SUKABUMIUPDATE.com - Pola asuh otoriter merupakan pola asuh ketat yang menaruh ekspektasi tinggi pada anak. Orang tua yang otoriter menetapkan aturan yang kaku tanpa penjelasan, dan mengharapkan anak-anak mereka mematuhinya tanpa bertanya atau menghadapi hukuman berat.
Anak-anak mengikuti aturan-aturan ini karena mereka tahu ada konsekuensi yang harus ditanggung jika mereka tidak melakukannya.
Orang tua otoriter tidak mengasuh ataupun fleksibel, akan tetapi mereka hanya menganggap kepatuhan sebagai tanda cinta. Komunikasi biasanya bersifat satu arah dan anak-anak tidak dianjurkan untuk mengekspresikan diri, dan membalas bukanlah suatu pilihan.
Meskipun batasannya bagus, penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoriter dapat berdampak negatif pada anak, termasuk :
Baca Juga: Rp 197,6 Triliun, BI Siapkan Penukaran Uang untuk Ramadhan dan Idul Fitri
● Masalah emosional dan perilaku.
● Keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang buruk.
● Depresi dan kecemasan.
● Agresi.
● Rasa kegagalan yang kuat.
● Rendah diri.
● Menjadi lebih berpikiran terbuka tentang bunuh diri dibandingkan anak-anak lain.
Orang tua otoriter sangat kaku dan menggunakan peraturan yang keras untuk mengendalikan anak-anak mereka. Banyak orang tua yang bersikap jauh dan menuntut, sehingga membuat anak-anak mereka bergelut dengan masalah kesehatan mental dan harga dirinya masing-masing.
Pola asuh otoriter dikaitkan dengan dampak negatif, meskipun para peneliti mengatakan hal itu tidak dianggap sebagai pelecehan.
Sebaliknya, orang tua yang berwibawa menggunakan aturan dan batasan yang masuk akal terhadap anak mereka untuk menetapkan ekspektasi yang tinggi.
Orang tua yang berwibawa akan mendengarkan serta mendukung ide-ide anak mereka dan membimbing mereka untuk mandiri. Mereka menggunakan disiplin yang konsisten untuk mengajari anak-anak bagaimana cara berperilaku baik, dan kasih sayang serta kehangatan untuk membantu mereka merasa aman.
Baca Juga: Takjil Puasa Super Nikmat Tapi Hemat, Resep Siomay Ayam Ekonomis Ala Devina Hermawan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan orang tua yang berwibawa biasanya percaya diri dan bertanggung jawab, serta sehat secara emosional. Mereka memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak dari orang tua yang otoriter dan juga cenderung berprestasi baik secara akademis.
Ciri-ciri Orang Tua Otoriter
Orang tua otoriter cenderung:
● Kurangnya kehangatan dalam keluarga.
● Dominan menggunakan kritik daripada penguatan positif yang membangun.
● Memiliki masalah kepercayaan.
● Tidak mau bernegosiasi.
● Menetapkan aturan sepihak tanpa penjelasan.
● Membuat pilihan untuk anak-anak mereka.
● Kurangnya kesabaran terhadap perilaku buru.
Dampak Pola Asuh Otoriter
Cara Anda menjadi orang tua dan berhubungan dengan anak-anak akan membentuk moral, nilai, serta perilaku mereka seiring mereka tumbuh dewasa. Jika Anda adalah orang tua yang otoriter, beberapa pola asuh yang diterapkan dapat berdampak negatif pada anak-anak.