SUKABUMIUPDATE.com - Banyak anak remaja saat ini yang mudah terlibat dalam kekerasan baik itu tawuran, bullying atau aksi kekerasan lainnya yang dilakukan secara berkelompok maupun perorangan.
Hal tersebut disebabkan banyak faktor salah satunya oleh pengaruh media sosial yang semakin masif di kalangan anak remaja, terlebih usia mereka merupakan saat dimana tengah mencari jati diri.
Anak yang berpotensi terlibat dalam perilaku kekerasan sendiri akan memiliki ciri-ciri yang bervariasi, tetapi beberapa tanda yang umumnya dapat diperhatikan dan tidak boleh diabaikan orang tua diantaranya;
Baca Juga: 10 Tanda Orang Depresi Karena Keinginan Tak Tercapai, Sering Menyendiri
1. Agresi dan Kemarahan yang Berlebihan
Anak mungkin menunjukkan reaksi agresif yang berlebihan terhadap situasi kecil atau frustrasi yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurangnya Empati
Anak mungkin kurang sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka mungkin sulit memahami atau merasakan empati terhadap orang lain yang terluka atau menderita.
3. Masalah Pengendalian Diri
Anak mungkin memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosi mereka. Mereka mungkin cenderung bertindak impulsif dan tidak memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka.
Baca Juga: Kepribadian Tersembunyi Seseorang Berdasarkan Menyilangkan Tangan
4. Kecenderungan Bully
Anak mungkin memiliki kecenderungan untuk menindas atau mengintimidasi anak lain di lingkungan sekolah atau di tempat lain. Mereka mungkin menggunakan kekuatan fisik atau verbal untuk mendominasi orang lain.
5. Keterlibatan dalam Perilaku Merusak
Anak mungkin sering terlibat dalam perilaku merusak, seperti menghancurkan barang-barang, melukai hewan, atau menyakiti diri sendiri.
6. Ekspresi Kekerasan dalam Permainan atau Hobi
Anak mungkin menunjukkan minat yang berlebihan dalam permainan atau hobi yang melibatkan kekerasan, seperti menonton film atau bermain video game yang berisi konten kekerasan.
Baca Juga: Anak Remaja Kerap Terlibat Kekerasan, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua
7. Riwayat Pengalaman Kekerasan atau Trauma
Anak yang memiliki riwayat pengalaman kekerasan atau trauma emosional mungkin lebih rentan terlibat dalam perilaku kekerasan.
8. Isolasi Sosial
Anak mungkin cenderung mengisolasi diri dari teman-teman sebaya atau menghindari interaksi sosial karena masalah dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.
9. Penyalahgunaan Zat
Anak mungkin mulai menggunakan atau menyalahgunakan zat-zat seperti alkohol atau obat-obatan terlarang sebagai mekanisme untuk mengatasi masalah atau stres, yang dapat meningkatkan risiko terlibat dalam perilaku kekerasan.
Baca Juga: 10 Cara Menasehati Anak Laki-laki Agar Didengar, Bunda Harus Tahu!
10. Ketidakstabilan Keluarga
Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak stabil atau memiliki pola komunikasi yang buruk mungkin lebih rentan terhadap perilaku kekerasan.
Penting untuk diingat bahwa keberadaan satu atau beberapa ciri-ciri di atas tidak selalu menandakan bahwa seorang anak pasti akan terlibat dalam perilaku kekerasan.
Namun, jika Anda mengamati beberapa dari ciri-ciri ini pada anak Anda, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai agar mereka dapat mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi yang sehat dan perilaku yang positif.