Jarang Diketahui, Ternyata Bayi Juga Memiliki Kebutuhan Mental: Berikut Penjelasannya

Rabu 13 Maret 2024, 14:45 WIB
Ilustrasi seorang ibu yang sedang menenangkan bayinya | Foto : Freepik / @freepik

Ilustrasi seorang ibu yang sedang menenangkan bayinya | Foto : Freepik / @freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Membahas seputar kesehatan mental seringkali berfokus pada pengalaman remaja dan orang dewasa, sehingga banyak orang percaya bahwa hanya merekalah orang-orang di komunitas kita yang terkena dampak masalah emosional.

Kesehatan mental bayi mengacu pada kesejahteraan bayi dan anak-anak hingga usia 3 tahun, dan mencakup pertumbuhan dan perkembangan emosional serta sosial anak.

Banyak pengasuh baru bahkan ibu, ayah, kakek nenek, dan orang tua asuh dapat mengalami tantangan yang normal dengan bayi mereka. Ketika tantangan menjadi terus-menerus atau tampaknya tidak dapat diubah, pengasuh sendiri dapat mengalami kecemasan dan frustrasi.
Mencari dukungan dari pakar perkembangan bayi dan anak usia dini dapat memberikan strategi yang berguna untuk mengurangi stres bagi semua orang yang terlibat.

Tanda Peringatan

Indikator masalah kesehatan mental bayi dapat mencakup :
● Pola tidur yang buruk
● Kesulitan dalam memberi makan
● Menangis terus-menerus atau tak henti-hentinya
● Kegelisahan
● Gangguan lambung
● Kecemasan dan ketegangan
● Kesusahan dan ketakutan
● Kurangnya penambahan berat badan atau kegagalan tumbuh kembang
● Kegagalan untuk mencapai tonggak perkembangan yang diharapkan

Baca Juga: Apakah Telur Aman untuk Bayi? Simak 3 Manfaat Kandungannya Berikut Ini

Inti dari kesehatan mental bayi adalah hubungannya dengan pengasuh utamanya.

Bayi baru lahir, lahir dengan sistem saraf yang sangat mudah terpengaruh. Mereka rentan dan tidak mampu mengatur keadaan fisik dan emosionalnya secara mandiri. Mereka belajar bagaimana caranya melalui interaksi dengan pengasuh mereka.

Bayi pada awalnya mempunyai empat keadaan biologis yang dapat diidentifikasi yaitu tidur nyenyak, tidur ringan, kewaspadaan aktif, dan kewaspadaan tenang. Dan mereka bergantung pada pengasuh untuk membantu mereka menjaga rasa sejahtera. Setiap negara bagian mempunyai fungsi penting untuk pertumbuhan dan pembangunan.

Melalui perawatan yang dapat diprediksi, sensitif, dan responsif, bayi dapat mengatur keadaan biologisnya dan merasa aman di lingkungannya.

Peraturan negara menciptakan lingkungan biofisik yang optimal untuk perkembangan otak. Rasa sejahtera membangun keterikatan yang aman serta hubungan yang menjadi landasan pembelajaran sosial dan emosional.

Bayi berkomunikasi tanpa kata-kata. Sebaliknya, mereka menggunakan isyarat seperti menangis, cegukan, dan keengganan menatap untuk memberi kesan kepada pengasuh mereka bahwa mereka dalam kesusahan. Ketika kebutuhan mereka berhasil dipenuhi oleh pengasuh yang responsif, bayi belajar bahwa mereka dapat mengandalkan orang tersebut, dan ikatan sosial pun terbangun.

Hubungan pertama ini berfungsi sebagai landasan bagi semua hubungan selanjutnya dan membentuk fondasi kesehatan mental dan pertumbuhan emosional bayi.

Baca Juga: Termasuk Saat Puasa, 10 Hal yang Harus Diperhatikan Penderita Gula Darah Rendah

Pertumbuhan Sosial Emosional Yang Sehat

Mari kita pikirkan dampak pertumbuhan sosial emosional yang sehat pada bayi. Pertumbuhan sosial emosional diketahui sebagai prioritas pembelajaran pertama

Bayi pada awalnya mempunyai empat keadaan biologis yang dapat diidentifikasi yaitu tidur nyenyak, tidur ringan, kewaspadaan aktif, dan kewaspadaan tenang. Dan mereka bergantung pada pengasuh untuk membantu mereka menjaga rasa sejahtera. Setiap negara bagian mempunyai fungsi penting untuk pertumbuhan dan pembangunan. Melalui perawatan yang dapat diprediksi, sensitif, dan responsif, bayi dapat mengatur keadaan biologisnya dan merasa aman di lingkungannya.

Peraturan negara menciptakan lingkungan biofisik yang optimal untuk perkembangan otak. Rasa sejahtera membangun keterikatan yang aman serta hubungan yang menjadi landasan pembelajaran sosial dan emosional.

Bayi berkomunikasi tanpa kata-kata. Sebaliknya, mereka menggunakan isyarat seperti menangis, cegukan, dan keengganan menatap untuk memberi kesan kepada pengasuh mereka bahwa mereka dalam kesusahan. Ketika kebutuhan mereka berhasil dipenuhi oleh pengasuh yang responsif, bayi belajar bahwa mereka dapat mengandalkan orang tersebut, dan ikatan sosial pun terbangun. Hubungan pertama ini berfungsi sebagai landasan bagi semua hubungan selanjutnya dan membentuk fondasi kesehatan mental dan pertumbuhan emosional bayi.

Pertumbuhan Sosial Emosional Yang Sehat

Mari kita pikirkan dampak pertumbuhan sosial emosional yang sehat pada bayi. Pertumbuhan sosial emosional diketahui sebagai prioritas pembelajaran pertama bagi bayi, dan dapat didefinisikan sebagai pengalaman bayi, ekspresi dan pengelolaan emosi, serta kemampuan untuk membangun hubungan yang positif dan bermanfaat dengan orang lain.

Ciri-ciri inti keberhasilan pertumbuhan sosial emosional bayi meliputi:
● Memahami keadaan emosi diri sendiri
● Membaca dan memahami keadaan emosi orang lain
● Mengelola emosi yang kuat dan mengekspresikannya dengan cara yang konstruktif
● Mengatur perilaku diri sendiri
● Mengembangkan empati terhadap orang lain
● Membangun dan memelihara hubungan
Ciri-ciri inti ini dapat diamati dalam perilaku anak seiring dengan perkembangannya. Misalnya, bayi akan tersenyum ketika pengasuhnya tersenyum.

Baca Juga: Pedoman Konsumsi Jus Buah untuk Bayi, Yuk Bunda Terapkan di Rumah

Seorang bayi atau anak kecil mungkin menghindari kontak mata ketika dia mendapat rangsangan berlebihan. Anak kecil akan menangis ketika anak lain menangis. Balita pasti ingin berpelukan ketika pengasuhnya sedang sedih. Anak-anak bahkan akan memberi tahu pengasuhnya bahwa "Tidak apa-apa" ketika mereka merasa bahwa pengasuhnya sedang tertekan.

Kemampuan bayi untuk memperhatikan di masa depan, beradaptasi dengan cara yang fleksibel, belajar di sekolah dan dalam situasi kehidupan, berteman, mengelola emosi yang tidak menyenangkan, seperti kemarahan atau kecemasan, semuanya bergantung pada perkembangan sosial emosional

awal dan hubungan keterikatan yang aman dan mengarah pada kemampuan untuk mempercayai orang lain dan diri sendiri. Ketika bayi dan anak kecil kesulitan mengembangkan kemampuan penting ini, penyakit mental dapat terjadi.
Hambatan

Faktor-faktor yang dapat diidentifikasi yang dapat mengganggu kemampuan pengasuh untuk memberikan perawatan responsif yang sensitif meliputi :
● Penyakit mental pada pengasuh, seperti depresi dan kecemasan
● Riwayat pengabaian dan pelecehan yang dialami oleh pengasuh
● Menjadi orang tua tunggal tanpa dukungan sosial
● Ketidaksesuaian temperamen antara bayi dan pengasuhnya
● Stres finansial
● Konflik hubungan antar pengasuh
● Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan pada pengasuh

Meskipun menghadapi tantangan-tantangan yang disebutkan di atas, pengasuh bayi dan anak kecil masih dapat memberikan lingkungan pengasuhan yang luar biasa.

Membesarkan anak merupakan kerja keras dan disayangkan, namun pengalaman umum berupa perasaan dihakimi oleh orang lain dapat membuat pemberian dukungan yang konsisten kepada anak yang sedang berkembang menjadi semakin sulit. Penting untuk menyadari bahwa bantuan tersedia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 15:15 WIB

Bertemu Buruh dan Honorer, Komisi IV DPRD Bahas Isu Ketenagakerjaan hingga PPPK di Sukabumi

Buruh meminta dilibatkan dalam setiap kasus atau masalah di perusahaan.
Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi bertemu perwakilan buruh buruh pada Kamis (30/1/2025). | Foto: Istimewa
Life30 Januari 2025, 15:10 WIB

Sudah Lelah dengan Kerjaan? Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign

Setiap orang pasti pernah merasa jenuh atau lelah dengan pekerjaan yang mereka jalani, apalagi jika pekerjaan tersebut terasa tidak lagi sesuai dengan harapan atau impian.
Ilustrasi Resign, Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Resign (Sumber : Freepik)
Sukabumi30 Januari 2025, 15:03 WIB

Tolak Skema PPPK Paruh Waktu, Ribuan Guru Honorer R3 Sukabumi Demo di DPRD

Ribuan guru honorer R3 Sukabumi menuntut kejelasan status kerja agar diangkat menjadi pegawai penuh waktu, bukan paruh waktu.
Ribuan guru honorer R3 Kabupaten Sukabumi mendatangi gedung DPRD Kabupaten Sukabumi untuk menolah skema PPPK paruh waktu. (Sumber Foto: SU/Ilyas)
Inspirasi30 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Lowongan Kerja Operator Equipment Minimal SMA/SMK, Penempatan di Pabrik Sukabumi. (Sumber : Freepik.com)
Life30 Januari 2025, 14:41 WIB

Red Flag di Tempat Kerja: 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic

Lingkungan kerja yang sehat sangat penting bagi kesejahteraan karyawan dan kesuksesan perusahaan. Namun, tidak semua tempat kerja menciptakan atmosfer yang mendukung.
Ilustrasi Lingkungan Kerja Toxic, Red Flag di Tempat Kerja, 6 Tanda yang Menunjukkan Lingkungan Kerja Toxic (Sumber : Freepik)
Life30 Januari 2025, 14:31 WIB

Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya

Malam Nisfu Sya'ban adalah salah satu malam istimewa dalam kalender Islam yang sangat dinantikan oleh umat Muslim setiap tahunnya.
Ilustrasi Malam Nisfu Sya'ban, Kapan Nisfu Sya'ban 2025? Cek Tanggal, Keutamaan, dan Amalannya (Sumber : Freepik/@sketchepedia)
Entertainment30 Januari 2025, 14:30 WIB

Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama

Abidzar Al-Ghifari kembali menuai kritikan dari netizen setelah menyampaikan pernyataan kontroversial tentang penggemar fanatik drama korea ketika menjadi bintang tamu dalam podcast bersama Ariel Tatum.
Ika Natassa Komentari Pernyataan Abidzar Al-Ghifari Soal Fans Fanatik K-Drama (Sumber : Instagram/@abidzar73 dan @ikanatassa)
Sukabumi30 Januari 2025, 14:28 WIB

Angin Kencang Robohkan Pohon Sengon, Timpa Rumah Warga di Parakansalak Sukabumi

Kebutuhan mendesak adalah sembako dan bahan bangunan untuk rumah terdampak.
Pohon sengon yang menimpa rumah warga di Kampung Sukarame RT 05/05 Desa/Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (30/1/2025). | Foto: Tagana Kecamatan Parakansalak
Bola30 Januari 2025, 14:15 WIB

Persib Hati-hati Tergelincir! Persija Menguntit di Posisi Dua Hanya Beda 5 Poin!

Persija Jakarta terus menguntit Persib Bandung, Macan Kemayoran kini ada di posisi kedua dengan selisih poin 5.
Persija Jakarta terus menguntit Persib Bandung, Macan Kemayoran kini ada di posisi kedua dengan selisih poin 5. (Sumber : X/@Persija_Jkt/@persib).
Sukabumi30 Januari 2025, 14:07 WIB

Warga Protes! Objek Wisata Bukit Karang Numpang Sukabumi Digerus Tambang

Bukit ini dikenal karena memiliki pemandangan yang indah.
Warga menunjukkan aktivitas tambang batu karst di bukit Karang Numpang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa