SUKABUMIUPDATE.com - Pola asuh snowplow atau bajak salju adalah pola pengasuhan yang terbilang protektif, karena orang tua akan selalu memantau dan memastikan anak-anaknya tidak mendapatkan rintangan dalam hidup. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini akan menghilangkan rintangan apapun yang menghalangi jalan anaknya.
Berikut beberapa contoh pola asuh snowplow atau pola asuh bajak salju :
● Tidak membiarkan anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan usianya seperti yang dilakukan anak lain, seperti naik bus atau berjalan kaki pulang sekolah setelah mereka cukup umur.
● Mengerjakan pekerjaan rumah anak untuk mereka alih-alih membiarkan mereka mengerjakannya sendiri atau menunjukkan cara melakukannya.
● Tidak membiarkan anak mengerjakan pekerjaan rumah, mengatur logistik, atau mempelajari keterampilan penting.
● Melakukan intervensi dalam perselisihan anak dengan figur otoritas seperti guru atau pelatih dan membela anak, apapun kondisinya.
● Terlibat dalam perselisihan anak dengan teman-temannya alih-alih membiarkannya menyelesaikan masalah sendiri.
● Menekan guru anak tersebut untuk memberi mereka nilai yang lebih tinggi atau berusaha keras untuk memastikan anak tersebut diterima di perguruan tinggi, untuk mencoba membantu mereka agar berhasil.
Baca Juga: Pola Asuh Otoriter Berdampak Negatif Pada Anak, Berikut Ciri-cirinya
Pola asuh snowplow dapat bertahan setelah masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, Dr. Roeske mengatakan orang tua mungkin menelepon anak mereka yang sudah dewasa untuk memastikan mereka bangun tepat waktu, menjadwalkan janji temu dengan dokter atau mengganti oli, atau terus mendukung mereka secara finansial hingga dewasa.
Dampak Kesehatan Mental dari Pengasuhan Bajak Salju
Mengasuh anak dengan pola asuh snowplow dapat memberikan kesuksesan jangka pendek dan menghilangkan stres bagi anak, kata Dr. Roeske. Ia menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena orang tua mungkin berhasil membantu anak mereka mendapatkan nilai yang lebih baik, membentuk tim olahraga yang kompetitif, menghindari penahanan, masuk perguruan tinggi, atau mencapai prestasi lainnya.
Namun, pola asuh bajak salju dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak dalam jangka panjang. Berikut beberapa pengaruhnya terhadap anak-anak, menurut Dr. Roeske :
1. Kurangnya Otonomi
Karena orang tua terbiasa melakukan segalanya untuk mereka, maka anak mungkin kesulitan dengan otonomi, kemandirian, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah ketika mereka tumbuh dewasa.
2. Ketidakberdayaan Yang Dipelajari
Anak mungkin menjadi bergantung pada dukungan orang lain dan tidak mampu menghadapi tantangan secara mandiri, sehingga mengakibatkan ketidakberdayaan yang dipelajari.
Baca Juga: Rp 197,6 Triliun, BI Siapkan Penukaran Uang untuk Ramadhan dan Idul Fitri
3. Kesulitan Mengatur Emosi
Anak-anak mungkin tidak dapat mengatur emosinya ketika sesuatu yang negatif terjadi pada dirinya karena mereka tidak pernah mengalami tekanan, rasa sakit, atau kegagalan dalam bentuk apa pun. Dunia tidak selalu melayani anak-anak dan mereka tidak memiliki keterampilan mengatasi ketika kekecewaan terjadi.
4. Kecemasan
Ketika orang tua membuat keputusan berdasarkan kekhawatiran, mereka bertindak dengan cara yang dirancang untuk mengurangi rasa takut, alih-alih mengajari anak mereka cara mengelola situasi yang menantang, mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, dan meningkatkan ketahanan. Akibatnya, mereka mungkin menularkan kecemasan kepada anaknya.
5. Rasa Ingin Mendapatkan Bantuan Terus Menerus
Pola asuh snowplow dapat menimbulkan rasa berhak pada anak, karena mereka mungkin mengharapkan bantuan terus-menerus dan perlakuan istimewa.