SUKABUMIUPDATE.com - Masjid Istiqlal, Jakarta pada hari Minggu 7 Januari 2024, dipadati oleh puluhan ribu jamaah. Para jamaah itu adalah Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah yang memperingati Haul Abah Anom (Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, Mursyid sebelum Abah Aos).
Acara tersebut diisi dengan Zikir dan Manaqib. Menurut laporan updaters, MZ Al-Faqih, sejak pukul 02.00 WIB dini hari, ribuan jamaah Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Ma'had Suryalaya Sirnarasa menggemakan zikir laa ilaha Illalloh. Suara zikir keras menggema dan terdengar hingga jauh keluar masjid.
"Kegiatan zikir dipimpin langsung oleh Abah Aos. Mursyid Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah Ma'had Suryalaya Sirnarasa," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Ribuan Jamaah Zikir di Haol Abah Anom Istiqlal, Ulama Sunda Suryalaya
Menurutnya, jamaah yang hadir berdatangan dari berbagai daerah. Ada yang datang dari Jabodetabek, Banten, Lampung, Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan berbagai daerah lainnya.
"Jamaah yang hadir memiliki keunikan, menggunakan busana merah putih dan mengenakan peci merah putih. Sebagai penanda murid Abah Aos," tuturnya.
Kata Al-Faqih, selain puluhan ribu jamaah yang memadati dua lantai dari masjid Istiqlal itu juga hadir tokoh-tokoh dari murid-murid Abah Aos, diantaranya; pakar tasawuf dari UIN Jakarta Budi Rahman Hakim, Guru Besar UGM Subandi, Guru Besar Unindra Supardi, Guru Besar UGM Heddy Shri Ahimsa, Advokat Konstitusi Andi Syafrani dan M.Z. Al-Faqih, dan berbagai Kyai pengelola pesantren di Banten, pulau Jawa dan sumatera.
Baca Juga: Mengenal Abah Anom Suryalaya yang Haulnya diperingati Ribuan Orang di Istiqlal
Kegiatan Zikir dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah dan kegiatan manaqib Tuan Syekh Abdul Qodir Jaelani yang diisi dengan membaca, merenungkan dan meneladani sejarah hidup Tuan Syekh Abdul Qodir Jaelani.
"Kuliah subuh disampaikan oleh ustad Budi Rahman dengan mengajak kepada seluruh jamaah agar saling membantu sesama Ikhwan dan terus beribadah di manapun berada. Termasuk beribadah menggunakan handphone. Gunakan handphone untuk kebaikan," imbuhnya.
Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah
Mengutip NU Online, TQN merupakan salah satu aliran tarekat yang keberadaannya diakui dan dikukuhkan oleh Nahdlatul Ulama melalui wadah Jamiyah Ahlit Thariah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN), yang menjadi salah satu organisasi otonom di lingkungan NU.
Baca Juga: Berpeci Merah Putih, Puluhan Ribu Jamaah TQN Padati Istiqlal: Zikir Menggema
Sumbangan besar yang telah diberikan KH Shobulwafa Tajul Arifiin (Abah Anom) bagi bangsa ini, yakni mengembangkan dakwah Islam berbasis pendekatan "tasauf" atau spiritual melalui wadah "Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah" alias TQN Suryalaya.
Dihimpun via laman jatman, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah sebuah aliran tarekat yang merupakan perpaduan (univikasi) dari dua aliran tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah Mujaddidiyah.
Tarekat ini didirikan oleh imam Masjidil Haram yang bernama Syekh Ahmad Khatib as Sambasi bin Abdul Ghafar Sambas, seorang ulama dari Kalimantan Barat yang bermukim di Makkah al-Mukaromah dan wafat pada tahun 1878 M.
Syekh Ahmad Khatib Sambas mengambil sanad Tarekat Qadiriyah dari jalur Syekh Syamsuddin al-Makki dan Tarekat Naqsabandiyah dari Syekh Khalil Hilmi. Dari kedua tarekat tersebut kemudian terbentuklah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).
TQN kemudian masuk ke Indonesia (pulau jawa) melalui para khalifah Syekh Ahmad Khatib yang berasal dari Indonesia dan sedang belajar di Mekkah. Di antara yang paling penting ada melalui tiga jalur silsilah, yaitu dari jalur Syekh Abdul Karim al-Bantani di Pagentongan Ciwaringin Jawa Barat, jalur Syekh Muhammad Thalhah al Cireboni di Cirebon Jawa Barat dan Syekh Ahmad Hasbu al- Maduri, yang berpusat di Pondok Pesantren Rejoso Jombang, Jawa Timur.
Dari ke tiga jalur ini, TQN menyebar ke Pulau Jawa. Dari jalur silsilah Syekh Abdul Karim al- Bantani menyebar ke Jawa melalui seorang mursyid di Mranggen Demak Jawa Tengah Jawa Tengah, yang bernama Syekh KH. Muslih bin Abdurrahman dan menurunkan banyak mursyid.
Dari jalur silsilah Syekh Ahmad Hasbu al Maduri masuk ke Jawa melalui seorang mursyid di Rejoso Jombang, Pondok Pesantren Darul Ulum, yang bernama Syekh KH. Romli Tamim. Sedangkan yang dari jalur Syekh Ahmad Thalhah al Cireboni masuk ke Jawa melalui seorang mursyid dari pesantren Suryalaya Tasikmalaya, yang bernama Syekh Haji Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad (Abah Sepuh).
Adapun melalui sanad-sanad mursyid di atas, ajaran pokok yang dikembangan dalam TQN itu sama, yakni meliputi:
1. Konsep Wasatiyah dalam Suluk (moderasi dalam laku tasawuf)
2. Adabul Muridin (kode etik seorang pengamal tasawuf)
3. Zikir Jahri Nafi Isbat serta Zikir Sirri Lathaif
4. Muraqabah 20, di antaranya,
- Muraqabah Ahadiyah
- Muraqabah Ma’iyyah
- Muraqabah Aqrabiyyah
- Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Ula
- Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Tsaniyyah
- Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Qausi
- Muraqabah Wilayah al-‘Ulya
- Muraqabah Kamalat al-Nubbuwwah
- Muraqabah Kamalat al-Risalah
- Muraqabah Uli al-‘Azmi
- Muraqabah al-Mahabbah fi-Daerah al-Khullah wahiya Haqiqat Ibrahim ‘alaihi al-Salam
- Muraqabah Daerah al-Mahabbah al-Shirfah wahiya haiqaqat Syaidina Musa ‘Alaihi al-Salam
- Muraqabah al-Dzatiyyah al-Mumtazijah bi al-Mahabbah wahiya haqiqat al-Muhammadiyyah
- Muraqabah al-Mahbubiyyah al-Shirfah wahiya haqiqat al-Ahmadiyyah
- Muraqabah al-Hubbi al-Shirfi
- Muraqabah Laa Ta’yin
- Muraqabah Haqiqat al-Ka’bah
- Muraqabah Haqiqat al-Qur’an
- Muraqabah Haqiqat al-Shalat
- Muraqabah Daerah al-Ma’budiyyah al-Shirfah