SUKABUMIUPDATE.com - Utang adalah salah satu perkara yang harus diselesaikan secara baik. Pasalnya, urusan utang akan terbawa sampai akhirat jika tidak segera dibayarkan atau dituntaskan di dunia.
Oleh karenanya, kita sebagai umat Muslim yang baik dianjurkan untuk membayar utang. Sebab, membayar utang juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dengan saudara-saudara seiman kita.
Saat akan membayar utang, kita diusahakan untuk membaca doa. Tak hanya ucapan terimakasih saja, doa merupakan bentuk adab kepada yang orang yang meminjamkan utang.
Baca Juga: 10 Ciri Anak yang Akan Tumbuh Menjadi Pribadi Introvert, Bunda Harus Kenali
Mengutip NU Online Jabar, Abdullah bin Abi Rabi’ah ra meriwayatkan sebuah doa yang dianjurkan ketika kita hendak membayar utang, berikut doanya:
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ
Bārakallāhu laka fī ahlika wa mālika.
Artinya: “Semoga Allah memberkati mu pada keluarga dan hartamu.” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 407).
Selain berdoa, berikut adalah beberapa etika yang perlu diperhatikan bagi orang yang berutang:
- Orang yang memiliki utang harus bertanggung jawab atas utangnya. Mereka harus berusaha untuk membayar utangnya tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan.
- Orang yang memiliki utang harus jujur tentang kemampuan mereka untuk membayar utang. Mereka tidak boleh berbohong atau menyembunyikan informasi dari pemberi pinjaman.
- Orang yang memiliki utang harus transparan tentang utang mereka. Mereka harus memberikan informasi yang akurat tentang jumlah utang, bunga, dan tanggal jatuh tempo.
- Orang yang memiliki utang harus sopan dan menghormati pemberi pinjaman. Mereka harus bersikap profesional dan kooperatif dalam menyelesaikan utang mereka.
Baca Juga: 9 Ciri Orang yang Memiliki Kepribadian Introvert dengan Mental Kuat
Balasan Bagi Orang-orang yang dengan Sengaja Melalaikan Utang
Dijelaskan para ulama, siapa saja yang berhutang dengan niat akan melunasinya, maka Allah akan memberikan jalan kemudahan dalam melunasinya. Sebaliknya, orang yang berhutang, tetapi tidak ada niat untuk melunasinya, maka Allah akan membiarkan orang itu dalam kesulitan hidup.
Beratnya dosa orang yang melalaikan hutang, sampai-sampai ia terbunuh dalam keadaan syahid sekalipun, maka dosa hutang tetap tidak terampuni. Demikian sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw.
فِي الدَّيْنِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ثُمَّ عَاشَ، ثُمَّ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ثُمَّ عَاشَ، ثُمَّ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ثُمَّ عَاشَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَقْضِيَ دَيْنَهُ
Baca Juga: 11 Ciri Orang Punya Mental Kuat Dibalik Sikapnya yang Dewasa
Artinya, “Dalam urusan hutang, demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, tetapi ia memiliki tanggungan hutang, maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi hutangnya,” (HR. Ahmad).
Sumber: NU Online Jabar