namun klaim tersebut sebagian besar tidak berdasar. Sebagai contoh, sebuah penelitian kecil menemukan bahwa cuka sari apel topikal tidak memberikan manfaat bagi penderita dermatitis atopik. Terkait hal ini, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mengoleskan cuka sari apel pada varises, atau pembuluh darah yang menonjol dan terkadang terasa nyeri di kulit, dapat membuat varises tersebut kurang terlihat. Peneliti juga menyimpulkan bahwa cuka sari apel bisa menjadi pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) yang dapat diterima untuk meningkatkan kualitas hidup pasien varises.
3. Memiliki Sifat Antijamur
Salah satu klaim menyeluruh dari cuka sari apel adalah mengandung sifat antijamur, sehingga menjadikannya pilihan pengobatan potensial untuk berbagai kondisi kesehatan. Akan tetapi, meskipun banyak bukti anekdotal yang menunjukkan sifat antijamur dari cuka sari apel, penelitian ilmiah yang mendukung klaim ini masih kurang.
Baca Juga: Termasuk Cuka Apel, 8 Bahan Alami Untuk Obati Asam Urat yang Bisa Jadi Alternatif
4. Memiliki Sifat Antibakteri
Dalam beberapa penelitian, cuka sari apel ditemukan mengandung berbagai sifat antibakteri. Artinya, cuka sari apel berpotensi digunakan untuk mengobati beberapa jenis bakteri, termasuk infeksi E. coli dan Staph. Namun sekali lagi, hasil ini sebagian besar ditemukan melalui penelitian laboratorium. Dalam salah satu penelitian, cuka sari apel terbukti merusak struktur sel dan mencegah pertumbuhan E. coli dan bakteri lainnya. Para peneliti merasa bahwa hasil ini menunjukkan bahwa cuka sari apel dapat menjadi pengobatan yang berguna untuk berbagai infeksi bakteri. Akan tetapi diperlukan lebih banyak uji coba pada manusia untuk memastikan sifat antibakteri cuka sari apel tersebut.
5. Kesehatan Jantung
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa cuka sari apel dapat bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan jantung. Tingginya kadar lipid dan kolesterol dalam darah merupakan faktor risiko penyakit jantung. Dan tinjauan sistematis pada tahun 2021 menemukan bahwa konsumsi cuka sari apel dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol total dalam darah. Menurut penelitian lain, cuka sari apel dapat menghalangi pembentukan sel lemak baru dan membantu menghilangkan kolesterol dari tubuh. Namun uji coba pada manusia skala besar harus dilakukan untuk mengulangi dan mengkonfirmasi hasil positif ini.
Sumber: Very Well Health