Mengenal 4 Ciri Pola Asuh Tidak Terlibat, Salah Satunya Kurangnya Keterikatan Emosional

Jumat 15 Maret 2024, 19:10 WIB
Ilustrasi Mengenal 4 Ciri Pola Asuh Tidak Terlibat, Salah Satunya kurangnya ketertarikan emosional | Foto : Pexels.com / @Ketut Subiyanto

Ilustrasi Mengenal 4 Ciri Pola Asuh Tidak Terlibat, Salah Satunya kurangnya ketertarikan emosional | Foto : Pexels.com / @Ketut Subiyanto

SUKABUMIUPDATE.com -Tidak ada satupun orang tua yang sama keinginannya terhadap anak, jadi tidak mengherankan jika ada banyak sekali gaya pengasuhan yang berbeda. Belum yakin dengan apa yang Anda lakukan? Jangan khawatir.

Beberapa orang memasuki masa menjadi orang tua dengan mengetahui secara pasti bagaimana mereka akan membesarkan anak-anak. Namun terkadang gaya pengasuhan berkembang dengan sendirinya.

Seringkali, gaya pengasuhan anak ditempatkan ke dalam empat kategori utama yaitu :

● otoriter

● berwibawa

● permisif

● tidak terlibat

Di antara keempat hal tersebut, pola asuh yang tidak terlibat (uninvolved parenting) merupakan kategori terbaru, namun bukan berarti hal tersebut merupakan hal baru. Akan tetapi ini adalah gaya yang menarik karena lebih sedikit melibatkan pegangan tangan dibandingkan dengan gaya mengasuh anak lainnya.

Baca Juga: Pola Asuh Otoriter Berdampak Negatif Pada Anak, Berikut Ciri-cirinya

Apa itu Pola Asuh Tidak Terlibat ?

Pola asuh yang tidak terlibat (uninvolved parenting) disebut juga pola asuh pengabaian yang jelas lebih berkonotasi negatif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua tidak menanggapi kebutuhan atau keinginan anak mereka di luar hal-hal mendasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Anak-anak ini hanya menerima sedikit bimbingan, disiplin, dan pengasuhan dari orang tuanya. Dan seringkali anak-anak dibiarkan membesarkan diri dan mengambil keputusan baik besar maupun kecil sendiri.

Pola asuh tidak terlibat juga merupakan gaya pengasuhan yang kontroversial, dan oleh karena itu, mudah juga untuk memberikan penilaian terhadap orang tua tersebut.

Ciri pola asuh yang tidak terlibat

Banyak orang tua yang merasa stres, terlalu banyak bekerja, dan lelah. Ketika segala sesuatunya menjadi tidak terkendali, Anda mungkin akan mengabaikan anak-anak selama beberapa menit dalam keheningan dan kesendirian.Meskipun Anda mungkin merasa bersalah setelahnya, momen-momen ini bukanlah karakteristik dari pengasuhan yang tidak terlibat.

Mengasuh anak yang tidak terlibat bukan sekadar momen memikirkan diri sendiri. Sebaliknya, ini merupakan pola jarak emosional yang berkelanjutan antara orang tua dan anak.

Tanda-tanda orang tua tidak terlibat antara lain sebagai berikut:

Dilansir dari laman healthline, berikut beberapa ciri pola asuh tidak terlibat :

1. Fokus Pada Masalah dan Keinginan Diri Sendiri

Entah itu pekerjaan, kehidupan sosial tanpa anak-anak, atau kepentingan atau masalah lain, orang tua yang tidak terlibat hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri yang sedemikian rupa, sehingga mereka tidak responsif terhadap kebutuhan anak-anak, dan hanya menyediakan sedikit waktu untuk mereka.

Segala sesuatu yang lain didahulukan sebelum anak-anak. Dan dalam beberapa kasus, orang tua mungkin mengabaikan atau menolak anak-anak mereka.

2. Kurangnya Keterikatan Emosional

Hubungan emosional antara orang tua dan anak muncul secara alami bagi banyak orang. Namun dalam kasus pengasuhan anak yang tidak terlibat, ikatan ini tidak bersifat instingtual atau otomatis. Orang tua merasakan keterputusan, yang sangat membatasi jumlah kasih sayang dan pengasuhan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka.

3. Kurangnya Minat Terhadap Aktivitas Anak

Karena kurangnya kasih sayang, orang tua yang menerapkan pola asuh tidak terlibat, mereka tidak tertarik dengan tugas sekolah, aktivitas, atau acara anak

mereka. Mereka mungkin melewatkan pertandingan olahraga atau tidak hadir dalam pertemuan PTA.

4. Tidak Ada Aturan atau Ekspektasi Terhadap Anak

Orang tua yang tidak terlibat biasanya kurang memiliki gaya disiplin. Jadi, kecuali perilaku anak mempengaruhi mereka, orang tua biasanya tidak memberikan koreksi apa pun. Mereka akan membiarkan anak-anak bertindak sesuka mereka. Dan para orang tua ini tidak marah ketika anak mereka berprestasi buruk di sekolah atau dalam aktivitas lainnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Food & Travel22 November 2024, 08:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)