SUKABUMIUPDATE.com - Cornie Bakrie atau lengkapnya bernama Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si adalah seorang akademisi, penulis, pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan berdarah campuran Suku Sunda dan Gorontalo, berkebangsaan Indonesia.
Nama Connie Bakrie kini ramai diperbincangkan karena menyenggol Paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Dalam satu momen wawancara, seperti dikutip suara.com, Connie menyebut Prabowo Subianto jika terpilih menjadi presiden hanya akan menjabat selama dua tahun. Hal itu disampaikan Connie merujuk obrolannya dengan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani.
Diketahui, dalam kehidupan keluarganya, Connie Bakrie menikah dengan seorang prajurit kelahiran Sukabumi bernama Djaja Suparman. Namun kemudian bercerai pada tahun 2014.
Profil Djaja Suparman
Djaja Suparman merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD yang lahir pada 11 Desember 1949 di Sukabumi, Jawa Barat. Djaja menikah dengan Connie Bakrie, namun kemudian bercerai pada tahun 2014. Mereka memiliki 3 orang anak.
Baca Juga: Kunto Aji Sempat Dikira Gimmick Jadi Linmas di TPS: Ini Beneran!
Melalui penelusuran sukabumiupdate.com, Djaja pernah menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1999-2000). Selain itu, Djaja juga pernah menjabat sebagai Panglima Kodam Jayakarta pada 1998 hingga 1999, dan pada tahun 1997-1998 pernah menjabat sebagai Panglima Kodam V/Brawijaya.
Untuk pendidikan militernya, Djaja pernah sekolah di Akademi Militer pada tahun 1972. Penugasan pertamanya sebagai Komandan Peleton di Blitar. Setelah itu, ia dipercaya jadi Komandan Yonif 507/Sikatan (Surabaya), pasukan andalan Kodam V/Brawijaya.
Ia juga dipercaya jadi Komandan Distrik Militer di Probolinggo . Kemudian jadi Waasops Kasdam V dan kemudian jadi Komandan Brigif 13/Galuh Kostrad di Tasikmalaya. Perjalanan karirnya di militer terus menanjak usai jadi Komandan Resimen Taruna Akmil Magelang.
Pada akhir pertengahan 1998, Djaja dipercaya jadi komando Pangdam Jaya untuk menggantikan Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin. Lalu pada November 1999-2000, Djaja ditunjuk jadi Pangkostrad untuk menggantikan Letjen TNI Djamari Chaniago.
Setelah itu, ia menjabat jadi Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI. Sebelum akhirnya pensiun, Djaja menjabat sebagai Letjen (Letnan Jenderal) TNI.
Baca Juga: Penghitungan Suara di Parungkuda Sukabumi Selesai Hari Kedua, Imbas Listrik Padam
Namun pada tahun 2013, Djaja terjerat kasus korupsi dan diadili di Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya. Dalam proses peradilan tersebut, Djaja divonis penjara selama 4 tahun dan denda sebesar Rp 30 juta.
Ia terjerat kasus korupsi Rp17,6 miliar saat menjabat Pangdam Brawijaya. Ia harus menyerahkan uang pengganti Rp13,3 miliar.
Adapun kasus tersebut berawal tahun 1998 saat Djaja menerima kompensasi sebesar Rp 17,6 miliar yang diberikan oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Rp 4.2 miliar dari uang tersebut sudah digunakan untuk Kodam, namun Rp 13,3 miliar Ia tak bisa mempertanggungjawabkannya.
Sumber : berbagai sumber