SUKABUMIUPDATE.com - Asal Usul Depresi masih menyisakan ragam pertanyaan di kepala. Meskipun, tidak banyak dari kita yang penasaran kapan pertama kali kelainan mental ini diberi nama depresi.
Tidak jarang pula, orang menganggap bahwa depresi merupakan kelainan yang dibuat-buat oleh penderitanya untuk menarik perhatian orang sekitar. Artinya, masih banyak orang yang tidak peduli bahkan acuh ketika mengetahui orang terdekatnya mengalami gejala depresi.
Artikel berikut tidak membahas kapan pertama kali depresi terjadi dan apa yang menjadi pemicu terjadinya depresi. Akan tetapi, akan lebih spesifik membahas Asal Usul Depresi di Era Filsafat Yunani dan Romawi Kuno.
Baca Juga: 14 Ciri Anak Laki-laki Memiliki Kepribadian Baik, Bunda Perhatikan Sikapnya
Untuk menambah wawasan terhadap gangguan mental yang satu ini, yuk simak sejarah depresi versi era filsafat yunani dan romawi kuno, sebagaimana dilansir dari Very Well Mind:
Asal Usul Depresi Versi Era Filsafat Yunani dan Romawi Kuno
Hippocrates seorang dokter Yunani, berpendapat bahwa depresi pada awalnya disebut dengan melankolia yang disebabkan karena ketidakseimbangan empat cairan pada tubuh yang disebut dengan humor yaitu empedu kuning, empedu hitam, dahak, serta darah.
Akan tetapi, dia mengira melankolia disebabkan oleh terlalu banyak empedu hitam di limpa. Dan perawatan pilihan Hippocrates untuk depresi pada saat itu termasuk mandi, olahraga, dan diet.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Anak Remaja Kurang Kasih Sayang Orang Tua, Rentan Depresi
Selain itu, seorang filsuf sekaligus negarawan Romawi yang bernama Cicero mempercayai bahwa melankolia memiliki penyebab psikologis seperti rasa marah, ketakutan, hingga kesedihan.
Dan pada tahun-tahun terakhir sebelum era umum, meskipun ada beberapa langkah menuju keyakinan terhadap apa yang menjadi penyebab depresi yang lebih bersifat fisik dan mental, namun masih juga terdapat kepercayaan yang sangat umum di kalangan masyarakat Romawi yang terpelajar bahwa depresi dan penyakit mental lainnya disebabkan oleh setan dan kemarahan para dewa.
Meskipun tidak ada satu orang pun yang dapat diakui sebagai penemu depresi, akan tetapi ada banyak pemikir hebat yang ide-idenya berkontribusi dan akan terus berkontribusi pada semakin berkembangnya pengetahuan kita tentang apa sebenarnya penyakit ini.
Sekilas Tentang Depresi
Depresi merupakan kondisi kesehatan mental yang membuat penderitanya mengalami gangguan suasana hati (mood) yang umumnya ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan. Alhasil, menyebabkan hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
Bahkan, hal ini dapat berakibat pada terganggunya aktivitas sehari-hari, pekerjaan, bahkan hubungan sosial, bahkan paling fatal penderitanya dapat berpikiran untuk bunuh diri. Selain itu, seseorang dapat dikatakan depresi jika mengalami gejala depresi selama 2 minggu berturut-turut.
Baca Juga: 14 Cara Mendidik Anak Agar Memiliki Kepribadian Baik, Jadi Bunda Teladan!
Depresi dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa pria maupun wanita.
Gejala depresi yang muncul dapat berupa rasa cemas, khawatir yang berlebihan, emosi yang tidak stabil, rasa putus asa atau frustasi, mudah merasa lelah, tidak bertenaga, pusing, dan nyeri tanpa penyebab yang jelas, sehingga menurunnya selera makan.
Penyebab depresi bisa bermacam-macam, berupa faktor genetik, zat kimia di otak dan hormon. Beberapa faktor pemicu depresi juga dapat berupa tekanan batin karena masalah pekerjaan dan keuangan, peristiwa traumatis.
Sumber : Very Well Mind