SUKABUMIUPDATE.com - Kecemasan adalah hal yang normal dan akan terjadi pada berbagai waktu sepanjang hidup. Penting untuk mengalami kecemasan karena membantu mengenali dan merespons ancaman bahaya dan memotivasi penyelesaian tugas.
Misalnya, rasa cemas saat mengemudi di tengah hujan lebat sangat membantu karena dapat menyebabkan perubahan perilaku mengemudi hingga berhati-hati agar dapat tiba di tujuan dengan selamat. Contoh lainnya, rasa cemas sebelum ujian penting juga karena dapat memotivasi Anda untuk belajar.
Namun, pengalaman kecemasan pada beberapa orang dapat menjadi berlebihan, berkelanjutan, dan membebani, serta menyebabkan kesulitan yang signifikan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dan ini adalah tanda-tanda gangguan kecemasan.
Bagi banyak anak, kecemasan dapat berkembang sebagai suatu asosiasi berpasangan, yang berarti gejala-gejala kecemasan dikaitkan dengan sesuatu yang biasanya tidak menimbulkan kecemasan, seperti situasi, peristiwa, atau objek.
Baca Juga: Unik, Cara Emak Emak Jampang Tengah Sukabumi Memipil Jagung Gunakan Roda Sepeda
Misalnya, bayangkan seorang anak berada di sekolah dan mengalami serangan panik untuk pertama kalinya, yang merupakan rasa cemas atau ketakutan yang tiba-tiba dan seringkali disertai respons tubuh yang kuat, seperti peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, perasaan menjadi gila atau kehilangan kendali.
Pada hari ini, anak stres karena presentasi yang besar, namun karena serangan panik ini, otak anak mungkin mulai mengasosiasikan sekolah dengan kecemasan yang hebat, terutama jika anak tersebut mengalami serangan panik lagi di sekolah.
Oleh karena itu, setiap kali anak pergi ke sekolah atau bahkan berpikir untuk bersekolah, otak dapat menganggapnya sebagai situasi yang mengancam, yang dapat memicu kecemasan berkelanjutan atau seringnya serangan panik.
Banyak cara yang dapat membantu anak mengatasi kecemasan. Ini adalah strategi yang digunakan oleh dokter kesehatan mental berlisensi dengan orang-orang yang sedang menjalani terapi, dan penelitian telah menemukan bahwa strategi ini bermanfaat dalam mengobati dan mengelola kecemasan seperti dirangkum dari mayoclinichealthsystem.org
Baca Juga: Kronologi Penyerangan Rumah Ketua PPK Cibeureum Kota Sukabumi, Polisi Dalami Motif
1. Identifikasi Pemicunya.
Langkah pertama yang bermanfaat adalah Anda dan anak Anda menyadari dan mengenali apa yang menyebabkan mereka merasakan kecemasan yang hebat. Setelah pemicu tersebut teridentifikasi, Anda dapat menerapkan banyak tips di bawah ini.
2. Validasi dan Empati.
Pikiran, emosi, dan pengalaman anak-anak adalah nyata bagi mereka. Tidak peduli bagaimana Anda berpikir atau merasakan pengalaman mereka, penting bagi anak untuk merasa didengarkan, diakui, dan dipahami.
Berempati dengan anak-anak seperti membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi mereka, dan kenali serta tegaskan bahwa pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka valid dan penting.
3. Menantang Pemikiran yang Tidak Membantu.
Mintalah anak-anak untuk menjelaskan kepada Anda tentang pemikiran-pemikiran yang mereka alami yang tidak membantu dan menyebabkan mereka kesusahan, seperti "Saya akan gagal dalam ujian saya dan kemudian gagal dalam kelas."
Setelah Anda mengetahui pemikiran apa yang anak Anda sampaikan kepada diri mereka sendiri, Anda dapat bekerja sama dengan mereka untuk mengidentifikasi pemikiran yang lebih realistis dan bermanfaat.
Baca Juga: Universitas Nusa Putra Jalin Kerjasama dengan Kalingga Insitute of Social Sciences India
Ajukan pertanyaan untuk membuat mereka berpikir tentang situasi mereka secara berbeda dan kurangi keterlibatan mereka dalam pemikiran yang tidak membantu, seperti "Apakah kamu pernah gagal dalam ujian atau kelas sebelumnya" atau "Apa yang telah kamu lakukan di masa lalu untuk lulus ujian? Apakah kamu melakukan hal-hal itu sekarang?"
Pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan anak-anak memikirkan seluruh bukti dan mengambil kesimpulan secara mandiri. Realisasi diri jauh lebih kuat dibandingkan orang tua, guru, atau teman sebaya yang memberi tahu anak bahwa mereka tidak akan gagal.
Setelah pemikiran tidak membantu anak Anda ditantang, doronglah mereka untuk mengembangkan pemikiran yang lebih realistis dan bermanfaat, seperti "Meskipun saya merasa mungkin gagal, saya telah mempersiapkan diri untuk ujian ini dan akan melakukan yang terbaik" atau "Bahkan jika saya gagal dalam ujian ini." tes, itu tidak berarti aku akan gagal dalam kelas."
Gagasan yang dilebih-lebihkan, seperti "Saya pasti akan lulus dan akan melakukan yang luar biasa," tidak diperlukan dan biasanya tidak membantu, karena kebanyakan anak tidak menerima gagasan yang tidak realistis tersebut.
4. Melatih Pernapasan Dalam
Pernapasan perut dalam adalah alat untuk membantu menenangkan diri, memfokuskan kembali, dan berpikir lebih jernih. Ini meningkatkan kadar oksigen dalam aliran darah dan menurunkan detak jantung, laju pernapasan, ketegangan otot dan tingkat stres. Instruksikan anak Anda untuk meletakkan tangan mereka di perut dan dada.
Baca Juga: Mulai 4 Maret, Polres Sukabumi Gelar Operasi Keselamatan Lodaya 2024
Katakan kepada mereka bahwa tujuannya adalah mengambil napas dalam-dalam dengan perut mereka, yang akan menyebabkan tangan di perut mereka bergerak ke atas dan ke bawah saat udara masuk dan keluar dari tubuh mereka. Jika tangan di dada lebih banyak bergerak, itu artinya mereka bernapas dengan dada.
Dorong mereka untuk menggunakan perutnya untuk bernapas. Instruksikan mereka untuk menarik napas dalam-dalam secara perlahan melalui hidung, tahan lalu keluarkan perlahan melalui mulut. Ulangi ini beberapa kali. Cara menyenangkan untuk memandu pelatihan ini adalah dengan berpura-pura mencium bunga, lalu meniup gelembung atau meniup lilin ulang tahun.
5. Pisahkan Tugas
Bagi tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil sehingga keseluruhan proses terasa tidak terlalu menakutkan. Untuk anak-anak yang lebih kecil, berikan penghargaan secara acak selama proses berlangsung untuk memperkuat perilaku mereka secara positif. Untuk anak yang lebih besar, berikan pujian positif dan dorong mereka untuk memberi penghargaan pada diri mereka sendiri.
6. Permainan Peran
Jika anak Anda khawatir tentang situasi tertentu, mainkan peran situasi yang ditakuti tersebut untuk membantu mereka mempersiapkan diri. Contohnya termasuk memesan di restoran, membeli tiket bioskop, meminta bantuan guru, atau mengundang teman.
7. Bangun Kepercayaan Diri Secara Keseluruhan
Mintalah anak melakukan tugas-tugas di rumah untuk berkontribusi pada keluarga dan membangun kepercayaan diri. Tawarkan anak Anda kesempatan untuk menghadapi tantangan. Penting juga untuk memuji upaya mereka dan jangan terlalu fokus pada hasil. Jika mereka mengalami kebuntuan, tanyakan kepada anak tentang keterampilan yang mereka gunakan untuk mengatasi hambatan serupa di masa lalu.
Baca Juga: Beras SPHP Belum Masuk Pasar Cicurug Sukabumi, Ini Sebabnya
8. Jangan Labeli Emosi Sebagai Sesuatu yang Buruk
Hindari melabeli pikiran, emosi, dan pengalaman mereka sebagai hal yang baik atau buruk. Misalnya, jangan mengatakan, "Tidak baik jika kita berpikir bahwa kita akan gagal." Ketika anak-anak mendengarnya, pikirannya buruk, sering kali mereka menginternalisasikannya dan berpikir, "Saya jahat."
9. Meminimalkan kecemasan.
Jangan meremehkan pengalaman anak-anak Anda dan katakan pada mereka untuk "Lakukan saja" atau "Hentikan". Perasaan cemas mereka nyata dan mereka menderita. Meski menghadapi hal-hal yang menimbulkan kecemasan adalah hal yang sehat, namun menghadapi anak dengan empati, kasih sayang, dan kebaikan hati lebih membantu dan efektif saat menghadapi hal-hal yang ditakuti.