SUKABUMIUPDATE.com - Erep-erep atau sleep paralysis adalah salah satu gejala kelumpuhan tidur. Yakni sebuah fenomena di mana seseorang tidak dapat bergerak atau berbicara untuk sementara waktu saat bertransisi dari tertidur menjadi terjaga.
Sleep paralysis ini berbeda dengan mimpi normal. Anda mungkin dapat melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Merasakan bahaya seperti merasa tercekik, dan merasa seperti sedang mengalami pengalaman "keluar dari tubuh" adalah halusinasi dari erep-erep yang umum terjadi.
Namun, terkadang juga orang-orang melihat makhluk halus yang mengancam, yang dikenal sebagai "setan tidur". Bahkan, dalam sebagian masyarakat Indonesia dan budaya dunia, mempercayai jika erep-erep disebabkan oleh makhluk halus.
Baca Juga: 10 Ciri Anak yang Akan Tumbuh Menjadi Pribadi Introvert, Bunda Harus Kenali
Erep-erep yang dikaitkan dengan makhluk halus telah lama berkembang di masyarakat Indonesia. Mitos ini menyebutkan bahwa erep-erep disebabkan oleh makhluk halus yang menindih tubuh seseorang saat tidur. Mitos ini juga menyebutkan bahwa orang yang mengalami erep-erep akan melihat atau merasakan kehadiran makhluk halus tersebut.
Di Indonesia sendiri, erep-erep atau eureup-eureup dikenal juga sebagai ketindihan. Sebagian masyarakat menganggap ketindihan ini adalah kondisi mistis yang terjadi kepada seseorang akibat diduduki oleh makhluk halus seperti setan dan jin.
Makhluk halus tersebut berdatangan dan berwujud seperti bayangan hitam raksasa, pocong, kuntilanak, genderuwo dan lainnya. Dalam beberapa kasus ketindihan erep-erep, konon makhluk halus tersebut seperti berdiam diri diatas tubuh korbannya.
Baca Juga: Mitos Erep-Erep atau Sleep Paralysis, Benarkah Ketindihan Makhluk Halus?
Makhluk halus tersebut juga terkadang membuat korbannya merasa tidak bisa bergerak, bernafas hingga bangun. Mitosnya tak jarang juga makhluk halus tersebut terasa seperti mencegah kita untuk bangun dari tidur.
Lalu di berbagai budaya, sensasi aneh dari sleep paralysis atau erep-erep telah menimbulkan beberapa gambaran yang jelas. Pada tahun 1664 seorang dokter Belanda menerbitkan riwayat kasus seorang wanita yang menderita kelumpuhan tidur atau sleep paralysis. “'Iblis berbaring di atasnya dan menahannya,” tulisnya, dikutip via sleepeducation.
Ketindihan itu dapat terjadi bersamaan dengan halusinasi. Seseorang mungkin membayangkan bahwa Anda melihat atau mendengar sesuatu, Anda bahkan mungkin mengira ada orang lain atau sesuatu yang ada di ruangan bersama Anda.
Baca Juga: 9 Ciri Orang yang Memiliki Kepribadian Introvert dengan Mental Kuat
Kemudian di Jepang, kelumpuhan tidur atau erep-erep disebut “kanashibari.” Istilah ini berakar pada agama Buddha; dahulu kala diyakini bahwa para biksu Buddha dapat menggunakan sihir untuk melumpuhkan orang lain.
Lalu Seperti Apa Rasanya Mengalami Erep-erep atau Sleep Paralysis?
Biasanya, seseorang memiliki transisi yang mulus antara berbagai fase tidur. Namun ketika transisi terganggu, Anda mungkin mengalami sleep paralysis. Hal ini dapat terjadi baik ketika Anda pertama kali tertidur atau ketika Anda akan bangun seperti yang dikutip via verywellhealth.
Gejala sleep paralysis meliputi:
- Ketidakmampuan untuk bergerak atau berbicara selama transisi tidur
- Mencoba menangis atau berteriak minta tolong, namun yang keluar hanya berupa suara yang lembut
- Gerakan mata terbatas
- Sensasi tercekik atau sesak napas
- Merasa seperti seseorang sedang duduk atau berdiri di dada Anda
- Pengalaman keluar tubuh (seperti Anda memandang rendah diri sendiri)
- Halusinasi
Gejala-gejala ini seringkali berlangsung selama beberapa menit. Hal ini terjadi ketika ada gangguan dalam transisi dari tidur gerakan mata cepat (REM) , saat tubuh Anda berada dalam kondisi relaksasi otot, dan terjaga, saat pikiran Anda sadar. Hal ini dapat membuat Anda sadar untuk sementara waktu tetapi tidak dapat bergerak.
Baca Juga: 11 Ciri Orang Punya Mental Kuat Dibalik Sikapnya yang Dewasa
Apa yang Terjadi Saat Halusinasi Sleep Paralysis?
Anda mungkin pernah mengalami halusinasi yang jelas selama sleep paralysis. Ini terasa seperti sedang mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, bagaikan Anda sedang bermimpi saat terjaga.
Halusinasi yang terkait dengan sleep paralysis terbagi dalam empat kategori berdasarkan indera yang dipengaruhinya:
- Visual (penglihatan)
- Auditori (pendengaran)
- Penciuman (bau)
- Taktil (sentuhan)
Halusinasi sleep paralysisi tidak berhubungan dengan jenis halusinasi yang mungkin terjadi pada penderita skizofrenia.
Baca Juga: 12 Ciri Laki-laki yang Memiliki Kepribadian Buruk, Sikapnya Bahaya!
Halusinasi Penglihatan
Gejala halusinasi visual dapat berupa melihat:
- Berkedip
- Warna cerah
- Lampu
- Kehadiran sosok manusia (seperti sosok gelap, bayangan, atau hantu)
Penglihatan ini bisa sangat intens. Banyak orang melaporkan adanya sosok manusia, sering digambarkan sebagai sosok gelap, bayangan, atau hantu (makhluk halus). Sosok ini mungkin berdiri di samping tempat tidur, tepat di ujung pandangan mereka. Beberapa orang melaporkan melihat beberapa orang di dalam ruangan.
Terkadang halusinasi visual bisa sangat detail. Misalnya, ada yang melaporkan melihat tangan tidak menempel pada tubuh, gargoyle, serangga, atau bahkan kucing. Dalam kasus lain, orang memiliki penglihatan kabur atau berkilauan. Mereka mungkin juga merasa benda-benda di dalam ruangan mengambang.
Halusinasi Pendengaran
Demikian pula, halusinasi pendengaran (pendengaran) pada kelumpuhan tidur atau sleep paralysis dapat berkisar dari yang rutin hingga yang aneh.
Banyak orang mendengar berbagai suara, namun mendengar suara adalah yang paling umum. Suara-suara tersebut mungkin terdengar seperti bisikan, jeritan, atau tawa.
Hampir sama seringnya, orang melaporkan mendengar dengungan keras atau suara statis. Kedengarannya seperti radio yang menyala tetapi tidak disetel ke stasiun. Beberapa orang mendengar suara napas, langkah kaki, ketukan, atau dering.
Orang mungkin mendengar suara yang tidak biasa seperti kereta kuda atau geraman. Suaranya tidak selalu spesifik. Mereka mungkin sulit untuk dijelaskan atau diingat.
Halusinasi Taktil (Sentuhan)
Halusinasi taktil adalah pengalaman merasa seperti disentuh, padahal sebenarnya tidak. Ini adalah salah satu aspek paling umum dari kelumpuhan tidur. Banyak orang mengatakan mereka merasakan tekanan atau kontak. Sepertinya ada sesuatu atau seseorang yang menahannya.
Beberapa orang dengan kelumpuhan tidur melaporkan kesemutan, mati rasa, atau sensasi bergetar. Yang lain menggambarkan perasaan melayang, terbang, atau jatuh. Beberapa orang melaporkan merasa kedinginan atau kedinginan.
Lebih jarang, orang merasa seperti mereka dipindahkan atau diseret secara fisik dari tempat tidurnya. Beberapa orang melaporkan adanya perasaan kontak seksual, termasuk sensasi fisik yang melibatkan area genital mereka.
Pengalaman fisik lain yang dilaporkan orang-orang meliputi:
- Rasa digigit
- Serangga merayap di kulit
- Bernapas di telinga
- Perasaan tersenyum yang tidak terkendali
- Halusinasi Penciuman
Halusinasi yang paling jarang terjadi pada erep-erep adalah penciuman (indera penciuman). Seperti jenis halusinasi lainnya, intensitas baunya bervariasi.
Apa Penyebab Halusinasi Sleep Paralysis?
Tidak ada penyebab pasti dari halusinasi kelumpuhan tidur, meskipun diperkirakan hal tersebut mungkin terkait dengan:
- Gangguan kecemasan
- Kualitas tidur buruk
- Konsumsi alkohol
- Peristiwa traumatis
- Riwayat keluarga yang mengalami kelumpuhan tidur
Cara Mencegah Halusinasi Sleep Paralysis
Sleep paralysis atau erep-erep cenderung tidak sering dialami oleh satu orang. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sleep paralysis. Berikut beberapa tipsnya:
- Pastikan Anda cukup tidur .
- Usahakan untuk bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari.
- Hindari alkohol dan kafein beberapa jam sebelum tidur.
- Cobalah untuk tidur miring. Tidur telentang dapat membuat kelumpuhan tidur lebih mungkin terjadi.
- Matikan ponsel Anda dan perangkat digital lainnya sebelum tidur.
- Hilangkan stres sebelum tidur dengan bermeditasi, mendengarkan musik, atau mandi air hangat.