SUKABUMIUPDATE.com - Jika kamu mempunyai orang tua yang suka mengatur tanpa kompromi terlebih dahulu dan cenderung tidak dapat menerima masukan dari siapapun, maka bisa dikatakan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kalian disebut dengan pola asuh otoriter.
Setiap orang tua yang menganut gaya pola pengasuhan yang otoriter umumnya tidak memberikan informasi serta alasan mengapa perintah atau larangan yang dibuat diberikan kepada anak. Belum lagi, ketika anak tidak bisa mengikuti aturan yang dibuat, maka orang tua akan memberikan hukuman yang keras.
Menurut Michigan State University, pola asuh otoriter adalah salah satu jenis pola asuh yang sangat ketat dan ditandai dengan tuntutan yang tinggi dari orang tua, namun di saat yang sama, respon orang tua terhadap anak juga sangat rendah.
Orang tua yang otoriter umumnya memiliki harapan supaya anak mau mengikuti semua aturan yang diberikan. Selain itu, peraturan itu sendiri dibuat tanpa kompromi dan tanpa melalui proses diskusi dengan anak terlebih dahulu.
Baca Juga: Tanggapi Pertemuan Iyos-Iman Konsolidasi Pilkada Sukabumi, Jalil: Belanda Masih Jauh
Agar lebih memahami lebih dalam, simak beberapa ciri orang tua otoriter berikut yang sudah dilansir dari situs resmi Klikdokter :
1. Membuat Aturan Yang Ketat
Ciri yang pertama dari orangtua otoriter yaitu membuat aturan yang ketat pada anak. Tidak hanya satu, ternyata aturan yang dibuat pun sangat banyak. Dan mau tidak mau anak harus menaati semua peraturan yang telah dibuat. Selain itu, orang tua yang menerapkan pengasuhan otoriter akan mengontrol dan mengendalikan setiap hal yang dilakukan oleh anak.
Selain itu, anak dengan pola asuh otoriter tidak diberi kesempatan mengeksplor hal-hal baru oleh orang tuanya yang dapat berakibat pada masalah perilaku, seperti suka memberontak, atau sering berbohong untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
2. Menolak Masukan Dari Anak
Selanjutnya salah satu ciri orang tua otoriter yaitu menolak atau tidak menerima masukan dari anak tentang hal apapun. Menurutnya, masukan dari anak tidaklah berarti dan hanya dianggap angin lalu yang tidak ada artinya. Karena orang tua otoriter merasa memiliki wewenang mutlak untuk kehidupan sang anak. Sehingga peraturan yang telah dibuat tidak bisa diganggu gugat.
Hal ini membuat anak tidak dapat mengutarakan apa yang dia mau, atau memilih sendiri apa yang ingin mereka lakukan. Dampaknya, anak akan memendam emosi dan pikiran negatifnya.
Baca Juga: Respon Kritik APD Soal Kinerja Lemah dan Evaluasi Ad Hoc, Ini Kata Bawaslu Sukabumi
3. Memberi Hukuman Keras Pada Anak
Berikutnya yaitu orang tua otoriter akan memberi hukuman keras pada anak jika tidak patuh dan tidak melakukan aturan yang telah dibuat. Hukumannya dapat berupa pukulan atau hukuman fisik lainnya. Karena orang tua otoriter lebih memilih hukuman fisik serta emosional ketimbang memberi hukuman yang dapat memberi pelajaran pada anak.
Efeknya, anak bisa memiliki sifat agresif bahkan dapat menjadi pelaku bullying pada teman-temannya. Bukan tidak mungkin, ketika anak menjadi orang tua kelak, maka ia juga akan menerapkan pola asuh seperti ini.
4. Tidak Ada Ikatan Emosional Dengan Anak
Ciri dari orang tua otoriter selanjutnya yaitu orang tua tidak memiliki ikatan emosional dengan anak. Dikarenakan terlalu mengontrol sikap dan perilaku daripada memahami apa yang dirasa dan dipikirkan oleh anak. Bukan hanya itu saja, orang tua otoriter lebih suka memaksa hingga bersikap kasar daripada memberi pujian ataupun dukungan yang positif.
Karena dengan cara ini, mereka mengira anak akan lebih disiplin, taat serta patuh pada peraturan yang telah dibuat. Namun sayangnya, hal ini membuat kesan orang tua cuek, terlihat dingin, kasar, hingga tidak peduli.
5. Tidak Dapat Percaya Pada Anak
Salah satu orang tua otoriter juga termasuk tidak mempercayai sang anak. Karena, alih-alih membiarkan anak memilih apa yang dia mau dan menerima apapun konsekuensi dari pilihannya, orang tua otoriter lebih memilih mengontrol bahkan memastikan sang anak tidak membuat kesalahan sedikitpun.
Sikap seperti ini dapat berakibat anak takut dan tidak berani mengambil keputusan apapun secara mandiri. Dan akan selalu bergantung pada orang tua ketika akan mengambil keputusan.
Baca Juga: Perbanyak Sayuran, 8 Rekomendasi Menu Buka Puasa Untuk Penderita Gula Darah
6. Menuntut Banyak Pada Anak
Ciri orang tua otoriter selanjutnya yaitu menuntut banyak hal pada anak. Seperti anak harus selalu menjadi peringkat 1 di sekolah, anak harus selalu menang dalam perlombaan setiap perlombaan yang diikuti.
7. Merendahkan Anak
Selanjutnya yaitu orang tua otoriter memiliki kecenderungan merendahkan anak. Karena menurut mereka hal ini akan memotivasi untuk melakukan yang terbaik. Namun pada kenyataannya, merendahkan anak dapat membuat menurunnya kepercayaan diri, sulit berbaur, bahkan malu dan takut ketika bertemu dengan
orang lain.
Itulah beberapa ciri orang tua otoriter. Semua pola asuh memiliki dampak positif dan negatif. Akan tetapi pada kasus pola asuh otoriter, hal ini lebih banyak merugikan anak dan dapat berakibat jangka panjang jika terus menerus dilakukan.